SIWY | 11

480 41 0
                                    


Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Kini pernikahan Siwy dan Teguh tinggal satu minggu lagi. Sebelum keduanya di pingit mereka bertemu untuk membawa gaun pernikahan di butik milik Ravin.

Setelah surat izin menikah turun 2 minggu yang lalu. Kini semua keluarga sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan Siwy dan Teguh.

"Asalamualaikum, mas. Maaf lama," sapa siwy saat memasuki mobil milik Teguh. Tadi pagi Teguh bilang bahwa ia akan menjemputny di Rumah Sakit.

"Waalaikumsalam, iya gapapa." Mobil Teguh pun melaju menuju butik dimana baju pernikahan mereka dibuat.

"Dek," panggil Teguh memecah keheningan yang terjadi.

"Iya?" Jawab Siwy sambil menoleh ke arah Teguh.

"Habis dari butik kita mampir dulu apa gimana?" Tanya Teguh.

"Terserah mas."

"Gimana kalau kita kencan dulu." Usul Teguh.

"Kencan?" Bingung Siwy.

"Iya kencan, mumpung malam minggu ini."

"Boleh, tapi nanti pulangnya jemput galang dulu ya di rumah Lisa."

"Okey."

Setelah itu mobil Teguh berhenti di parkiran Butik tempat baju pengantin mereka berada.

***

Seperti rencana sebelumnya, setelah dari butik kini Teguh dan Siwy sedang berada di taman. Mereka duduk di kursi yang ada di taman tersebut.

"Adek mau es krim?" Tawar Teguh.

"Boleh." Siwy mengangguk.

"Ya udah bentar saya belikan dulu." Teguh beranjak pergi ke penjual es krim.

Siwy menatap sekeliling lalu pandangannya jatuh kepada sebuah keluarga yang sedang duduk dibangku jauh darinya. Siwy menatap keluarga itu dengan sendu.

'andai aku ada disana, tapi hanya andai saja.' batin Siwy sendu.

Siwy menunduk tak berani menatap keluarga itu. Ya keluarga itu adalah keluarga mahendra. Sadarkah mereka bahwa siwy juga ingin merasakan apa yang di rasakan oleh adiknya? Sadarkah mereka bahwa ada air mata di bawah kebahagiaan mereka?

Siwy mendongak saat ada tepukan di bahunya, "adek kenapa?" Tanya.

Siwy menatap Teguh dengan sendu, ya yang tadi menepuk bahunya adalah Teguh.

"Adek mau pulang mas, boleh?" Lirih Siwy.

'kenapa dengan dia?' batin Teguh bingung. Tapi tak ingin melihat tatapan sendu itu Teguh pun mengangguk.

"Ya udah ayo." Siwy dan Teguh pun beranjak dari tempat duduk tadi dan menuju mobil Teguh.

Di perjalanan siwy hanya diam memandang ke depan dengan tatapan kosong. Hingga tak sadar bahwa mereka sudah sampai di rumah lisa.

Usapan dipunggung tangannya menyadarkan dari lamunanya, Siwy menoleh ke arah Teguh dan mendapatkan Teguh dengan senyuman teduhnya.

"Ada apa hm? Mau cerita?" Tanya Teguh lembut dan dijawab gelengan oleh Siwy. Teguh menghela nafas mungkin Siwy belum mau bercerita.

Siwy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang