Teguh POVSetelah dari rumah milik siwy, saya pulang menuju rumah orang tua saya. Memang setiap hari sabtu saya pulang kerumah milik orang tua saya. Motor yang saya kendarai sudah terparkir di komplek perumahan elit milik para perwira tinggi. Di teras rumah saya disambut oleh ajudan ayah saya.
"Siang" sapa saya saat menghampiri 2 orang anggota ayah saya.
"Siap, siang kapten Teguh" balas mereka.
"Saya permisi masuk dulu" ucapku sambil berlalu dan sebelumnya menundukan kepala sambil tersenyum.
Saya memasuki rumah milik kedua orang tua saya. Dan saat memasuki ruang keluarga, disana sudah berkempul keluarga saya. Ada kakak dan kakak ipar saya, lalu ayah dan bunda, dan tidak lupa adik kesayangan saya disana.
"Asalamualaikum, lagi kumpul nih?" Ucapku sambil menghampiri mereka.
"Waalaikumsalam" jawab mereka kompak.
"Eh abang, baru nyampe nih? Ga bawa oleh oleh gitu buat adek tercantiknya ini?" Ucap maura.
"Kamu ini, abangnya baru nyampe udah ditodong aja" kesal Teguh sambil duduk di samping bunda-dinda.
"Dari mana kamu bang?" Tanya ayah-husein.
"Dari mana mana hati ku senang" senandung Teguh.
Plak
"Aduh bun, kenapa di pukul sih tangan abang?" Rintih saya saat bunda memukul tanganku cukup kencang.
"Kamu tuh, orang tua nanya bener ngejawabnya malah ngelantur!" Omel bunda. Dan aku hanya nyengir kuda.
"Ekhmmm" deheman bang rakha.
"Kayanya kita ga di anggap deh sayang" ucapnya kepada isitrinya-aisyah.
"Eh ada abang ternyata. Dari mana aja bang? Ko baru keliatan yah?" Ucapku basa basi.
"Gue segede gini ga keliatan? Mata lo kayanya bermasalah deh. Mending pergi ke dokter sana!" Ucap abangku tajam. Aku hanya terkekeh pelan.
"Aku ke kamar dulu, mau ganti baju." Pamitku dan langsung pergi ke kamarku yang ada di atas.
Hari sudah mulai berganti menjadi malam. Setelah makan malam bersama kini kami semua berkumpul di ruang keluarga.
"Bun, yah. Abang mau ngomong" ucapku.
"Tinggal ngomong aja kenapa sih. Biasanya juga ceplas ceplos" ucap abangku.
"Isshh, serius dong bang. Aku lagi serius ini" kesalku. Selalu saja di jadikan bahan becandaan jika saya sedang serius.
"Ya udah ada apa hem?" Tanya bunda ku lembut.
"Aku mau meminang seorang wanita bun, yah" ucapaku sontak membuat orang orang yang sedang berkumpul diam. Tak lama ayahku bersuara.
"Meminang?" Tanya ayahku meminta penjelasan.
"Iya, aku pengen menikah dengan wanita pilihanku. Dan besok aku akan mengenalkannya pada kalian semua"
"Wah akhirnya anak bunda sadar juga" celetuk bunda ku antusias.
"Emang abang kenapa?" Tanya ku kepada bunda.
"Bunda pikir kamu tuh ga suka sama perempuan tau ga? Dari jaman sekolah sampe sekarang ga pernah tuh ngenalin prempuan ke bunda." Ucap bunda. Yang disambut gelak tawa dari semua yang ada di ruang keluarga.
"Ish, bunda mah!" Kesalku
"Iya bener dek. Abang kira juga kamu ga suka cewe." Celetuk manusia paling ngeselin, siapa lagi kalau bukan bang rakha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siwy (On Going)
Random⚠️WARNING 18+⚠️ welcome to my second story. kali ini aku bawa lagi kisah tentang militer nih, story yang sekarang menceritakan seorang dokter dan tentara. semoga kalian suka ya🤗 kisah ini adalah murni dari otak author ya, bukan copas copas dan plag...