39. Karin

64.7K 4.9K 262
                                    

Aku udah update dua chapter khusus malam ini.
Tolong ya, votenya rata!
Jangan di chapter 39 dikit vote, di chapter 40 rame. Gak sebanding gitu. Berlaku lah adil, karna pada nyatanya kepalaku juga tuing-tuing nulisnya.

Btw.

Cerita ini akan selesai sebentar lagi.

Enggak bentar amat sih.

Intinya bulan ini tuntas.

Intinya udah mulai mau mencapai klimaks.

Yuhuuuuu.

GAK ADA SEQUEL-SEQUEL YA!

Cerita ini kelar mau fokus ke MY BOSS MY LOVE!

Eh, mampir lah ke sana. Ngopi-ngopi kita di sana wkwkw

Happy reading 💛

***

Setelah mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda, Orion dan Kanaya di jemput oleh seseorang yang Kanaya tidak kenal. Menurut penjelasan Orion, ini adalah fasilitas dari Halogram University.

Dekan mah beda,batin Kanaya.

"Mau ke hotel dulu atau langsung,Pak?" tanya supir pada Orion.

Orion mengangkat arlojinya dan sepertinya mereka masih memiliki waktu untuk bersiap.

Kanaya menguap. Ia menyenderkan kepalanya ke bahu Orion.

"Mas ngantuk," lirih Kanaya.

"Ke hotel aja,Pak," jawab Orion. Supir mengangguk sopan.

Orion mengusap lembut rambut Kanaya. Wanita ini kembali menguap. Lalu mulai tenggelam ke alam mimpi.

"Istri ya Pak?" tanya supir.

Orion tersenyum "Iya,Pak."

"Wah, udah nikah berapa lama,Pak?"

"Baru setengah tahun lebih,Pak."

"Masih hangat-hangatnya ya," kekeh supir. Orion tertawa.

***

Jam sepuluh lewat sembilan menit Orion dan Kanaya baru tiba. Mereka terjebak macet. Untungnya seminar belum kunjung di mulai. Panitia masih menyiapkan segala sesuatunya.

"Mas nanti duduk di depan?" bisik Kanaya. Semua mata tertuju pada mereka. Kanaya menggunakan dress di bawah lutut bewarna army, di balut dengan cardigan yang senada dan rambut yang di biarkan terurai.

Cantik.

Wanita ini pandai sekali beradaptasi. Meski tubuhnya kecil bak bocah, dan dandanan sehari-hari pun tampak seperti Thania--remaja wanita petakilan itu, tetap saja Kanaya mampu mengimbangi apa yang ia pakai dengan acara yang ia datangi.

Orion mengangguk. Mereka berjalan di bagian tengah. Sisi kanan kiri sudah dipenuhi bangku dan meja. Berserta manusianya.

"Mas, risih, di liatin," ujar Kanaya lirih. Jika tatapan kagum yang ia dapatkan tidak apa-apa, ini tatapan meremehkan. Kanaya sempat bertemu dengan netra seorang wanita dengan lipstik merah, tampak seperti wanita yang sedang mengigit ayam mentah di bagian lehernya.

Merah sekali. Bukannya cantik malah norak di mata Kanaya.

"Kita duduk di baris itu," ujar Orion. Kanaya mengangguk.

Suamiku Dosen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang