Prolog

1.3K 47 2
                                    


Hallo, perkenalkan aku Siwy Apriani Mahendra. Ah tidak namaku hanya Siwy Apriani, karna Sejak saat itu nama mahendra dilarang keras oleh kedua orang tua angkatku untuk dipakai olehku. Ya aku adalah anak angkat dan kisah itu dimulai saat aku masih usia 6 tahun, aku tidak tahu orang kandungku dimana. Sejak bayi aku sudah hidup di panti asuhan. Saat usia ku menginjak usia 6 tahun, ada pasangan suami istri mendatangi panti asuhan tempat aku tinggal. Mereka berniat mengangkat anak dan mereka memutuskan untuk mengangkatku.

Pada awalnya aku senang mendapatkan orang tua baru, mereka menyayangiku. Tapi semua itu berubah saat usiaku 10 tahun dan adikku lahir, mereka tidak menganggapku ada. Hingga usia ku 12 tahun dan aku di fitnah oleh sepupu tiriku, aku difitnah ingin mencelakai adik tiriku itu. Padahal sungguh aku tidak ada niatan seperti itu. Namun nasi sudah jadi bubur, orang tua angkatku termakan oleh fitnah itu. Sejak itu aku selalu dipukul, keberadaanku tidak di anggap.

Aku tidur di sebuah gudang yang disulap olehku menjadi kamar. Aku hanya tidur dengan kardus kardus dan sebuah tikar yang aku gunakan. Setiap malam aku hanya bisa menangis, sungguh kelam hidupku. Tapi hanya menangis di malam hari dan di pagi harinya aku menjelankan hidupku dengan kepalsuan, tawa palsu, senyum palsu, ceria palsu dan semuanya palsu. Subuh subuh sebelum pergi ke sekolah aku kerja terlebih dahulu, di usia 13 tahun aku sudah bekerja menjual koran dan pulang sekolah aku bekerja di cafe. Tidak ada yang tahu bahwa aku bekerja, alasanku bekerja untuk biaya sekolahku. Orang tua angkatku tidak lagi membiayai aku sekolah. Jadi tak heran jika aku pulang selalu menjelang isya dan akan disambut oleh pukulan dari ayah angkatku.

Miris, satu kata yang menggambarkan kehidupanku. Tapi aku tidak menyerah, aku punya Tuhan yang menemaniku. Setiap malam hari aku shalat dan menumpahkan keluh kesahku kepada Tuhanku. Kegiatan sehari hariku hanyalah kerja, sekolah, kerja, belajar, dan menangis. Sebelum tidur aku selalu menangis, hidupku hanya kesendirian. Baju bajuku juga tidak sebagus baju baju adikku. Hanya ada 6 pasang baju dan 3 pakaian seragam ku. Baju bajuku juga sudah tidak layak pakai. Tapi aku masih mensyukuri apa yang aku miliki sekarang.

Bi ina, pembantu di rumahku. Dia adalah temanku, orang yang paling mengerti dengan keadaanku. Dia selalu ada saat aku sudah disiksa oleh ayahku. Meskipun ayah melarangnya tapi setiap tengah malam bi ina masuk ke kamarku ah bukan kamar tapi gudang tempat aku tidur, untuk membantuku mengobati luka luka memar di tubuhku.

Setiap hari aku pergi selepas subuh, sengaja aku pergi sepagi itu. Karna aku harus mengantarkan koran koran. Aku hanya memiliki sepeda kado ulang tahunku dari lisa, dia temanku sejak duduk dibangku sekolah dasar. Aku tidak bisa bohong dengannya, maka dari itu dia tahu tentang kehidupanku. Dia juga tahu kalau aku kerja, bahkan cafe tempat aku bekerja itu adalah milik tantenya.

Amelisa andari, dia itu bawel, cerewet, galak, dan gila. Dia teman yang tidak memandang tahta, fisik dan lainnya. Aku berteman dengannya dari sekolah dasar. Hingga smp, sma kita bareng dan kuliah di satu universitas lisa di jurusan manajemen bisnis dan aku dijurusan kedokteran.

Aku bekerja di rumah sakit pelita indah, sebgai dokter spesialis anak. Mengapa aku memilih itu? Karna aku menyukai anak anak dan karna masa laluku juga. Kini aku sudah keluar dari rumah keluarga angkatku sejak 6 tahun yang lalu. Aku bukan kabur tapi mereka yang mengusirku, aku tidak akan dendam dengan mereka dan aku masih mengingat mereka karna mereka aku bisa jadi siwy yang sekarang.

Hingga sebuah misi aku dipertemukan dengan pria yang mungkin aku jatuh cinta pandangan pertama. Dia adalah Kpt. Teguh Nur Wanda, kpt. Dingin, judes dan galak. Tapi entahlah aku sangat menyukainya.

***

Perkenalkan nama saya Kpt. Teguh Nur Wanda, profesi sebagai abdinegara di matra angkatan darat. Dingin, judes dan galak adalah 3 kata yang melekat di hidup saya. Entahlah memang sifat saya seperti ini, tapi jika bersama keluarga uh sifat saya tidak seperti itu tentunya. Karna kalau saya bersifat seperti itu siap siap saja akan mendapatkan ceramah 7 hari 7 malam gratis dari Bunda Dinda, haha. Saya anak kedua dari tiga bersaudara, buah cinta dari Bunda Dinda dan ayah letjen. Husein wanda rusyadi. Ayah saya berfropesi sebagai abdinegara sama dengan saya, lebih tepatnya saya mengikuti jejaknya. Ibu saya adalah ibu rumah tangga dan persit tentunya. Kakak saya bernama Letkol. Rakha naufal rusyadi dipanggil bang raka, profesinya sama sepertiku seorang abdi negara dan adik saya bernama putri maura anggari dipanggil dek aura atau dek maura, adikku ini masih sekolah sekarang duduk dibangku kelas 1 smp.

Saya memiliki teman seletting yaitu Damar septian, ahmad syarifal, dan andrian komara. Mereka teman seperjuanganku di lembah tidar, hingga tugas pun kami ditugaskan di tempat yang sama.

Suatu ketika kami mendapatkan misi ke tempat terjadinya bencana. Di tempat itu saya bertemu dengan wanita yang membuat jatung saya marathon. Wanita pemilik senyuman yang sangat manis, hingga senyuman itu menjadi candu bagiku.

Bagaimana dengan kelanjutan kisahnya? Tetap stay yah. Tambahkan juga ke perpustakaan pribadi.

______________________________________

Akhirnya setelah menimang nimang semuanya dan aku narik keputusan bahwa cerita "Kepingan masa lalu" aku unpublis dan hapus. Dan ceritanya aku ganti dengan cerita ini. Maaf jika keputusanku tidak berkenan di hati kalian, tapi jika aku ngelanjutin kisah itu maka ceritanya makin ga nyambung dan penyakit males merajalela. Maka dari itu aku buat cerita yang baru.

Semoga kalian suka, jangan lupa tinggalkan jejak yah.

See you di next part!!!

Siwy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang