23

68 21 2
                                    

Hai Reader
.
.
.

Ting.. tung..

Hyeyoon yang sedang membaca artikel di meja makan segera menuju pintu ketika mendengar bel kamarnya berbunyi

Ceklek..

" Kenapa dek? " Tanya hyeyoon melihat cengiran yeonjun

" Kangen " yeonjun menggoda sang kakak

" Apasih gajelas " hyeyoon tertawa sambil memalingkan wajah

" Ih.. bisa salting juga kakakku " yeonjun tertawa melihat ekspresi kakaknya yang kesal

Pemuda itu hendak masuk. Tapi sebuah teriakan yang cukup keras telah menghentikannya.

Ia menoleh ke sumber suara dan melihat reva sedang berlari sambil memanggil namanya.

" Yeon.. yeonjun.. ak.. aku.. mau ngo.. ngomong penting " reva terengah-engah

" Ngomongnya di dalem aja " hyeyoon

Mereka duduk di meja makan. Yeonjun masih bingung dengan temannya yang sedang mengatur nafasnya itu.

" Kamu kenapa si? " Yeonjun terheran-heran

Tak lama, datang hyeyoon yang membawa nampan berisi tiga cangkir teh.

" Minum dulu biar lebih rileks " wanita itu menyodorkan minum pada reva

" Makasih kak " ucap reva lalu meminum teh itu

" Jadi kamu kenapa dek? Kok sampek lari-lari gitu " hyeyoon

" Jadi aku tadi, waktu lagi makan tiba-tiba dapet pengelihatan " jelasnya

" Pengelihatan? Maksudnya? " Tanya hyeyoon kurang mengerti

" Jadi kak, reva ini sama kayak aku. Dia punya kelebihan. Tapi dia bukan indigo kayak aku " yeonjun

" Semacam kekuatan supranatural gitu? " Tebak hyeyoon

" Iya " yeonjun

" Terus apa yang barusan kamu liat? " Yeonjun kepo

" Jadi, aku lihat awan cerah yang berubah jadi mendung. Terus ada magma yang nyembur dari puncak gunung. Lalu ada kota yang hancur, gedung-gedung yang runtuh. Dan terakhir aku liat kak hyunjin yang nangis sambil tutup mata. " Jelas reva dengan mata berkaca-kaca

" Eh.. kamu kenapa nangis " yeonjun panik

" Aku nggak tau kenapa, tapi hati aku sakit banget waktu ceritain apa yang udah aku liat tadi " reva

" Itu firasat buruk " ucap hyeyoon yang membuat dua orang itu menatapnya

" Mungkin itu berhubungan dengan seseorang " lanjutnya

" Maksud kaka apa? " Yeonjun

" Reva tadi bilang kalau hatinya sakit waktu cerita, seakan-akan dia bisa rasain langsung apa yang akan terjadi. Dan dia juga bilang kalau ada sebuah tangisan. Menurutku pasti itu berhubungan dengan kehilangan seseorang " jelas hyeyoon

Semua orang terdiam. Perasaan mereka sedang campur aduk. Mereka berusaha menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.

" Aku mau coba telvon hyunjin " hyeyoon meraih ponselnya.

" Hallo hyunjin "

" Kenapa kak? "

" Kamu lagi dimana? "

" Aku lagi otw ke jeju kak "

" Naik apa? "

" Naik kapal yang udah aku sewa. Ini lagi nyebrang laut. Emang ada apa kak? "

" Gapapa, cuman mau tanya aja "

" Ohh "

" Siapa aja yang ikut? "

" Jihyo, irene, sama jieun "

" Yaudah kamu hati-hati yah, kabarin kalo udah nyampek "

" Iya kak "

Tut..
Sambungan telvon terputus

" Mereka kayaknya baik-baik aja "

" Syukurlah " yeonjun

Tak lama ada sebuah panggilan masuk di ponsel hyeyoon

" Hallo " rowoon

" Iya kenapa? " Hyeyoon

" Kamu jangan keluar kemana-mana yah. Bakal ada gempa nanti. Tapi kalo di seoul cuma kena dikit aja getarannya "

" Pusat gempanya dimana? "

" Sebenernya ini gempa karena letusan gunung yang di jeju. Tapi bakalan tsunami juga, soalnya ada patahan di laut deket jeju. Ini aku baru selesai ngajuin surat peringatan gempa dan tsunami. pemerintah juga udah mulai evakuasi penduduk di gwangju "

Deg...

Hyeyoon menatap reva

" Apa yang kamu lihat akan menjadi kenyataan. Dan nyawa mereka sedang terancam "






Happy Reading
My Reader

Our DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang