Bagian 5. FLASHBACK

81 4 0
                                    

Emi memasuki mobil merci i8nya dengan bringas sambil membuang sarung tangan karetnya berwarna senada dengan kulitnya taklama terdengar suara notifikasi di ponsel canggihnya.

Abang:Dek ga usah marah begitu.

Me:Apa Pedulimu?

Setelah membalas pesan singkat itu Emi menarik rem tangan mobilnya dan menarik tuas persnelingnya dengan cepat.

Beberapa kemudian dia sudah sampai di depan rumah megahnya dengan langkah cepat plus ekspresi datarnya.

Emi Pov.

Aku sungguh kesal dengan kakak laki-lakiku satu-satunya itu menurut dia hidupku lelucon apa? Hingga dia bicara seperti itu.

"Bangka?"

"Ada apa adikku sayang?"

"Pulang kerumah yuk"

"Ck. Lo mau pulang? Pulang aja sono gue masih mau sendiri"

"Tapi bang? Gya mau sama abang pulangnya"

"Gak usah manja bocah, kita hidup begini bukan dari kemarin hari tapi udah taunan dan hari ini kerja lo bagus. Thank you adikku cantik"

Off.

Emi meremas kaleng minuman yang isinya sudah habis ia tenggak dengan kasar setelah penyok dia membuangnya asal dan menuju kamar Jassi di pagi buta seperti sekarang ini.

Dor dor dor.. gedoran pintu yang dilayangkan Emi membuat siempu tersadar dari tidurnya lalu bergegas membuka pintu.

Klek..

Jassi memandang kaki Emi dengan gugup, kebalikan yang dilakukannya di sekolah yang memandang Emi dengan tajam.

"Hai bitch!! Berapa hari kamu gak menjalani rutinitasmu? Sekarang mau alesan apa lagi?" Tanya Emi dengan smirknya sambil bersedekap dada senderan di kusen pintu.

Jassica menelan ludahnya paksa merasa sangat takut dengan sosok Emi yang sebenarnya.

Sontak Emi tertawa terbahak-bahak lalu melangkah pergi dari sana menuju lantai tiga dengan melewati tangga.

Setelah kepergian Emi. Jassi menutup pintu keras lalu merosot kebawah menyender di daun pintu sambil terisak.

Hiks hiks.

"Kenapa harus gue yang lo benci Gya, kenapaaa?"

Hiks hiks

****

"Jassi kok kamu nangis?" tanya Emi kecil berusia sama dengan Jassi sahabat baiknya.

"Gya_hiks boneka teddyku jatoh ke parit" Jassi kecil berumur 5 tahun menunjuk kearah parit dekat rumahnya yang lumayan kencang dan keruh akibat dari terguyur hujan lebat tadi siang.

Dan saat ini Emi dan Jassi sedang berjongkok di sisi trotoar lebih tepatnya Emi yang akan hendak turun ke dalam parit.

"Jangan Gya ntar jatuh, terus gak ada yang nolongin lagi" Cegah Jassi meraih lengan Emi.

"Emang kamu gak merasa sayang sama boneka pemberian aku Jass?" tanya Emi sedih, "Padahal itu kenang-kenangan dari aku sebelum aku berangkat ke Rusia hari ini" lanjut Emi dengan sorot terlukanya hingga membuat mata Jassi berair.

BLACK FLOOZY     ~ (Selesai) ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang