Bagian 41

37 5 4
                                    

Gya memutar-mutar badannya. Badannya tidak ada yang berubah hanya saja berbeda di bagian perutnya.

"Hei sayang anaknya bunda sudah berat ya?!" Ia terkekeh.

Sayangnya ini Indonesia bukan mancanegara hal tabu untuknya memperlihatkan seberapa besar perutnya kini.

Tok tok.

Pintu apartemennya diketuk pertanda salah satu orang kepercayaannya.

"Ya?" Orang tersebut membungkuk.

"Maaf nona mengganggu. Ada pesan dari tuan Helmi mansion anda sudah siap di huni" Gya mengangguk.

Mansion yang ia bangun untuknya serta keluarganya dan kini ia punya kebahagiaannya yang masih meringkuk di dalam perut. Ia tidak munafik selama ini ia menginginkan Prince tentu saja dengan hidup bersamanya namun ia sadar diri Prince terlalu rumit untuknya. Jadi biarkan ia hidup hanya berdua dengan anaknya saja kalo seperti itu.

Ting nong!

Bel apartemen berbunyi. Gya membukanya dan terlihat seorang pria tampan dengan senyuman yang menghiasi bibir indahnya berdiri di depannya dengan jas yang menutup tubuh tegapnya dengan sempurna bahkan Gya pun terpana melihatnya.

"Aku tau sayang aku ini tampan!" Pedenya.

Gya mengatupkan rahangnya dan memflatkan wajahnya. "Pedemu ternyata sudah pro juga" sindir Gya.

Prince terbahak "baiklah karena pangerannya sudah datang giliran tuan putrinya yang bersiap"

Prince membantu Gya berias. Dimulai dari mengepang rambutnya ala ala mawar Gya memandang takjub. "Bagaimana kau bisa?" Prince mengangkat bahu acuh.

"Aku melihat tutorialnya tadi saat kesini"

Gya menggeleng benar-benar tak percaya dengan isi otak cerdas seorang Prince.

Kini keduanya bergandengan tangan memasuki aula yang sudah diberi karpet merah. Gya gugup ini pertama kalinya ia bergandengan seperti ini. Banyak yang berbisik-bisik kearahnya apalagi dengan perut besarnya sekarang ini. Ia malu!

Gya meremas lengan atas Prince sungguh saat ini ia gugup luar biasa seakan mengetahuinya Prince melingkarkan lengannya kepinggang kekasihnya itu.

"Jangan dengarkan dan jangan lihat sayang rileks kita tidak akan lama" bisik Prince lembut. Gya mengangguk!

Ia menemui si punya acara mereka berjabat tangan. "Terimakasih telah datang pak Prince"

Prince tersenyum formal "sama-sama. Dan terimakasih undangannya!"

Orang itupun tertawa. "Wah kau membawa gadis pak Prince?"

Prince tersenyum. "Kenalkan ia istriku"

Orang tersebut terkejut. "Woah aku tak menyangka kau sudah menikah tuan muda! Hay cantik perkenalkan aku Ecio Gustav!"

Gya menjabat tangan tersebut. "Gya" singkat padat dan jelas. Taklupa senyum tipis terurai dari bibirnya.

"Aku kira kau akan menikahi tunanganmu itu?" Gurau Ecio.

Prince tersenyum maklum. "Maaf Tn. Gustav saya hanya sebentar kesini. Selamat atas ulang tahun perusahaan yang semakin jaya dan saya mendoakan semoga kedepannya perusahaan anda akan lebih maju lagi"

"Amin. Terimakasih tuan muda" Prince mengangguk.

Mobil.

Gya manyun sedari tadi ia mendelik kearah Prince yang sedang menyetir merasa hawa panas dari sampingnya Prince semakin diam ia takut induk macan itu mengamuk.

Pantai?

Satu kata yang ada dibenaknya saat ini.

"Prince?" Ia melihat kearah mobilnya yang kosong. Ia mencari kesekelilingnya namun sama saja nihil!

"Kemana dia sih?" Gya menelusuri pantai yang sepi disekelilingnya terdapat bunga warna-warni yang menyejukkan indra penciumannya dan anehnya kenapa ada bunga disini? Gya melangkah hingga memijaki sebuah karpet merah yang terbentang sampai ke depan. Dikelilingi tiang lampu lampu cantik ia melihat sebuah panah yang menunjuk kearah depan lalu ke langit Gya melihatnya sebuah kata terlukis cantik di depannya.

WELCOME TO MY WIFE

Gya tersenyum lebih ke menertawakan dirinya sendiri. "Sejak kapan aku menikah? Dasar gila!" Makinya.

Dan kata-kata tersebut berubah menjadi panah kearah sampingnya. Ia mengikuti arah tersebut dan sampai pada sebuah meja makan yang dikelilingi oleh lilin aromaterapi yang membuatnya rileks.

Gya menolehkan badannya kebelakang hingga.

"You Marry Me?" Prince memberikan sebuah bunga mawar merah untuknya bahkan tidak hanya bunga karena di dalamnya ada sebuah cincin cantik yang memukaukan netranya.

Gya menutup mulutnya syok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gya menutup mulutnya syok.

"Nona Gya you marry me?" Tanya Prince tegas. Tahukah ia bahwa saat ini Prince merasa pegal dengan terus melipat kakinya begini.

Seakan tersadar Gya tersenyum mungkin kali ini ia tidak boleh egois lagi sebab ada kehidupan yang menantinya sebuah kebahagiaan keluarga yang lengkap.

"Yes! I will"..

Prince lega ia memeluk hangat Gya seraya mengecup tangannya hangat. Cincin tersebut sudah terpasang cantik ditangannya.

Giliran Prince yang memberikan pasangan cincin tersebut. Dengan senang hati Gya memasangkannya di jari manis Prince.

"Terimakasih sayang." Ia mengelus anaknya sayang. "Hei kau tau? Bundamu luluh juga. Terimakasih sayang kau membantu ayah kali ini"

Gya tercenung.

"Kenapa kata-katanya my wife?" Itulah pertanyaan sedari tadi yang ada dibenaknya.

"Karena!"Prince menggaruk tengkuknya gatal. "Aku sudah mendaftarkan nama kita di KUA dan aku sudah dapat sertifikatnya"

Gya mendelik hatinya tak tentu. "Oya setahuku bukankah harus dapat tanda tangan keduanya?"

"Ya!" Prince mengangguk ragu.

"Lantas?!"..

"Aku meminta anak buahku untuk dapat tanda tanganmu sesegera mungkin. Kau ingat saat kau menghilang bersama pak Bian- '

"Jadi Dodit anak buahmu?" Todong Gya. Ingatkah kalian saat semua aset yang Bian punya berpindah atas namanya.

Datanglah orang tersebut "maaf nona!" Sela pria yang bernama Dodit seraya menunduk dalam.

"Jelaskan." Gya meminum jus yang berada diatas meja.

"Tuan muda sudah mengancam saya nona" jawabnya jujur.

Gya mengangguk "baiklah tidak apa! Tapi jangan lengah. Dan aku bukan orang pemaaf tentu saja" Dodit menelan ludahnya paksa.

Prince mengerutkan hidungnya.

Mati aku!

BLACK FLOOZY     ~ (Selesai) ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang