Bagian 26

33 2 0
                                    

Gya menganga. "Kau gila. Aku tidak mau!" Seru Gya tajam.

Apa-apaan orang ini sudahkah ia tahu bahwa Gya sungguh membencinya. Dengan tenangnya ia mengatakan menginginkan Gya untuk selalu bersamanya hingga maut menjemput. Pria ini benar-benar membuat Gya jengah.

Gya mendorong Prince pelan dengan jari telunjuknya. "Aku tidak mau Prince Keanu Askar"

Prince melihat Gya datar. "Tidak ada penolakan nona Gya Luana Aurora Black" ringan datar khas suara Prince.

Gya membuang nafas lelah. "Tak ada yang bisa melarangku Prince baik itu kau maupun keluargaku sendiri aku berpendirian teguh"

"Terus apa maumu sekarang?!" Prince mendekat lagi yang langsung diberhentikan Gya lewat telunjuknya yang mengarah langsung pada Prince.

"Aku ingin pergi jauh darimu" Gya meninggalkan Prince seorang diri.

Ia menuruni tangga berpapasan dengan Marina dan juga Marsha. Marina melihat Gya sinis dan Gya hanya acuh saja.

"Oh maaf kamu temannya Prince kah? Tanya Marsha basa-basi.

"Perkenalkan saya Gya bukan siapa-siapanya disini" Gya tersenyum menyalami Marsha.

"Terus Princenya mana?" Tanya Marsha heran.

"Prince ada diatas tante. Saya permisi!" Gya pamit tanpa menghiraukan Marina yang sedang menatapnya tajam.

"Ada apa Mar?" Tanya Marsha pada anak sulungnya. Marina menggeleng, ia mengajak ibunya menemui Prince diatas. Prince sedang menyelami pikirannya. Sulit untuk menggapai Gya saat ini dan ternyata perempuan itu tidak bisa dianggap remeh.

Seseorang menelfonnya ialah anak buahnya, Zack. "Ya ada apa?"

"Kau yakin Zack?" Alis Prince mengkerut. "Baiklah tunggu aku disana"

Prince memutar badannya untuk mengikuti Gya kembali.

"Prince kamu mau kemana?" Tanya Marina geram dengan kebiasaan Prince yang melewatinya begitu saja.

"Lihat kan bun?" Tanyanya pada ibunya. "Bunda lihatkan, dia itu selalu begitu gak pernah hargain aku sama sekali" Marina teriak di sisi ibunya.

Marsha melihat dengan jelas raut wajah Prince ia tak melihat binar cinta disorot mata itu ia hanya melihat sorot seorang sahabat dimatanya.

"Bunda?!" Marina kesal dengan ibunya yang malah melamun.

"Mar, Prince tidak mencintaimu" gumam Marsha meninggalkan Marina sendiri.

***

Australia.

Ya setelah kabur yang sia-sia Gya kembali lagi keAussie.

Gya terkekeh dengan kelakuan Helmi. "Yak kenapa dengan bibirmu itu huh tak pegalkah kau terus tertawa begitu?" Seru Helmi serta memelototinya.

Bagaimana Gya mau berhenti tertawa sedangkan saat ini Helmi berpenampilan sangat sangat lucu.

"Gya kau lanjutkan lagi tawamu dan akan ku akhiri semuanya" ancam Helmi.

"Baiklah baiklah. Kau pria tapi mulutmu melebihi wanita kak" Gya mencibir.

Helmi mendelik "emang aku begini ulah siapa huh? Memakai gaun begini, high hills begini, oya jangan lupakan wig murahan begini" ingin sangat Helmi membakar semua benda laknat yang melekat ditubuhnya namun ia urungkan saat melihat Gya yang berkaca-kaca menatapnya.

Help me! Siapa yang naruh bawang dimatanya sih?! Geram hati Helmi.

"Siang" ceria Marlina di daun pintu, ia mengernyitkan alisnya heran. Kenapa ada manusia spesial di kamar nona Black?!

"Hai Marlie" sapa Gya balik dengan ceria membuat Helmi menganga syok! Kemana perginya kesedihan tadi?!

Marlina mendekat. "Hei nona siapa dia?" Tanya Marlina akhirnya karena penasaran akut dengan orang spesial itu, ia sedikit mengenali orang itu. "Hai ladies!" Sapa Marlina.

Gya terbahak-bahak sedangkan yang disapa menunjukkan wajah malasnya. Wajah Helmi tertutup dengan makeUp siapa lagi kalo bukan ulah Gya taklupa wig hitam lurusnya kontras dengan badannya yang kuning langsat minus bahu bertatonya tidak membuat ia lebih feminim.

Bumil brengsek....

"Gak baik lho kak, mengumpati orang!" Sindir Gya.

Marlina menggaruk rambutnya tak paham ia tanya pun gaada yang menjawabnya.

"Ia Princess Helmi" jawab Gya seraya tertawa-tawa.

Marlina melotot syok. "Serius demi apa? Kau cantik sekali" celetuk Marlina sekenanya.

Helmi mendelik seraya mendekat ke arah Marlina langsung mengecup bibirnya tanpa basa-basi. Gya memutar matanya jengah sebab itulah Helmi terperangkap jebakan Prince tempo hari karena yang ia pikir itu Marlina kekasihnya melainkan Marina saudari kembar Marlienya belum ada yang mengetahui motif keduanya terpisah karena setahunya Robby sang ayah pergi meninggalkannya tanpa kabar sejak mereka masih kecil.

"Sudah ih. Kalian seperti lesbian" kelakar Gya.

Helmi melepaskan pagutannya. "Yuk honey kita pergi ada manusia labil disini" ketus Helmi membawa Marlina ke kamarnya.

"Eeh tunggu sayang. Aku mau ngecek kandungan nona Black dulu" Marlina menahan tubuhnya.

"Heh nyonya Marlie panggil aku Gya saja. Kau lebay sekali serasi dengan orang jelek itu" tunjuknya dengan gembungan di pipi dengan lidah yang ia dorong dari dalam.

Helmi berjingkat acuh lebih menyebalkan lagi saat melihat cermin yang di dalamnya berisi orang cantik meniru gayanya, karena memang itulah dia. Berkat jenggot yang tidak pernah tumbuh di dagunya.

Double shit!!

BLACK FLOOZY     ~ (Selesai) ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang