35

61 14 0
                                    

Hai Reader
.
.
.

Sinar matahari perlahan menerobos gorden putih itu. Suasana yang hangat dan tenang sangat tepat untuk menggambarkan keadaan di dalam apartemen jieun dan taeyoung.

Dua orang itu masih terlelap dalam tidurnya. Surai hitam jieun sudah tak tertata rapi seperti hari-hari biasanya. Pakaian mereka juga sudah tak karuan tempatnya.

Mata tajam itu mulai membuka matanya. Perlahan ia menoleh ke arah jieun yang masih terlelap dalam pelukannya. Senyumnya merekah menatap wajah sang istri.

" Aku mencintaimu " ucap taeyoung lalu mencium kening jieun

" Eughh " lenguh jieun yang mulai terbangun

" Yaampun!!! " Pekik jieun kaget dan menarik selimutnya lalu terduduk di bawah kasur

" Eh.. eh.. " taeyoung meraih bantal untuk menutupi tubuhnya

" Maaf..maaf.. aku tadi terkejut " ucap jieun menunduk

" Tidak papa " taeyoung tertawa

" Kamu saja yang mandi dulu " lanjut taeyoung

Mendengar hal itu, jieun segera mengambil baju lalu turun ke bawah dengan kondisi jalan yang seperti menahan sakit.

Taeyoung yang melihatnya menjadi sedikit bersalah. Ia hendak membantu tapi takut jieun menolak. Dan berakhirlah dia yang hanya bisa melihat saja.


Skip di meja makan


" Apa kamu baik-baik saja? " Tanya taeyoung ketika jieun duduk di meja makan

" Memangnya aku kenapa? " Tanya jieun dengan santai, padahal dia sedang menahan rasa malu di dalam dirinya

" Apa masih sakit? Aku lihat tadi jalanmu sangat aneh " taeyoung menatap jieun gugup

" Ya seperti itu " jieun berusaha cuek dan melanjut makannya yang tertunda

" Jika masih sakit lebih baik jangan bekerja dulu "

" Iya "

" Yasudah, aku berangkat dulu. Dan sepertinya aku akan pulang besok malam " taeyoung berjalan meraih tas ranselnya yang besar

" Memangnya ada apa? " Tanya jieun dengan ekspresi sedikit kecewa

Dan taeyoung tersenyum melihat hal itu. Ia sadar jika sekarang jieun lebih perhatian padanya.

" Aku ditugaskan untuk meperingatkan kapal amerika yang masuk ke perairan korea " taeyeong menyesap kopinya

" Begitu rupanya " jawab jieun

" Nanti jika kutelfon naiklah ke rooftop " taeyoung memeluk jieun

" Memangnya kenapa? " Tanya jieun penasaran

" Tidak papa, aku hanya akan berpamitan padamu " ucap taeyoung tepat di telinga jieun

Jieun memejamkan matanya saat merasakan hembusan nafas taeyoung ditelinganya. Tak tau kenapa, hatinya menjadi berdebar

" Baiklah, aku berangkat dulu " taeyoung mencium kening jieun lalu hendak pergi.

" Jaga dirimu, dan kembalilah dengan selamat " jieun mencium tangan taeyoung dan diakhiri dengan senyum tulusnya

" Aku pasti kembali "








Happy Reading
My Reader

Our DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang