37

64 13 0
                                    

Hai Reader
.
.
.

Tok..tok...tok..

Irene menoleh ke arah pintu ruang kerjanya.

" Masuk " serunya

Seorang pria tampan berseragam putih memasuki ruang kerja irene sambil membawa bunga mawar merah yang sangat indah.

" Kau? " Irene sedikit terkejut

" Iya aku " pria itu duduk di hadapan irene

" Kamu ngapain kesini? " Tanya irene yang merasa tak nyaman

" Aku mengganggumu? " Younghoon

" Sedikit " jawab irene acuh

Keadaan jadi semakin canggung di antara dua orang itu

" Apa aku membuat kesalahan padamu? "

" Tidak "

" Lalu kenapa sikapmu seperti itu? "

" Aku hanya lelah " bohong irene

" Baiklah, aku ingin membicarakan sesuatu " younghoon memberikan buket mawar itu pada irene

" Ada apa? " Tanya irene menatap mawar yang ada di tangannya

" Orang tuaku ingin kita segera menikah " ucap younghoon dengan yakin

" Jadi maukah kamu menikah denganku " ia menggenggam tangan irene

Hening...

" Tidak "

" Apa?! " Pekik younghoon terkejut

" Tidak? Ja..jadi kamu menolakku? " Tatap younghoon tak percaya

" Iya, aku menolakmu " irene

" Kenapa? " Younghoon berlutut di depan irene

" Aku tidak bisa menjadi istrimu "  lirih irene

" Tapi kenapa? Kamu mencintaiku bukan? Kita saling mencintai, lalu apa masalahnya " younghoon mendesak irene

" Aku mencintai seseorang "

Younghoon merasa hancur. Ia tak menyangka jika wanita di hadapannya itu telah mengakui cintanya pada orang lain.

" Baiklah kalau begitu, aku pergi " younghoon mengusap air matanya kasar

" Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu " ucapnya lalu segera pergi

Saat membuka pintu, younghoon bertemu dengan dokter seulgi. Namun younghoon mengacuhkannya dan melanjutkan langkahnya.

" Dia kenapa? " Tanya seulgi heran melihat younghoon

" Aku sudah membuatnya membenciku " ucap irene parau

" Kau? Kau benar-benar melakukannya? " Omel seulgi yang hanya dibalas senyum menyedihkan dari irene.

" Ini laporan medismu " seulgi memberikan benda putih itu pada irene

Tangis yang sejak tadi ditahannya, kini sudah tak dapat dibendung lagi. Ia sudah pasrah dengan takdirnya setelah membaca laporan itu.

Brakkk...

" KAK IRENE!! " Teriak reva dengan tiba-tiba

" Ka..kamu? " Irene Sangat terkejut

" Hey, kenapa tidak sopan sekali? Ini rumah sakit! " Omel seulgi

" Maaf dokter, tapi ini sangat penting untuk kak irene " reva segera masuk

" Jadi ada apa? " Seulgi penasaran

" Satukan kedua tanganmu kak " perintah reva yang kini sudah duduk di hadapan irene

Sekitar 5 menit mereka saling memejamkan mata. Dan wajah irene sudah dibanjiri oleh air mata.

Saat membuka mata, irene segera menghampiri seulgi yang membuat wanita itu bingung.

" Tolong bantu aku sekali lagi " mohon irene dengan tangis yang menyedihkan

" Apa yang bisa kubantu? " Seulgi

" Tolong berikan...................padanya " irene







Happy Reading
My Reader

Our DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang