BLACK FLOOZY ~ (Selesai) ~

Bagian 32

Gya menghembuskan nafas lelahnya ia telah sampai di apartemen barunya beserta Helmi yang menyusulnya ke London.

"Sudahlah Gya kita pulang saja" kekeh Helmi yang kesekian kalinya.

"Sama dengan yang sebelumnya. Aku takkan pulang sebelum mendapatkan informasi yang jelas"

Kini Gya berada di mansion megah milik Arseno di tengah malam setelah berdebat alot dengan Helmi yang keukeuh menyuruhnya untuk pulang bersamanya dengan pendirian Gya yang kuat Helmi hanya bisa mengalah. Gya meneliti sekelilingnya tidak ada orang yang melihatnya ia melangkah ninja masuk kedalam ternyata gelap!!

Ia sudah berhasil masuk tinggal mengobrak-abrik isinya. Perabotan yang tertutup kain putih hampir seluruhnya ia menaiki lantai dua yang disuguhkan pemandangan sama!!  Perabotan yang tertutup kain putih.

Ia heran kenapa rumah kosong perabotan rumahnya selalu ditutup kain putih? Gak warna-warni gitu? Atau bermotif gitu seperti polkadot kan kalerful!!

Gya menyibak sebuah figura ditembok ia melihat figura satu keluarga di dalamnya ada Nara ibunda Prince serta ayahnya dan juga lansia yang terlihat gagah mungkin ialah tuan Arseno sedang menggendong bocah laki-laki usia 2 tahun serta disampingnya terdapat laki-laki usia hampir setengah abad melihat kearah kamera dengan datarnya. Ia bisa memastikan bahwa itu mungkin saja kakeknya, Black Hugo.

Gya menegang seseorang telah menepuk bahunya. Ia menoleh dan mendapati seseorang berpakaian lusuh tempo hari yang menyapanya.

"Anda sudah lancang masuk kemari tanpa ijin nona" orang itu berkata dengan datarnya.

"Oh maafkan aku paman. Aku hanya penasaran dengan isinya saja" Gya bersusah payah mencari alasan.

"Tidak ada yang bisa masuk kemari tanpa ijin nona kecuali kau mempunyai darah keluarga ini!" Selidik orang itu.

Gya tergagap ia tidak mengetahuinya bukan berarti ia tak paham dengan ucapan orang itu. Ya dia tahu tidak sembarang orang bisa memasuki hunian dengan penjagaan super canggih.

Pantas saja saat ia memegang handle pintu terasa ada yang menyengatnya tanpa ia perhatikan itu adalah pinger print ia terlalu senang saat tahu pintu itu dengan mudahnya terbuka.

"Siapa kau?" tiba-tiba suara bass terdengar dari orang itu taklupa tatapan intimidasinya. Mata Gya bergetar ia terintimidasi padahal ia juga sama dengan orang itu.

"A-aku..!" Gagap Gya. Orang itu masih menunggu dengan alis terangkat. Ternyata pakaian lusuh hanya untuk menipu agar tidak dicurigai orang-orang.

Dorrr.

Tembakan keluar dari saku jaket bolongnya. Dan Gya berhasil dibuat tercengang bolongan itu berisi beberapa moncong pistol terlihat dari ujung pistol magnum berbagai jenis. Gya menelan ludah kasar.

"Aku Gya Luana Aurora Black" akunya kearah orang itu.

Orang itu malah mengeluarkan pistolnya dari saku celananya menodongkan langsung ke pelipis Gya. "Di dunia ini banyak pendosa nona. Aku tidak akan percaya semudah itu"

Gya berdecih. "Baiklah baiklah aku memang pendosa tak usah kau sebutkan juga aku sudah tahu. Lagi pula siapa kau seakan kau penjaga rumah ini saja?" Gya menepis pelatuk itu dari pelipisnya.

"Baiklah nona. Berhubung aku baik hati dua kali aku telah membiarkanmu seperti sekarang ini. Jadi keluarlah" usirnya halus.

Jadi saat bertemu dengannya kemarin ia sudah dicurigai? hebat sekali pria ini. "Baiklah paman terimakasih atas kebaikan dua kalinya!" Sindir Gya. "Dan semoga bertemu kembali denganmu" orangtua menyebalkan! tambah Gya dalam hati.

Brak.

Gya membanting pintu apartemennya dengan keras bahkan menimbulkan getaran kecil membuat Helmi yang tertidur disofa pun terjungkal kelantai.

"Oh shit baby!" Erangnya seraya memegang pinggangnya. Tidak diindahkan oleh Gya ia melengos masuk kekamarnya dengan membanting pintu yang kedua kalinya.

"Astaga Gya" Helmi mengelus dadanya. "Benar-benar ibu hamil".

"Kenapa dengan dia?" Gerutu Helmi dengan kesalnya. Sudah jauh-jauh ia menyusulnya ke London dan ini balasannya. Sungguh luar biasa nona Black!