"denganmu tenang, tak terfikir dunia ini"
Haris
Surabaya, Maret 2020Duniaku penuh ketidakteraturan, sampai kamu bersinggung dengan konstelasi hidupku.
Lalu kamu berakhir menjadi sebuah kekacauan yang selalu aku sukai, Bahasa.
"Nggak bisa tidur?" ekor netraku melirik Bahasa yang terkekeh dalam diam.
Ia sedang bersandar pada headboard tempat tidurnya. Sementara kedua netra si gadis sibuk mengamati langit langit kamar.
"Kamu juga, katanya sudah nggak tidur tiga hari?"
"Kamu daritadi nggak tenang begitu sih, aku jadi ikut nggak bisa tidur, Sa"
Asa membawa obsidian hitam miliknya bersinggung dengan milikku. Lengan si hawa menepuk tempat tidurnya. Memberi sebuah isyarat bagiku untuk mengisi ruang hampa tepat di samping kanan si gadis.
"Apa?" tanyaku, sedikit ragu.
Beribu interpretasi saat ini tengah berkeliaran dengan bebas dalam kepalaku. Jujur saja, aku juga lelaki 'normal' pada umumnya yang nggak bisa terelak dari pikirian macam-macam begitu. But still!
'Haduh mikir apa sih ini otak?'
Bahasa ini memang benar ya, dia itu lupa apa kalau aku ini juga lelaki normal? Dia itu benar-benar kepalang percaya kepadaku.
Sial!
Kenapa sikapnya selalu kelewat santai seolah peringai si hawa itu nggak dapat menggodaku?
"Tidur sini aja, Ris"
Tuhkan, dia ini mengira aku bukan lelaki normal apa?!
Apa Bahasa ini nggak takut aku apa-apain?
Pacar kamu ini, juga lelaki biasa yang bisa khilaf dan seratus persen normal, Bestari!
"Hah? Gimana, Sa?"
Kurangajar memang Bahasa, sekarang justru aku yang salah tingkah karena ulah si hawa.
"Haduh sok nggak nggak kamu ini, Ris. Segala nyalahin aku, padahal kamu emang daritadi nggak bisa tidur soalnya kesempitan kan sofanya?" Asa mendumal, panjang lebar melayangkan protes karena si hawa itu paling tidak ingin disalahkan untuk sesuatu yang menurut ia bukan salahnya.
"Ngapain bengong begitu? ketawa ketawa lagi, kesurupan setan kampus kamu, Ris?"
"Kamu lucu, Sa," balasku dengan implikasi sarkasme yang kulempar pada si hawa. Semoga saja dia peka ya.
"Lucu gimana sih, Ris? Gak jelas dasar! Sini deh, lama kamu"
Dia ini polos, sengaja, atau tolol?
Jantungku sudah berdegup kencang gila-gilaan, seperti baru saja marathonan keliling satu kelurahan. Namun, perangai Bahasa justru berbanding terbalik. Menunjukkan kalau ia begitu santai.
Sekarang aku jadi kepalang bingung, entah aku yang terlalu bersikap berlebihan atau si hawa yang kelewat santai seperti sedang di pantai.
"Hayo! Itu otaknya mikir macem macem pasti makanya nggak mau kesini," Bahasa tertawa keras, sengaja meledek makin kencang melihat aku yang dibuat melongo mendengar tutur si hawa yang menohok.
'Lama lama aku bener khilaf kalau begini, Bahasa!'
Tak henti mengucap istighfar sembari mengingatkan diri untuk memperkuat iman. Langkahku segera bergerak menuju tempat tidur si hawa. Jelas aku menolak keras untuk menjadi bahan ejekan Bestari selama satu minggu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Playlist: Haris
FanfictionRangkaian romansa dua insan yang terluka dari series Playlist Universe #playverse bersama Haris Prabu Taraka dan Bestari Bahasa Pertiwi. Disclaimer: What happened on wattpad should stay on wattpad. with love, ara.