18

94 27 0
                                    

Hai Reader
.
.
.

Sesuai yang direncanakan...
Pagi ini jieun dan juyeon duduk di sebuah papan kayu penginapan di puncak gunung. Mereka ingin melihat sunrise.

Cahaya indah yang dinanti akhirnya menampakkan wujudnya. Matahari yang bersembunyi dibalik gunung kini mulai muncul.

Juyeon menatap gadis cantik di sampingnya itu. Ia meraih tangan jieun dan menggenggamnya. Tak lama ia mengeluarkan suara.

" Ada yang bilang kalau suatu pasangan yang saling berpegangan tangan saat melihat sunrise disini, mereka akan ditakdirkan bersama untuk selamanya. Dan aku ingin kamu menjadi takdirku " ucap juyeon menatap sunrise

Jieun tak dapat menahan senyumnya. Hatinya menghangat mendengar ucapan juyeon.

" Kamu tau apa hal yang paling misterius pada manusia? " Juyeon

" Pikiran? " Jieun menatap juyeon

" Bukan "

" Lalu apa ? "

" Yang misterius itu hati manusia " juyeon tersenyum

" Kenapa? " Tanya Jieun penasaran

" Karena di dalam hati seseorang yang kita ketahui, selalu ada orang yang tidak kita ketahui "

" Berarti di dalam hati kamu ada seseorang yang tidak aku ketahui " jieun tersenyum

" Kamu salah... , di dalam hatiku hanya ada kamu hingga tidak ada ruang lagi untuk orang lain "

Jieun memeluk juyeon, ia benar-benar tersentuh dengan ucapan juyeon

" Kenapa dulu kamu menjahuiku " ucapnya masih dalam pelukan sang kekasih

" Aku tidak menjahuimu, tapi aku melindungimu " ucap juyeon tepat di telinga jieun

" Dan kenapa dulu kamu tidak menyukaiku dan malah acuh padaku? "

" Aku tidak menyukaimu, karena aku mencintaimu " juyeon membelai rambut jieun dan mencium kening jieun

Jieun hanya bisa tersenyum.
Bahagia..
Ia sangat bahagia sekali mendengar kalimat itu

" Kamu ingat, waktu kamu bertanya padaku apakah aku bisa untuk tidak mencintaimu? " Jieun melepas pelukannya

" Iya aku ingat "

" Dan sekarang aku tau apa jawabannya... , Nyatanya aku memang tidak bisa untuk tidak mencintaimu. Meski selama bertahun-tahun aku berjuang melawan egoku untuk melupakanmu, namun jauh di lubuk hatiku aku masih mencintaimu, masih menyayangimu, dan masih berharap padamu "

Melihat orang yang dicintainya menangis, sakit sekali rasanya. Juyeon merasa sangat bersalah telah menorehkan luka di hati seorang kim jieun.

" Aku ingin tau alasanmu "

" Tolong beri tau aku " jieun memohon

" Dulu ayahku mempunyai hutang kepada ayah lisa, dan jumlahnya bisa dikatakan sangat banyak. Ayahku sakit-sakitan sehingga tidak bisa bekerja. Keluarga lisa memberikan syarat pada keluargaku. Mereka akan membebaskan hutang ayahku jika aku menikah dengan lisa. Pada awalnya aku menolak dan mengatakan pada lisa jika aku mencintaimu. Tapi dia malah mengancam akan melukaimu jika aku menolak menikah dengannya. Akhirnya aku menerima syarat keluarga lisa dan berharap jika lisa tidak akan melukaimu, tapi dia ingkar janji. Aku tau jika lisa melukaimu dengan bantuan sowoon dan bambam hingga kamu koma selama satu bulan. Aku sangat marah pada saat itu. Aku langsung membatalkan pertunangan dan bertekat untuk melunasi semua hutang ayahku. Tapi sialnya lisa memberi waktu hanya satu minggu. Dan aku terpaksa meminjam uang pada younghoon " jelas juyeon panjang lebar

" Kenapa tidak meminta bantuanku? " Jieun

" Aku tidak ingin orang yang sangat kucintai ikut menanggung bebanku " juyeon

" Aku berharap lisa tidak akan mengusik kehidupan kita " ucapnya menatap jieun

" Dia tidak akan bisa mengusik kita, karena lisa sudah meninggal " ucap jieun sedikit sedih

" Hah?? Bagaimana bisa? Dan kamu tau darimana " juyeon panik

" Dia tertabrak dan aku menyaksikan dengan mataku sendiri kejadian itu "

" Kita doakan saja semoga dia diterima di sisi tuhan " juyeon merangkul jieun









Happy Reading
My Reader

Our DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang