Bagian 24

34 1 0
                                    

Prince mengunyah mangga muda dengan nikmat membuat gigi Elea rasanya ngilu luar biasa.

"Kak udah donk. Masa kakak yang makan gigi Elea yang linu sih!" Elea memperhatikan kakaknya aneh.

Prince melihat Elea sejenak lantas mengunyah kembali makanannya seraya berjalan berpindah posisi jauh dengan Elea. Prince menghubungi seseorang. "Hm!"

"Kau sudah tahu dimana dia?" Tanya Prince.

"Baiklah cari terus" perintahnya tanpa bantahan.

***

Jeremy Arfan terus menghisap cerutunya dalam diam.

Tok tok.

"Masuk" terlihat cicitnya yang bertandang dengan wajah datarnya.

"Tak bisakah kau sedikit tersenyum pada buyutmu ini Prince?" Tanyanya jengah.

Prince memandang kakeknya dengan pandangan datarnya lebih datar dari sebelumnya.

"Aku tidak ingin berbasa-basi dengan mu. Aku kesini ingin menanyakan suatu hal yang tak bisa kau tutupi lagi. Siapa Black Hugo mengapa mencari informasinya sangat sulit sekali?!"

"Duduklah dulu nak" Prince duduk di depan kakeknya.

"Dengarkan aku baik-baik! Black Hugo atau Hugo adalah tangan kanan Arseno Bachrak adik mendiang Hamidah atau Angelia Bachrak, ia besar bersamanya hingga menikah dan mempunyai anak. Namun sayang mereka semua di bantai oleh Orlando. Orlando adalah anak tiri Arseno ia merasa di duakan karena Arseno lebih memilih membesarkan Nara daripada dirinya dan lebih memilih Nara jadi pewarisnya ketimbang dirinya, hingga ia menculik mommymu dan membius daddymu serta adikmu disebuah mini bus. Hingga kematiannya ia rekayasa dari sebuah kecelakaan pesawat dimana harusnya kalian pergi ke Hawaii untuk liburan tapi kau beruntung karena kau menolak pergi. Bukan tanpa alasan aku menginginkan Nara mommymu melanjutkan bisnisku." Jeremy menjelaskan panjang lebar.

"Kenapa Gya menuduhmu?" Tanya Prince penasaran.

"Gya menuduhku karena ia mengetahuinya dari Orlando" jawab Jeremy.

"Berarti ia anak buah Orlando juga?"

"Bukan. Gya adalah gadis pintar ia mengetahui siapa yang harus ia salahkan selama ini ia belum mengetahui siapa dirinya, berasal darimanakah dia dan siapa kedua orangtuanya. Sudah puaskah kau?" Jeremy melihat cucunya jengah.

"Yeah. Tunggu barang yang kau incar besok sudah berada ditanganmu" Prince menghentakkan langkahnya keluar dari perusahaan tersebut.

"Ternyata kau pengertian juga cucuku" Jeremy tertawa.

Prince tidak akan diam lagi sudah cukup ia hanya melihat tanpa bertindak ia akan membalas Orlando orang yang telah membantai keluarganya. Marina tersenyum melihat tunangannya datang.

"Lihat bun, ia sudah datang!" Seru Marina disebelah ibunya, Marsha.

"Prince" sapa Marsha.

"Bunda apa kabar?!" Tanya Prince seraya memeluk Marsha hangat.

"Bunda baik. Kata Marina kamu sakit nak?" Marsha meneliti wajah Prince.

BLACK FLOOZY     ~ (Selesai) ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang