(6) Immanuel Valandra

510 20 2
                                    

El bentar yaa author minjem lapak kamu dulu buat curhat.

Heh para pembaca, jangan pelit-pelit buat vote sama komen dong. Jangan jadi penghalang kebahagiaan author. Pokoknya author minta votenya yang banyak! Awas aja gak di vote, author santet!
Gak ada vote, gak ada lanjut cerita ya wkwkkwk. Nangis banget.

Dah sayang, makasih ya. Nanti malem aku kasih jatah buat kamu El 💋

Oke thorr, saya lanjut kepart saya ngomong yaa.

....

Setelah mengungkapkan yang sebenarnya kepada Mou. Hati saya cukup lega. Baru cukup ya, belum sepenuhnya. Saya tertawa geli melihat tingkahnya yang nampak malu-malu setiap kali saya lontarkan gombalan. Tapi sebisa mungkin Mou tutupi. Saya tau dia gengsi dan jual mahal. Itulah yang saya suka darinya. Tidak seperti wanita lainnya. Atau mantan-mantan saya terdahulu.

Saya tau cincin berlian yang dia minta hanyalah ceplosan asal dari mulutnya. Tapi tidak apa, untuk Mou abang rela menyerahkan seluruh harta abang. Saya sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Niat menghantarkan Mou pulang. Walau sudah di kasih lampu hijau untuk tidak dibawa pulang oleh Bundanya. Saya masih laki-laki yang bertanggung jawab.

Tapi sebenarnya, didalam sisi saya yang lain. Mereka meronta-ronta untuk membawa Mou saja. Kalau bisa di kurung, dipeluk terus, dicium terus. Bahkan sampai... Hemm sudahlah. Belum saatnya El.

"Terima kasih ya Mou, sudah mendengarkan saya. Untuk cincinnya besok saya kasih." ucap saya sambil membukakan pintu mobil untuk Mou turun.

"Eh aku cuma bercanda. Gak usah kok serius deh." Mou terlihat gelagapan dan berusaha menutupinya dengan menyelipkan helaian rambut kebelakang telinganya.

"Santai.. Saya serius mau kasih kamu cincin. Yaudah sana masuk, istirahat. Besok saya mampir ke kedai kamu."

Mou hanya mengangguk.

"Saya pamit ya. Malam.."

Saya berjalan memasuki mobil.

"Eh tunggu!." Teriak Mou saat saya sudah duduk di balik kemudi.
Lantas saya menyembulkan kepala keluar jendela.

"Kenapa Mou?."

"Mmmm.. Kamu gak mau minta nomor HP aku."

Ahahahaha Yes.. Yes Yess!! Hatiku gembira.

Aku mengeluarkan HP dan memberikannya pada Mou.

"Masukin nomor kamu ke kontak saya ya."

Diapun menekan angka-angka, dan mengetik nama kontak.

"Dah nih.. Aku masuk dulu ya, kamu hati-hati di jalan." Dia berbalik, meninggalkan saya yang melambai sambil tersenyum gembira didalam mobil.

"One step closer El! Wohooa Yes yes yessss yessss..."

Tok tok tok

Eh satpam?

Saya menurunkan kaca mobil yang sudah terbuka setengah menjadi full terbuka. lalu bertanya pada satpam, yang bername tag Saipul itu.

"Kenapa ya pak?."

"Anu mas, tadi ngapain ya? Kok teriak yes yes gitu. Mobilnya juga goyang-goyang. Saya kebetulan lagi keliling ini."

Tolong! Saya gak akan melakukan yang mantap-mantap di mobil pak Ipul, please deh ih. Gak modal amat, sewa hotel lah. Jadi satpam nethink amat.

"Ohh, saya lagi seneng pak. Abis dapet nomor gebetan, bukan nae-nae didalam mobil. Santuy pak, santuy." Ucap saya sambil mengeluarkan cengiran khas kuda.

My Lovely MouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang