Kritik dan saran tetap ditunggu, ya. Biar aku tahu kesalahanku dimana. Hehe***
Sudah seminggu ini Raka selalu berkunjung kerumah Banyu dan mengacak-acak dapur milik Alin. Setelah Banyu mengetahui jika lelaki itu bisa dan hobi memasak seperti sang pujaan hati ia memilih Raka untuk membantunya belajar memasak.
"Ini motongnya gimana, Ka?" Raka yang tengah menatap layar ponsel pun menatap ke arah Banyu dan langsung mengambil alir talenan juga pisau dari Banyu. Lelaki itu berdecak lalu kembali mengajarkan Banyu memotong daun bawang.
Banyu hanya menatapnya dengan kepala mengangguk, lelaki itupun kembali mengambil alih telanan dan mulai mengikuti apa yang telah Raka ajarkan. "Tinggal potong aja lho, Nyu ... sebenernya siapa sih cewek yang lagi lo deketin? Pasti pinter masak, ya? anak kampus kita juga?" Raka sudah melayangkan banyak pertanyaan dan hanya di angguki oleh Banyu.
"Beneran? Anak kampus kita? Jangan bilang satu jurusan sama gue?" Raka kembali menanyakan itu pada Banyu, ia cukup penasaran dengan cewek yang Banyu sukai.
"Bukan," jawab Banyu, Raka mengerutkan dahi mendengar jawaban itu. Jawaban dari sahabatnya ini cukup membuatnya pusing. Ia menatap Banyu yang telah selesai memotong daun bawang. "Udah nih, abis itu apalagi?"
Raka memberikan beberapa bawang merah juga bawang putih pada lelaki itu dan memintanya memotong seperti yang ia ajarkan tadi. Banyu mengeser bawang putih dengan pisau yang ia pegang dan membuat Raka menaruh kembali bawang putih di depan Banyu. ia tak peduli dengan Banyu yang tidak menyukai bawang putih.
Banyu membuka laci yang berada di dekatnya dan memakai masker untuk menutup mulut juga hidungnya. Alin yang baru memasuki dapur pun hanya tertawa lalu berkata pada Raka kalau lelaki itu harus sabar menghadapi Banyu yang seperti ini. Sebelum belajar dengan lelaki itu, Alin sudah mengajarinya dan berujung dengan dapur yang berantakan.
"Siapa sih Tan, ceweknya? Tante udah lihat?" Alin menatap Banyu lalu kembali menatap Raka.
"Kamu nggak tahu? Dia itu-"
"Ngapain sih Bun kesini? Aku lagi masak nih," ucap Banyu, lelaki itu sengaja memotong ucapan Alin karena belum siap untuk memceritakan semuanya. Lagipula bisa heboh jika Raka mengetahui siapa wanita yang ia sukai.
"Dia siapa, Tan? Anak kampus kita juga, ya? aku kenal ngga?" lagi, Raka bertanya. Ia masih penasaran siapa wanita yang bisa membuat sahabatnya seperti ini.
Banyu yang sejak tadi menahan diri untuk tidak berkata kasar pun akhirnya menatap tajam kedua orang di sampingnya. Ia menaruh kasar pisau di tangannya lalu mendorong Alin keluar dapur. Lelaki itu berkata jika ia tidak suka di ganggu. Alin hanya tertawa lalu mengikuti keinginan sang anak.
"Awas ya kalau dapur Bunda hancur kayak kemarin," ujar Alin lalu berjalan menuju Damar di ruang tamu. Banyu hanya bergumam lalu melanjutkan memasak bersama Raka.
***
Anjar sudah menatap layar ponselnya berulang kali, mungkin sudah lebih dari lima puluh kali sejak pagi. Ia cukup heran dengan wanita itu, tidak seperti biasanya seperti ini. Tidak menghubungi atau mengganggunya, biasanya saat jam istirahat seperti ini wanita itu akan masuk ke ruangannya tanpa permisi.
Lagi-lagi Anjar menghela napas pelan, ingin sekali menghubungi, namun ia cukup gengsi. Lagipula hubungan mereka bukan di dasari oleh cinta, hanya sebuah kesalahan yang membuatnya terjebak di hubungan ini. Mengingat masa itu membuat Anjar menaruh kepalanya di atas meja.
"Lo sakit?" Anjar menegakan tubuhnya lalu menatap ke arah pintu dimana Baim berada. Lelaki itu mendudukan dirinya di kursi depan meja Anjar. Menatap sahabatnya ini cukup lama untuk memastikan jika lelaki di depannya ini baik-baik saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/218818533-288-k691901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CANTIKA [SUDAH TERBIT]
RomanceSudah Terbit 18+ Cantika Almeira Narendra. Kesal dan kecewa menggulung menjadi satu, saat Cantika mengetahui betapa berengsek kelakuan kekasihnya. Lelaki yang ia pikir akan menjadi teman hidupnya kelak justru mengkhianatinya. Rutinitasnya yang semu...