Bagian 34

36 3 1
                                    

Gya bangun dari tidur nyenyaknya ia mencium wangi masakan.

"Tumben" gumamnya.

Gya melongokan kepalanya dibalik pintu mencari spesies sama dengannya dan ia mendengar ribut ribut dari arah dapur.

"Kan sudah kubilang Prince aku tak kuat aku tak sanggup" ucap Helmi berderai airmata.

Prince melihatnya terkekeh. "Tak malu kah kau dengan jakunmu itu. Ngakunya laki cuman begituan doang kau menangis" ledek Prince.

"Baru kali ini aku menangis gara-gara bawang" sreettt.. sreettt.Prince berjingat jijik.

"Enyah kau darisini. Aku gak mau ya calon anakku tak sehat gara-garamu" Prince mengacungkan spatulanya kedepan Helmi.

Helmi girang bukan main ia melemparkan bawang bombay ke wadah bawang-bawangan lantas pergi darisana.

Gya melihat Prince haru. Ia tersenyum tipis plus malu-malu ia memeluk Prince dari belakang dan ia merasakan badan Prince yang menegang. Prince menoleh dan mendapati Gya yang sedang memeluknya dengan mata terpejam. Prince memutar badannya hingga dadanyalah yang dipeluk Gya.

"Mau apa nyonya Askar?" Gya mendongak.

Gya menggeleng selang beberapa menit ia mengangguk Prince dibuat bingung dengan tingkahnya.

"Sepertinya makan papeda enak!" Cicitnya.

Prince mengangkat alisnya. Tumben sekali Gya ngidam biasanya juga ia yang ngidam. "Baiklah akan aku buatkan"

Gya tersenyum "memangnya kau bisa?" Ledeknya diakhir.

"Jangan mengejekku nyonya" Prince mengaduk supnya santai serta menaruhnya di mangkuk besar.

Gya menopang dagu "baiklah tuan Askar. Aku ingin klepon jadi buatkan sama persis dan sama enaknya" Gya tersenyum menyebalkan melenggang dari dapur menuju kamarnya. Ia menelfon seseorang. "Dimana abangku?" Gya bertanya dengan geramnya.

Hanya kekehan yang terdengar dari sebrang.

"Dimana abangku?" Ulang Gya.

"Kau gak perlu mengetahuinya nona Black. Yang perlu kau tahu Major ups Kafka baik-baik saja" orang diseberang terkekeh.

"Kak Allard!hiks" tiba-tiba airmata Gya luruh.

"Hey hey hey. Apa-apaan sih pura-puramu tidak lucu" maki Allard.

"Dimana abangku!" Kekeuh Gya.

"Bicaralah pada adikmu bodoh" srekk srekkk. "Dek apapun yang terjadi jangan cari abang" Kafka berbicara dengan satu tarikan nafas.

"Abang baik-baik aja kan bang?" Teriak Gya pelan. Namun suara lain yang menyahutinya.

"Gimana nona Black sudah tidak penasaran lagi bukan?"  Ledek Allard.

"Dengar Kak Allard apa yang ayahmu perbuat pada keluargaku sudah melebihi batasnya. Kali ini aku tidak akan diam lagi atas keluargaku akan aku kejar semua musuh-musuhku aku tidak akan kabur lagi sekalipun aku harus melawanmu dengan tanganku sendiri. Tut!"

Gya memutuskan sepihak ia meluruhkan badannya ke sofa.

Prince datang membawa pesanan Gya dengan keringat masih menempel manis di dahinya. Seraya tersenyum ia mencium pipi Gya.

Gya tersentak kaget. "Hei sayang! Kamu ini kenapa sih sampai kaget gitu?!"

"Hmm gak kok!" Gya melahap klepon yang masih panas tersebut tanpa kesusahan ia mengunyah santai tapi matanya memandang kosong namun tidak dengan isi kepalanya ia tengah memikirkan masalahnya.

"Katakanlah jika kamu punya masalah" bujuk Prince ia cukup peka dengan raut muka Gya.

Gya tersenyum. "Momi sudah mencicipinya hon!" Ucapnya pada perutnya. "Dan terimakasih makanannya. Ini enak!" Setelahnya Gya melenggang kearah balkon.

Prince menelpon seseorang. "Cari tahu tentang keluarga nona Black" setelah memerintahkan anak buahnya Prince menyusul Gya ke balkon.

Prince melihat sana-sini namun ia tak menemukan Gya hingga ke dapur tapi nihil. Gya tidak ditemukan.

"Helmi" teriak Prince. Namun Helmi juga tidak ada di rumah sesaat Prince menepukkan dahinya ia merogoh ponsel dikantung celananya. "Helmi kau bersama Gya tidak?!" belum juga menjawab Prince sudah terlebih dahulu teriak.

"Hei calm dude. Kau buat kupingku berdenging!"

"Jangan berbasa-basi Helmi. Gya ada bersamamu tidak?!" Tanya Prince geram.

"Tidak ad-!! Tut" Prince memutuskan sambungan.

Gya berjalan santai memasuki gedung yang gelap dilantai satu namun tidak untuk dilantai atas Gya cukup paham ternyata ia sudah dinantikan kedatangannya.

Seorang pria dewasa menghampirinya dengan menenteng senjata jenis laras panjang serta earphone putih ditelinganya. "Tuan Allard sudah menunggu anda nona"

Gya mengikuti orang itu hingga tiba di lantai lima lantai yang memiliki pencahayaan remang-remang. "Hei boss. Tuanmu tidak mampu membayar listrik ya!" Ledek Gya.

"Tanyakan saja pada Tuan saya secara langsung nona" tantangannya seraya membuka pintu kembar.

Gya tersenyum miring saat melihat orang di depannya.

BLACK FLOOZY     ~ (Selesai) ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang