r. satu permintaan

167 56 39
                                    

✮

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mendengar itu, aku segera mengangkat tubuhku sendiri menuju kursi roda yang kemudian segera di bantu dorong oleh tangan kecil mereka berdua. sesampainya di kamar mereka, aku langsung bisa lihat keadaan angkasa yang sungguh memprihatinkan. anak itu sedang berada di pangkuan aksara dan di sampingnya juga ada alaska yang ikut-ikutan menangis sebab merasa simpati dengan keadaan saudara mereka sekarang.

"bantu kakak turun, ya, gana?"

aku berpegangan erat pada tangannya yang lebih kecil. berdiri dengan satu kaki sudah lama sekali tidak aku coba. sepertinya terakhir kali aku melakukannya ketika aku masih rutin menjalani terapi berjalan di rumah sakit, itu sekitar tiga bulan yang lalu, atau entahlah. sehingga agak asing ketika aku melakukannya kembali, tapi aku tidak peduli, sebab angkasa sedang membutuhkanku sekarang.

aku segera mengambil alih tubuh angkasa ke atas pangkuan, "tolong ambilkan obatnya, ya."

senada yang berada paling dekat dengan posisi lemari langsung bergerak cepat. "dek saga, di mana biasanya kak kasa nyimpan obatnya dia?"

"eh, itu, anu—" sagara terdiam sebentar, membuat semua orang juga ikut menahan nafas. "lemarinya kak kasa ada di nomor tiga dari kanan, kak."

senada segera mencari obatnya lalu berlari padaku setelah berhasil mendapatkannya. "ini, kak."

aku segera membuka inhaler tersebut dan segera menyemprotkannya di depan angkasa yang nafasnya kian putus-putus.

"angkasa, sayang, you're gonna be allright, oke?" aku memeluk tubuhnya yang sudah bercucuran peluh sembari terus berbisik kata penenang di telinganya, "kak nilla ada di sini, kita semua ada di sini buat jagain kasa, everything's gonna be allright,"

"you're gonna be allright, oke?"

beberapa menit yang terbuang dengan rasa takut, harap, dan cemas itu lalu terbayar dengan deru nafas angkasa yang mulai teratur. dia juga sudah berhenti berontak dan menjerit-jerit seperti tadi membuat kami semua juga bisa bernafas dengan tenang.

"sekarang, semuanya kembali tidur, ya."

"tapi kita masih mau temani angkasa, kak."

"aska sayang," aku beralih menatap alaska dengan lembut. kedua matanya bengkak, lengkap dengan hidung yang memerah.

"aska harus istirahat juga, ya? kasa pasti nggak mau kalau nanti aska sama yang lain jadi ikutan sakit."

"nanti kalau kalian juga jatuh sakit, siapa yang akan tolongin kasa setiap kali petir datang, hum?"

meski dengan wajah cemberut, alaska tetap mengangguk pelan. "aska sayang sekali sama kak nilla."

"kak nilla jangan pernah pergi dari sisi kami semua, ya?"

dan permintaan yang keluar dari mulut polos alaska itu sukses buat aku bungkam seribu bahasa.

[]

pada nunggu ketemu sama dirga lagi, ya? :'D

salam hangat dari dedek kembar kita; aska dan aksa, hehe.

salam hangat dari dedek kembar kita; aska dan aksa, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

anggap aja itu pas mereka udah jadi anak kuliahan lol.

[3] nirmala. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang