Allecia Mourine Point Of View
.....Entah mengapa semenjak mengenal Ka El lebih, aku semakin terkagum. Awalnya memang aku sudah mengangumi sih. Siapa yang tidak terkagum jika tampangnya seperti itu. Keahliannya disegala bidangpun patut di acungkan dua jempol.
Kalau bisa jempol kakiku akan kuberikan sebagai penghargaan untuk dirinya. Dia juga perhatian kan? Tidak salah kan kalau aku baper? Biasanya jika dalam situasi seperti ini, anak remaja akan saling bercerita kepada teman baiknya.
Tapi aku? Teman saja tidak punya. Apalagi teman baik. Jauh dari kata pertemanan. Semenjak mengenal Kak El, aku baru merasakan yang nanya memiliki teman. Kalian bisa membayangkan bagaimana keadaanku kan?.
Hari ini adalah hari terakhir Ka El mengikuti Ujian akhir sekolah. Berat rasanya jika tau bahwa orang yang selama ini baik padaku, akan meninggalkan aku di sekolah berisikan iblis ini. Mereka iblis, aku dan Kak El tidak.
"Alle bangun dong! Bantuin Bunda jemurin cucian!."
Memang sudah jadi tradisi jika Ujian akhir, adik-adik kelas diliburkan. Berakhirlah aku dikamar. Bangun siang, dan jarang mandi.
"Udah bangun Bun.. Bentarr!."
Kenapa selalu di gangguin kalo lagi ngelamunin nasib.
"Buruan gausah halu terus. Cucian menunggu tuh!."
Huft untung sayang.
Ayo Alle besok udah masuk sekolah. Jangan malas, lanjutkan aktivitas. Dan harus menerima dengan ikhlas. Kalau harus terpisah dari Kak El, dan tidak bisa memandang wajahnya setiap hari.
Bisa ikutan lulus juga gak sih? Jadi galau gini.
"Alleee!!! Buruan! Buset dah punya anak gadis gak ada rajin-rajinnya."
"Iyaa Bundaa ini otw keluar!."
Heran, jadi keluarga sukanya teriak-teriak terus.
Aku keluar dari kamar, mengikuti perintah yang Ibunda Ratu berikan. Menjemur cucian, menyapu halaman, menyiram tanaman, dan terakhir adalah memijat kaki Bunda. Kira-kira hanya itu kegiatan yang aku lakukan selama libur Ujian akhir. Mungkin jika orang lain akan berlibur bersama dengan teman-temannya.
"Bun.. Kira-kira, kalo Alle naksir sama cowok, Bunda bolehin Alle pacaran gak?." Tanyaku sambil memijat kaki Bunda.
"Boleh aja, asal jangan macem-macem. Kamu anak perempuan, harus bisa jaga diri. Cari cowok yang bertanggung jawab, setia, bisa diandalkan, bisa jagain kamu, bisa membimbing kamu kejalan yang benar, taat sama Tuhannya, gak kasar sama perempuan, gak....."
"Bunnnnnnn.... Ini bukan Malam midodaren. Please wejangannya gak usah banyak-banyak."
Ampunn dehh.. Baru mau pacaran udah kayak gini.
"Duh kamu tuh gimana sih, Bunda tuh nasehatin yang bener. Lagian mana ada Ibu yang rela menyerahkan anak gadisnya ke laki-laki yang salah. Gak ada Alle."
Tapi kan aku masih kecil juga. Kenapa seruntut itu wejangannya.
"Emangnya kamu naksir siapa?." Lanjutnya.
"Yaa ada deh pokoknya. Tapi Alle takut dia gak suka sama Alle. Tapi Alle yakin dia suka, soalnya dia perhatian gitu Bun sama Alle."
"Lah gimana si, ngapain takut kalo kamu ngerasa dia suka sama kamu. Udah tembak aja sekarang. Daripada nyesel kan, nyesel tuh datengnya belakangan. Nanti keduluan orang loh."
"Dih apaan sih Bun.. Alle kan cewek, masa cewek nembak cowok sih. Kebalik kali.."
"Gausah ikutin kebiasaan, jadilah yang berbeda. Biar unik."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Mou
Humor🚫🔞🚫 Allecia Mourine namanya, wanita berumur 25 tahun yang masih betah dengan kesendiriannya. sibuk dengan usaha ice cream yang dia bangun dari umur 19 tahun. Mengapa Alle betah sendiri? Jawabannya ada di sosok lelaki yang pernah dicintainya dulu...