Jangan jadi silent reader alias sider ya :)
Tolong tinggalin jejak.
***Orion dengan kemeja maroon dan dasi baru bewarna hitam polos pemberian Kanaya. Hitamnya agak sedikit glowing, alias mengkilap. Kanaya mengulum senyumnya menatap dosen yang tak lain suaminya itu.
Tampan. Mapan. Pintar. Tegas. Dan satu lagi, Orion miliknya.
Bagi Kanaya, Orion sempurna. Sekali pun ada setitik celah kecacatan dalam dirinya, seribu titik kesempurnaan mampu menutupinya.
"Nah, seperti bagan ini, pembeli bisnis sangat di pengaruhi faktor lingkungan dalam perkembangan ekonomi. Di harapkan tingkat permintaan primer, tinjauan ekonomi, dan biaya uang,"ujar Orion. Ia mengarahkan wireless laser pointer ke arah layar proyektor.
(Sumber : PDF Pemasaran bisnis I )
"Faktor lingkungan lain adalah kelangkaan bahan utama. Perusahaan bersedia membayar dan menyimpan persediaan bahan langkah yang lebih besar untuk memastikan persediaan yang cukup."
Semua mata memang mengarah ke beliau, tapi pikiran mereka entah sedang di mana.
"Lalu, teknologi, politik dan persaingan dalam bisnis."
Orion menghela napas panjang. Ia tau, manusia-manusia yang sok tenang ini tidak benar mendengarkannya.
"Saya akan mengirim makalah punya saya,"ujar Orion akhirnya.
"Saya capek menjelaskan tapi pandangan kalian tidak benar-benar mendengarkan saya."
Semua kicep. Orion mode on galak. Lagian, bab hari ini, benar-benar membuat mereka pusing. Materinya terlalu krik-krik, dan berputar-putar.
Tidak paham tapi menunjukkan respon seakan-akan mengerti. Itu definisi cari muka ala mereka. Lagi pula, dosen yang satu ini tidak pernah menawarkan 'ada yang ingin di tanyakan?'
Tau-tau tugas aja.
Tau-tau bab udah habis aja.
Tau-tau mereka seperti cacing kremi ketika mendekati ujian."Siapa yang bisa menjelaskan faktor organisasi?"tanya Orion. Matanya menyapu bersih manusia di kelas ini.
Tidak ada yang menjawab. Mereka diam. Ada yang pura-pura sibuk scroll monitor laptop, ada yang sibuk bolak balik buku. Padahal tidak tau hendak berbuat apa.
Kebiasaan anak kuliah adalah sok sibuk saat dosen bertanya. Dan mencegah terjadi kontak mata dengan dosen pengampu. Takut ketika tatap beradu, maka ia akan di nyatakan menjadi terdakwa atas pertanyaan yang keluar dari bibir dosen.
"Saya seperti mengajar di kelas sekolah dasar,"celetuk Orion.
Kanaya mendengus mendengarnya. Pria ini menyebalkan. Emang harus wajib selalu mengerti setiap kali dirinya mengajar? Setiap kali dirinya bertanya, haruskah mereka mampu menjawabnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Dosen (SUDAH TERBIT)
RomanceSUDAH TERBIT❗ Sebagian part sudah di hapus. SUDAH BISA DI ORDER DI SHOPPE, LAZADA, TOKOPEDIA, BUKA LAPAK, DAN INSTAGRAM PENERBIT GALAXY MEDIA. ⛔ SEQUEL FELL FOR MY LECTURE. 📢 Sebelum membaca cerita ini, ada baiknya membaca cerita pertamanya dulu y...