Ya begitulah, Yoongi dan Yewon malah beradu argumen di depan para guru dan staff yang ada disana.
"Apa lagi ? Kau masih kesal denganku ya ?"
"Diam ! Atau kubakar kau sekalian dengan daging daging ini".
Pemandangan yang sungguh tidak menyehatkan bagi para jomblo. Meskipun mereka tidak berhenti beradu argumen, tapi mereka tetap membantu satu sama lain untuk memanggang daging.
Karena kebetulan saat Yoongi datang, dagingnya sudah habis.
Karena sudah malam, yang lain memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan pergi tidur. Disana hanya menyisakan Jhonny, Doyoung, Jiho dan Seunghee yang sedang sibuk membersihkan sisa makanan dan bungkus plastik dari makanan yang mereka konsumsi tadi.
Sesekali mereka ikut terkikik saat mendengar perdebatan tidak berfaedah dari Yewon dan Yoongi.
Jika mereka boleh mengatakannya dengan jujur. Yewon dan Yoongi ini terlihat seperti suami istri yang baru saja menikah. Masih dalam tahap manis manisnya.
Dan sedangkan mereka yang masih jomblo hanya terkikik sambil mengingat status mereka yang mengenaskan itu.
"Apa ?" Tanya Yoongi pada Yewon yang sedang menatapnya tajam.
"Ambilkan piringnya !" Jawab Yewon galak.
Saat itu, mereka berempat terperanga sesaat. Yewon tidak pernah berbicara dengan nada setinggi itu dengan mereka.
Tapi, ini apa ? Ia malah berbicara menggunakan nada setinggi itu dengan Yoongi yang merupakan atasan mereka.
"Apa kau kira aku bisa membaca pikiranmu ?" Omel Yoongi sambil berjalan mendekat ke arah meja dan mengambil piring.
"Apa kau tidak tau apa yang namanya itu kepekaan, Yoongi ? Kenapa kau tidak pernah peka, huh ? Dari dulu hingga sekarang, susah sekali sih membuatmu peka" Nah kan, Yewon jadi emosi dan bawa bawa gak pekaannya si Yoongi.
"Apa hubungannya kepekaanku dengan piring dan daging ?" Tanya Yoongi sambil menyerahkan piring pada Yewon.
"Tidak ada," jawab Yewon sinis.
"Tapi ada hubungannya denganku," gumam Yewon pelan. Meskipun pelan, Yoongi masih bisa mendengarnya.
Mendengar itu, Yoongi menjadi senyum senyum tidak jelas. Membuat Jiho yang kebetulan sedang membersihkan meja didekat Yoongi menjadi sedikit ngeri.
Jujur saja, ini pertama kalinya Jiho melihat Yoongi tersenyum. Dan itu, terlihat mengerikan baginya.
"Eh, Doyoung ssaem. Apa kau pernah melihat sajangnim tersenyum ?" Tanya Jiho pada Doyoung yang tidak jauh darinya.
"Tidak. Dia tidak bisa tersenyum. Bukan begitu ?" Jawab Doyoung enteng. Doyoung masih sibuk mengelap meja yang ada dihadapannya dan tidak menoleh sedikitpun ke arah Jiho.
Ya, mungkin lebih baik begitu. Karena Doyoung bisa saja berteriak jika ia menoleh dan mendapati wajah Jiho yang berada tepat di hadapannya.
Jiho adalah tipe orang yang selalu mendekatkan wajahnya saat berbicara. Berbicara biasa saja lawan bicaranya sudah harus menarik wajahnya jauh jauh, apalagi berbisik seperti ini. Bisa bisa lawan bicaranya mengira ia adalah hantu saking dekatnya.
"Tapi aku tadi melihatnya. Ia tersenyum, karena Yewon ssaem," lanjut Jiho.
Bulu kuduk Doyoung berdiri. Bukan apa, ia merasa Jiho benar benar dekat dengannya. Sampai sampai ia bisa merasakan hembusan napas Jiho mengenai daun telinganya.
"Yasud—"
"Heol !"
Selamatlah Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SSAEM [2nd REVISI] ✔
FanfictionKisah cinta yang belum tamat akan diselesaikan dan memiliki akhir indah disini. [Bangchin] Start : 28.04.20 End : 15.08.20 2nd Revisi : 23.10.21 - 24.10.21