a. akhir dari frasa

532 118 85
                                    

✮

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dua ribu dua puluh adalah sebuah mimpi buruk bagi seluruh tangan-tangan yang ada di permukaan kanvas bumi. tidak terkecuali dengan aku, yang baru saja bernafas lega usai tutup lembar terakhir kisah putih abu-abuku.

pertama, cinta yang telah aku semai sejak bangku sma, harus kandas di tengah jalan dengan sebuah alasan bodoh dari ayahku. tidak ada angin, tidak ada badai, tahu-tahu ayah bilang bahwa aku telah dijodohkan dengan seseorang yang bahkan belum pernah aku lihat batang hidungnya sebelumnya. dan yang kedua, bagai terjatuh lalu tertimpa durian runtuh, frasa, pacarku—

"jadi, kak fras beneran tidak mau usaha dulu?"

satu gelengan aku dapatkan, gagal membuat aku untuk tidak mendengus kencang.

"ya tuhan," aku memijat pelipis, "aku pikir kamu cinta sama aku, tapi sepertinya aku keliru—"

"eh—summer, bukan begitu,"

summersummer pantatmu, hah!

"aku cinta sama kamu, cinta banget, malah," ia mengeratkan genggaman tangan kami yang berada di atas meja, "tapi aku baru aja naik semester empat. bangun pagi aja aku masih perlu dibangunin sama kamu, belum punya pekerjaan tetap pula. aku belum mapan, yang,"

"nanti mau aku kasih makan apa kamu sama baby kita?"

kalau tidak sedang dalam situasi begini, aku pasti akan malu-malu kucing dan menghujani lesung pipinya itu dengan kecupan kupu-kupu kesukaannya. namun tidak untuk sekarang. pertama, kami sekarang sedang berada di kafe eropa dekat kampusnya, dan kedua, mungkin saja kami benar akan segera berakhir sebentar lagi. mengingat hal itu lantas membuat aku buru-buru melepaskan tangan darinya.

"kalau begitu, apa kabar sama aku yang baru lulus sma begini sudah dijodohkan tanpa permisi oleh ayah?"

diam, frasa tidak keluarkan satu patah katapun dari mulutnya. dia pasti tahu betul, aku yang sedang dalam keadaan menyala begini, tidak bisa disela dengan kata-kata, bisa-bisa melayang tamparku padanya.

"rupanya kamu nggak mau sama-sama terus denganku, ya?"

frasa mengangkat kepalanya, netra sipitnya melebar. dia lucu, dan selalu berhasil membuat aku cinta. hah—cinta, cinta, dan cinta, selalu saja sukses buat aku menjadi gila.

"summer, hei, kita udah saling genggam selama tiga tahun lebih, oke?" frasa kembali raih tanganku dalam genggaman. aku tidak bisa menolak, tentu, karena nyatanya cinta yang aku miliki masihlah bersarang dalam dada dan sama besarnya.

[3] nirmala. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang