36. Ramainya Rumah

61.6K 4.2K 198
                                    

"Astaga naga," kaget Asep.

"Widihh," ujar Togar geleng-geleng.

Mereka keluar kamar lebih awal. Lapar dan hendak mengorek cemilan di kulkas. Sudah author katakan, rumah ini serasa rumah nenek moyang mereka.

Kebetulan kamar tamu berada di lantai bawah. Ketika membuka pintu, lalu berbelok ke arah dapur,  netra mereka bertemu dengan Orion yang tidur beralaskan karpet dengan Kanaya. Tubuh mereka saling melekat di satu selimut yang sama.

"Uhhh, so sweetnya," kekeh Togar.

"Enak ya Gar, kalau nikah," halu Asep.

"Udah bangun?" sapa Mama Kanaya. Mereka mengerjap.

"Eh iya Tan."

"Itu Pak Rion tidur di situ Tan?" tanya Asep. Pertanyaan bodoh memang. Sudah jelas ada di sana, ya pasti tidur di sana lah. Yakali mandi di sana!

"Iya biarin aja. Pengantin baru mah bebas," kekeh Mama Kanaya.

"Tante buatin susu atau apa nih?"

"Gak perlu,Tan, kita aja."

"Hari ini Tante gak masak. Beli aja tar ya. Minta duit sama Aya aja, di suruh Tante gitu."

Mereka mengangguk.

Enak banget sih tinggal di sini. Makan di rumah di masakin. Beli di luar di beliin,pikir Asep.

Surga dunia Asep,nih.

"Tante ke taman belakang dulu."

Kanaya masih saja nyenyak tidur. Ia bahkan tidak terganggu sedikit pun dengan suara Asep dan Togar yang sedang berbincang dengan Mama Cita.

"Ughhh, so sweet," ujar Elma turun dari lantai atas.

"Yuhuu, foto ah," kekeh Elma.

"Jangan lu viralin," ujar Tita dari belakang.

Elma tertawa "Ya enggaklah ngaco, buat seru-seruan aja."

Kanaya dan Orion seperti orang mati yang sedang di kelilingi banyak orang. Bahkan Leo dan Luna turut menyaksikan betapa rindunya dua insan ini. Asep kembali menyaksikan mereka dengan sandwich di tangan kanannya dan susu di tangan kirinya.

Perbaikan gizi anak kost katanya.

"Setel tv gede-gede ah," ujar Leo. Yang lain tertawa. Orion Kanaya memilih tidur tepat di ruang tv. Meja mereka awaskan. Dan karpet mereka bentangkan. Saling merangkul. Tangan Orion melingkar di pinggang Kanaya dan lengan Orion di jadikan bantal oleh Kanaya.

Orion mengerjap. Banyak tatapan jenaka mengarah padanya.

Untungnya, Orion memiliki wajah datar jadi ia tidak terlalu bingung harus bersikap seperti apa.

Apalagi, banyak mahasiswa dan mahasiswinya di sini.

Tadi malam, Orion sebenarnya menolak untuk membiarkan Kanaya tidur di sini. Ia sudah mencoba menyuruh Kanaya untuk kembali ke atas––kamarnya, namun Kanaya ngotot untuk menemani Orion suaminya.

Orion duduk. Yang lain masih saja terkikik. Mereka sudah duduk rapih di sofa.

Orion mengusap lengan Kanaya. Sekaan manusia-manusia di sana adalah hantu. Ia tidak peduli.

"Enghhhh."

"Bangun gih," ujar Orion.

Kanaya meleguh. Lalu menyamakan matanya bukan dengan cahaya lagi, tapi dengan banyaknya orang di sini.

"Kamu jam berapa ke kantor?" tanya Luna.

"Siangan kayanya," jawab Leo.

"Aku ke belakang bentar ya," pamit Luna. Leo mengangguk.

Suamiku Dosen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang