"semoga kita bertahan lama"
Haris
Surabaya, April 2020'Jika dahulu ku tak cepat berubah, ini maafku untukmu Diana'
Aku mengerutkan kening, menelaah kembali nyanyian si gadis Bestari yang sibuk larut dalam alunan melodi.
"Sa, emang mantannya Hindia ada yang namanya Diana? Perasaan Diana nama pacarnya deh?" ujarku, mengoreksi nyanyian Bahasa.
Dua sorotku masih berfokus pada jalanan. Sama sekali nggak berminat untuk mengalihkan atensi dari padatnya lalu lintas Gunung Sari menuju Wiyung pada jam pulang kerja.
"Meidiana nama pacarnya Ris. Kalau Diana kan mantan kamu. Masa sih lupa? Tadi baru ketemu begitu."
Skakmat.
Asa terbahak, cukup keras. Seketika bulu kudukku meremang.
Reaksinya berbanding terbalik dengan aku yang mulai panik. Menyadari arah pembicaraan si hawa.
"Kreatif juga kamu, Sa."
"Kamu juga. Katanya mau ketemu Marko, ternyata belok ke Diana. Iya nggak, Ris? Apa Marko pindah jadi anak tata busana?"
Asa is a straightforward one, she's blunt, and she's known for her brutal honesty.
Asa is just being Asa right now.
"Ris, kamu sadar kan? Sudah hampir satu jam aku kasih kamu waktu untuk explain it? But look at what you've done so far? Pretending as if there's nothing happened."
Menarik nafas panjang. Netraku yang sebelumnya sibuk beradu pada kemacetan beralih saling mengunci dengan milik Bahasa. Ia yang sama sekali nggak pernah baik dan nggak pernah ingin menyembunyikan emosi.
"Sa, i am literally driving right now," nggak ingin kalah, aku balas melempar sebuah raut kecewa pada sang hawa.
Watak straightforward Bahasa ini layaknya dua sisi koin. Positifnya, ia tidak pernah sungkan melempar opini maupun menyampaikan preferensinya.
Kalau aku bertanya, 'Sa, mau makan dimana?'
Ia dengan mudah memberi jawab seperti, 'drive thru McD aja, makan di apartemen kamu,' atau, 'pengen soto.'
Bahasa tau betul apa yang ia inginkan. Hawa itu nggak pernah ragu untuk melempar opini.
Meskipun tak jarang ia berakhir menyakiti perasaan lawan bicaranya.
Nah! Baru saja itu salah satu contoh sisi negatif watak straightforward si hawa. Sudah begitu, Bahasa itu terkadang tidak tau waktu.
Iya, seperti saat ini contohnya.
Aku tidak suka mengalihkan atensi dari jalanan ketika sedang menyetir. Bukan kombinasi yang baik dengan Bahasa yang memang tidak ingin repot repot mencari timing yang tepat.
Kalau sudah begini, pilihannya antara aku menahan emosi atau kami bertikai habis habisan. Menguras emosi satu sama lain. Saling beradu menjadi yang paling benar.
"Terus apa aku harus membenarkan perilaku kamu yang suddenly giving me silent treatment sedari tadi? Kamu tuh mau apa sih Haris?"
Asa memijat pelipisnya. Membuang pandang pada lalu lintas yang masih tak kunjung bergerak setelah lima menit kami terhenti karena tundaan pada simpang tiga Wiyung.
Sumpah! Aku kadang nggak dapat memahami cara berfikir Bestari Bahasa.
Dia itu, sebuah enigma buat aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playlist: Haris
FanfictionRangkaian romansa dua insan yang terluka dari series Playlist Universe #playverse bersama Haris Prabu Taraka dan Bestari Bahasa Pertiwi. Disclaimer: What happened on wattpad should stay on wattpad. with love, ara.