Bagian 47 (Flashback to End)

67 9 9
                                    


Spesial Part...

Happy Reading...

Vote dulu baru baca!

^▽^


Gya merapikan pakaiannya, hari ini ia akan kembali ke Australia lagi. Air mata berjatuhan dari pipinya menyisakan sesak yang tidak ada ujungnya setelah percakapannya dengan Prince tempo hari tiba-tiba Jimmy Arfan datang kepadanya.

"Maaf nona. Ada tuan Arfan datang ia menanti nona di ruang tamu" ucap Dodit tangan kanannya.

Gya mengangguk ia menghampiri Jimmy yang sedang duduk seraya menghisap cerutunya si tua renta yang tidak sayang pada nyawanya.

"Ada apa anda kemari tuan Arfan? Saya kira anda tidak sudi untuk bertandang ke rumah saya" cibir Gya.

Jimmy tersenyum lalu terkekeh. "Mansionmu terlihat sangat indah nona Black" pujinya pada mansion baru milik Gya.

Gya menghela nafas. "Aku tahu kau kesini tidak ingin berbasa-basi?!"

Jimmy merubah raut wajahnya yang tadinya ceria hingga datar kemudian. "Ya kau sungguh cerdas nona Black. Aku tahu kau sedang hamil anaknya Prince. Dan aku juga tahu kalau kalian sudah menikah secara hukum tapi belum di agama nona! Prince sudah dijodohkan dengan Marina sejak ibunya ada jadi aku ingin kau tidak menghalangi hubungan mereka berdua."

Gya tersenyum getir. "Ya kau benar. Aku tidak boleh menghalangi keduanya karena mereka bersama sebelum denganku. Aku bisa mengerti itu walaupun anak ini ada karena sesuatu aku tidak masalah walau harus membesarkannya tanpa Prince. Anda tidak usah ragu dan risau kakek! Karena aku sudah mengatakannya pada Prince dan ia sudah menyetujuinya." Seru Gya panjang lebar.

Jimmy tersenyum "terimakasih nak. Aku sungguh tidak menyangka dengan kebesaran hatimu dan aku bangga padamu dan semoga kelak anakmu bisa secerdas dirimu"

Itulah percakapan yang membuat hati Gya sedikit tenang. Berarti dengan keputusannya seperti ini adalah jalan yang terbaik.

Helmi termenung begitupun dengan Marlina mereka sama-sama memikirkan nasib semuanya yang begitu sulit. Helmi ingin terus disamping Gya namun sekarang Marlina sudah ada disampingnya tak mungkinkan kalau dirinya terus memikirkan perasaan Gya dan melupakan perasaan istrinya sendiri.

"Huftttthh.........." Helmi menghembuskan nafasnya kasar.

Marlina menoleh "kenapa?" Helmi menggeleng.

Terdengar suara dari tangga mereka berdua menoleh dan ternyata, Gya. Yang sedang menarik kopernya turun dengan sigap keduanya menghampiri Gya keatas.

"Sini bumil jangan bawa yang berat-berat" koper tersebut berpindah ketangan Helmi.

"Mau berangkat sekarang Gya?" Tanya Marlina seraya membawa tas Gya.

Gya mengangguk. "Lalu mansion ini?" Tanya Marlina lagi.

Gya mengajak keduanya untuk duduk terlebih dahulu di sofa ruang tamu. "Sebelumnya jangan menyela" keduanya mengangguk.

Gya membuka tas kerjanya ia memberikan satu buah maf hitam pada Helmi. Dengan ragu ia membukanya.

Sebuah sertifikat mansion yang berada di Australia.

"Itu kado dariku. Selamat menempuh hidup baru untuk kalian" Gya berurai air mata ia sungguh senang bisa menghadiri acara penting bagi kedua kakaknya.

BLACK FLOOZY     ~ (Selesai) ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang