Waw, 2,1 k readers ;)
Ga nyangkaSoobin sudah merasa lebih baik setelah bertemu Jisu dan menceritakan semuanya.
"Sudah ya, kau pulang sekarang. Orang tuamu pasti khawatir, ya ?" Ucap Jisu sambil menghapus air mata Soobin menggunakan kedua telapak tangannya.
"Kalau ada masalah lagi, ceritakan padaku saja ya ? Jangan mencari pelarian seperti ini, ya ?" Jisu menunjuk kaleng minuman berakhohol yang tergelatak di atas meja minimarket.
Saat Jisu sibuk mengomel padanya, Soobin malah menatap gadis dihadapannya itu tanpa berkedip sedikit pun.
"Ada apa ? Ada yang akan kau ceritakan lagi ?" Tanya Jisu saat ia menyadari tatapan Soobin.
"Tidak, tidak ada." Soobin mengusap sisa air matanya lalu menghirup masuk ingusnya kembali.
"Sungguh ?" Tanya Jisu memastikan, dan dibalas anggukan dari Soobin.
"Bahuku selalu ada untukmu, Soobin. Tenang saja," kekeh Jisu sambil menepuk bahu sebelah kanannya.
"Tidak, sekali ini saja. Aku tidak mau terlihat lemah lagi dihadapanmu, Jisu".
"Aku tidak menganggapmu seperti itu, Soobin," ucap Jisu sambil menggelengkan kepalanya.
Sungguh, ia tidak pernah menganggap Soobin itu lemah atau sebagainya. Tidak sedikit pun.
Soobin menggeleng, ia menatap Jisu dalam.
"Karena, aku menyukaimu Jisu"
Deg
"Sayang, Soobin belum pulang ?" Tanya Eunha pada suaminya yang masih setia berdiri di depan pintu, menunggu putra semata wayangnya itu pulang.
"Sudahlah, kembali ke kamarmu. Aku akan menunggunya pulang," jawab Jungkook tanpa menoleh sedikit pun ke arah istrinya itu.
"Tapi say-"
"Apa kakimu masih terlalu sakit ? Apa perlu aku menggendongmu lagi ? Masukklah ke kamarmu," sergah Jungkook.
Eunha pun menghela napas panjangnya dan menurut saja. Dia tidak mau beradu mulut lagi dengan suaminya. Mungkin hari ini mereka tersadar dengan apa yang terjadi.
Mereka terlalu memikirkan diri sendiri dan masalah mereka masing masing, sampai lupa dengan Soobin. Selama ini mereka pikir Soobin akan baik baik saja selama mereka masih bersama.
"Baiklah, aku akan ke kamar. Selamat malam, sayang." Kemudian Eunha beranjak dan berjalan ke arah kamarnya. Kakinya masih terasa sakit, jadi ia sedikit pincang saat berjalan.
"Ah.. akh.." rintih Eunha. Ternyata masih mustahil untuknya berjalan sendiri.
"Kau baik baik saja ? Apa perlu aku mengantarmu ?" Tanya Jungkook. Ia mengalihkan perhatiannya pada Eunha saat ia mendengar rintihan Eunha.
Tidak ada jawaban dari Eunha. Jungkook pun memutuskan untuk menghampiri istrinya, meskipun masih ada rasa jengkel di hatinya.
"Eunha ?" Jungkook membelalak saat ia melihat istrinya itu menangis.
"Hey, hey, apa masih sakit ? Apa perlu aku telepon dokter untuk datang kemari ?" Jungkook langsung membuka ponselnya dan mengetikkan nomor di keypadnya.
"Ti-tidak, Jungkook. Ini sudah baik baik saja-hiks." Eunha menahan tangan Jungkook yang akan menekan tombol hijau bergambar telepon itu.
Jungkook pun berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
SSAEM [2nd REVISI] ✔
FanfictionKisah cinta yang belum tamat akan diselesaikan dan memiliki akhir indah disini. [Bangchin] Start : 28.04.20 End : 15.08.20 2nd Revisi : 23.10.21 - 24.10.21