34. Pantas kamu betah tanpa saya (Orion)

73.3K 4.6K 280
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, mereka masih saja asik berbicara. Seakan topik pembicaraan mereka tidak ada habisnya. Saling menghujat dan menista tanpa mengenal lelah.

"Besok break dulu ya," ujar Fajar. Dia duduk di bangku paling belakang bersama Tita.

"Besok jadwal main ke rumah Tita aja," ujar Kanaya.

"Nah iya, masa kita gak di kenalin sama calon mertua Fajar, kan gak lucu, ya gak Sep?" ujar Togar dengan nada menggodanya.

"Dudududu," siul Asep. Ia mengabaikan Togar.

"Awas lu!" ketus Togar. Asep tertawa.

"Kapan gak berak malam lah lu ye! Gak gue temenin!" Ancam Togar. Asep terbahak. Yang lain pun tertular.

Kini Kanaya yang duduk di sebelah Togar.
Elma di bangku tengah bersama Asep. Dan sisanya Tita di belakang.

Jika orang lain menatap mereka, pastilah semua netra iri dengan tiga pasangan yang mungkin dapat di katakan couple goals atau bagi yang tau bahwa mereka bersahabat, tetap saja ada decakan iri atas kompaknya persahabatan mereka.

Bahkan, jika di sandingkan satu persatu, sefrekuensi dengan posisi duduk mereka, maka mereka sangat cocok untuk menjadi pasangan.

Itu pun kalau netizen belum mengenal Orion.

"Tuh ponsel kagak lu buka dari siang?" tanya Togar. Kanaya mengangguk, ia sengaja tidak membawa ponsel pemberian Orion ini saat sedang di Dago.

Kanaya hanya meletakkan di mobil. Dirinya terlalu pengecut. Ia takut tidak bisa menahan diri untuk tidak mengabari Orion.

Tidak ada lagi percakapan perihal Orion. Mereka cukup tau diri untuk tidak menyinggung perihal ini pada Kanaya. Bagi mereka, ini adalah urusan rumah tangga Kanaya. Sebagai sahabat yang baik, mereka hanya bisa mengalihkan pikiran Kanaya ke recehnya sifat yang mereka miliki. Jika nanti, Kanaya sendiri yang bercerita, baru mereka akan bertindak layaknya psikiater yang handal.

"Gue lagi mikir nih," ujar Asep.

"Lu punya otak Sep?"

"Kalau lu cowok, udah gue tendang lu dari sini,Ma!" ketus Asep.

"Hahaha nge gas njir."

"Gue lagi mikirin Tante masak apa ya malam ini," ujar Asep tanpa malu.

Fajar langsung mengeplak kepalanya dari belakang "Otak lu cuma seputaran makanan!"

"Dih itu lebih baik ya dari pada seputaran selangkangan," ujar Asep lempeng.

"Semoga Mama gue masak mie rebus doang," ujar Kanaya terkekeh.

"Gak mungkin sih," ujar Asep.

"Kemarin aja makanan ala warung pecel ayam di katai makanan seadanya," tambahnya.

"Itu cuma basa basi kali Sep. Emak gue juga sering masak ikan asin kok."

"Serius Ay?" tanya Asep kepo.

"Lu kata gue putri Aurora yang gak kenal ikan asin?" ketus Kanaya.

"Ibu Tita noh, doyan masak kue. Lu serbu aja," kekeh Kanaya.

"Ta?" panggil Asep cengengesan.

"Maaf, Tita sudah terlelap," ujar Tita merebahkan tubuhnya.

"Oh tadi arwah ya?" ujar Asep.

"Sebagai temen yang baik, mari kita doakan ketenangan arwah Tita."

"Kampret lu Sep!" maki Tita.

Suamiku Dosen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang