x. kejujuran

152 54 61
                                    

✮ ✮ ✮

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✮ ✮ ✮

[yuk di play dulu mulmednya:p]

✮ ✮ ✮

"itu kamu, 'kan, garuda?"

"itu kamu, 'kan, yang juga terjatuh ke dalam jurang pada malam itu?"

sebuah anggukan dari garuda aku dapatkan beberapa menit setelahnya. membuat tangisanku semakin pecah dan menyita perhatian lebih banyak orang yang ada di sini tapi aku tidak peduli. aku benar-benar telah melepas malu dan sama sekali tidak peduli. karena ada satu hal yang lebih aku pentingkan saat ini. yaitu kenyataan bahwa aku telah semakin remuk dan juga hancur bersama dengan permainan takdir oleh semesta yang kejamnya bukan sebuah candaan.

"kak nilla?!"

pelukan kami terlepas ketika aku sayup-sayup mendengar seseorang memanggilku dengan sebutan itu.

"kak nilla!"

"hah—hah, angkasa bilang, dia mau ketemu sama kak dirga sekarang juga."

aku beralih menatap kepada objek yang mengeluarkan suara dan menemukan morgana dan aksara berdiri di depan kami, dengan nafas terengah-engah.

"angkasa—apa?"

"angkasa mau ketemu sama kak dirga."

mengerti dengan situasi, garuda lalu kembali menyatukan tangan kami ke dalam sebuah genggaman. aku menatapnya sendu, dan dia hanya mengangguk kecil-seolah memberikan satu kehangatan agar aku bisa merasa yakin dan siap untuk membuka kembali cerita kelam pada malam itu kepada mereka semua.

"baiklah, ayo kita temui angkasa."

✮ ✮ ✮

aku langsung merasakan hawa yang berbeda begitu bergabung bersama mereka di dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku langsung merasakan hawa yang berbeda begitu bergabung bersama mereka di dalam. oh, dan si tokoh utama kita, angkasa, juga masih enggan menatapku secara langsung, yang mana hal itu membuahkan tatapan heran dari pasang mata lain selain kami berdua.

aku meminta garuda untuk bantu mendorong kursi rodaku hingga tiba tepat di samping ranjang angkasa dan dia lekas menuruti tanpa banyak tanya.

"kasa." tanganku ditepis sebelum sempat memegang tangannya mungilnya yang kini terpasang sebuah jarum infus, aku menghela nafas maklum ketika dia hanya memberiku sebuah gumaman kecil sebagai respon.

"maafin kakak, ya? karena selama ini kakak sudah bohong sama kalian semua."

"bohongin kita soal apa, kak?" tanya sagara, kepalanya memiring ke samping kanan, dia selalu terlihat lucu sekali di setiap keadaan.

"ini tentang kak dirga,"

"dan pesan-pesan yang ia titip lewat kakak—"

"itu semuanya tidak benar."

alaska yang sedang meminum susu cokelat bahkan sampai tersedak mendengar ucapanku, "maksud kakak gimana?"

"kak dirga telah pergi—"

"dan dia tidak akan pernah kembali lagi."

"bohong! kak dirga nggak mungkin pergi begitu aja tanpa pamit sama kita semua!" angkasa berteriak, lagi, nafasnya tersengal-sengal.

"kakak pasti sering bikin kak dirga sakit, 'kan?!"

"kakak pasti sudah lakuin hal jahat sama kak dirga, 'kan?!"

"itu semua pasti karena kakak, 'kan?!"

"kasa, kasa, biarkan kak nillanya selesai ngomong dulu, sayang."

ucapan bertubi-tubi dari angkasa itu telak menghujani hatiku dengan perasaan bersalah. mungkin anak itu benar, aku telah berlaku jahat sekali kepada dirga sampai-sampai tuhan akhirnya menghukumku dengan cara mengambil dirga lebih cepat dari yang aku kira.

"kakak pun sama kacaunya sama kamu, kasa."

aku tidak berniat keluarkan tangisan untuk buat angkasa merasa kasihan. aku ingin beritahu pada mereka, aku ingin beritahu pada semesta, aku ingin beritahu pada dirga yang berada jauh dari mata, bahwa aku sama kacaunya, aku sama hancurnya dengan mereka semua. aku sama patahnya bersama rasa cintaku yang terlambat tiba. dan aku sama matinya dengan dirga yang tak mampu lagi untuk aku raih kembali peluknya.

"kak dirga telah pergi untuk temui tuhan lebih dahulu dan sampaikan mimpi-mimpi kalian yang sering ia curi dengar dari igauan kalian."

aku menunggu respon mereka dengan tangisan yang tak juga kunjung berhenti.

"kak dirga telah pergi dan ia tidak akan pernah dapat kembali lagi,"

"kak dirga telah capai cakrawala lebih dulu dan tunggu kita semua untuk bisa kumpul kayak dulu lagi."

"kak dirga sudah berada di fase lain dalam hidup ini."

"kita semua mau ketemu sama kak dirga, kak."

"tolong antar kita ke makamnya kak dirga, ya?"

[]

penjelasannya sengaja aku bikin seringan mungkin sebab mereka di sini masih seusia anak sekolah tingkat dasar, ya, hehe.

salam hangat dari morgana versi remaja :v

salam hangat dari morgana versi remaja :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[3] nirmala. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang