SIWY | 01

854 48 0
                                    

Kenangan di masa lalu memang perlu dikenang, tapi jangan dijadikan sebagai tolak ukur kehidupan di masa depan.

***

Seorang gadis yang menggunakan baju seragam sekolah anak SMP, terlihat sedang mengendarai sepedanya. Ia berjalan ditemani dengan lantunan adzan isya. Sudah biasa ia pulang jam segini, karna ia harus bekerja. Jika kalian pikir ia bekerja menggunakan baju seragam sekolah? Jawabannya tentu tidak, ia bekerja menggunakan baju pelayan. Tapi jika waktunya pulang maka ia akan berganti baju menjadi baju seragam sekolahnya.

Sepedanya melaju ke arah komplek perumahan elit, iya rumahnya berada di sini. Ah bukan rumahnya tapi rumah milik keluarga angkatnya. Ia langsung belok kerumahnya dan menyimpan digarasi. Saat hendak memasukan sepedanya, matanya tertuju kepada mobil sedan hitam milik ayah angkatnya.

'huffh, pasti dimarahin lagi' gumamnya.

Dan benar saat memasuki rumah suara bariton berat menyambutnya.

"Bagus, anak gadis baru pulang jam segini. Dari mana aja kamu hah? Jual diri? Main? Keluyuran ga jelas? Memang dasar anak ga tau di untung, masih mending saya sama istri saya mau ngangkat kamu." Bentak seorang pria berkepala 4. Gadis yang dibentak hanya diam.

"Kalau orang tua bertanya tuh di jawab, bukan malah diam." Sinis wanita berkepala 3, iya itu adalah ibu dan ayah angkat dari gadis itu.

"Oh jangan jangan kamu jual diri ya?! Berapa harga perjamnya?" Sinis wanita seusia dengan gadis yang dimarahi.

"Apa betul yang dikatakan oleh carina?!" Bentak pria itu dan mulai maju sambil melepas gespernya.

Ctarrr

Ctarrr

Ctarr

Suara gesper mengenai tubuh gadis itu. Gadis itu hanya menunduk sambil menangis. Luka kemarin saja belum sepenuhnya sembuh dan sekarang malah mendapatkan luka baru lagi.

Plak

Plak

Plak

Suara tamparan yang diberikan oleh istri dari pria itu.

"Hadiah buat kamu pelacur" sinisnya

"Bi, bibi" teriak pria paruh baya dan tak lama bibi yang dipanggil menghampirnya.

"Iya tuan" ucapnya.

"Bawa anak ini ke gudang, jangan beri dia makan" ucapnya lalu pergi meninggalkan gadis dan pembantu itu.

"Ayo non, bibi antar" ucap wanita yang dipanggil bibi sambil membantu tubuh itu berjalan.

Gadis itu hanya menunduk dan menangis. Rasanya tubuhnya sangat remuk, tubuhnya yang lelah karna bekerja dan luka luka lebam yang memenuhi tubuhnya.

"Ayo non, sini bibi bersihkan lukanya" ucap bibi sambil mengobati luka gadis itu. Gadis itu menatap bibinya sambil menangis.

"Bi" panggilnya.

"Iya" jawab bibi sambil fokus membersihkan luka lebam ditubuhnya.

Siwy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang