DELAPAN [OPEN PO]

858 75 21
                                    

Yuhuu Abang Penyu dan Mbaknya yang Cantik emang aku akui balik lagi!!

Selamat membaca semuanya. 😊

Udah liat cover baru Cantika belum? Lucu, kan? Judul dan Cover aku ganti. Hahaha

***

Cantika tersenyum melihat hasil masakannya. Ia menyeka sedikit keringatnya setelah meletakkan makanan itu ke meja makan. Sebelum melepaskan apron yang ia pakai.

Hari ini Aziel memintanya memasak Korean Cream Cheese Garlic Bread juga Yoghurt buah. Dengan senang hati Cantika pun membuatkan. Selain sebagai bentuk kasih sayangnya, juga sebagai ucapan terima kasih karena mau menemani Cantika selama beberapa hari ini.

Cantika sedikit terkejut saat mendengar suara bel. Sedikit tergesa perempuan itu berjalan kearah pintu. Sepertinya pesanannya sudah datang.

"Mana pesenan gu—Anjar?" Cantika membulatkan matanya ketika melihat sang mantan kekasih berdiri di depannya, ia pikir seseorang yang menekan bel apartemennya Freya dan Lisa.

"Aku mau jela—Tika, ayolah jangan kayak anak kecil," ucap Anjar sembari mendorong pintu apartemen karena wanita itu hampir menutupnya.

Cantika memilih menatap ke arah lain, ia tak ingin melihat wajah Anjar yang mungkin akan membuatnya luluh.

Berkali-kali Cantika menepis lengan Anjar yang menyentuhnya, wanita itu mundur beberapa langkah dari Anjar berdiri, amarahnya semakin tersulut ketika mendengar nama Diana disebut. Kedua tangan Cantika sudah terkepal kuat, ia mencoba menenangkan dirinya agar amarahnya bisa terkontrol.

"Aku nggak mau kita putus, karena ... aku masih sayang sama kamu, Tik." Dua tamparan sudah melayang di kedua pipi Anjar, Cantika sudah tak tahan lagi untuk melakukan hal itu pada lelaki di depannya. Bisa-bisanya Anjar mengatakan kata sayang ketika lelaki itu sudah menduakannya dan bahkan Anjar berkata jika lelaki itu tidak bisa melepas Diana begitu saja.

Anjar hanya bergeming menerima perlakuan Cantika, ia tahu jika semua ini salah. Tapi, ia tidak bisa memilih salah satu dari mereka. Ia begitu sayang dan cinta pada Cantika, tapi, ia butuh Diana untuk keberlangsungan hidupnya.

"Keluar," titah Cantika pelan berharap Anjar mengikuti keinginannya. Deru napas juga kepalan tangan Cantika semakin kuat, menahan diri untuk tidak lagi memukul pria berengsek didepannya.

"Kamu punya kuping, kan?" suara Cantika sudah serak. Terdengar cukup buruk ditelinga wanita itu sendiri. Mati-matian dirinya menahan tangis. Tidak ingin terlihat menyedihkan didepan pria yang sudah menyakitinya.

"Tik...."

"Aku bilang keluar!" bentak Cantika. Wajahnya yang dipenuhi amarah dan kekecewaan membuat hati Anjar teremas. Hingga pria itu hanya bisa mengatupkan kedua bibirnya, "Jangan temui aku lagi!"

"Tika, aku mohon...."

"Pergi!" Cantika mendorong tubuh Anjar untuk keluar Apartemennya. Dengan sekuat tenaga wanita itu mengusir Anjar.

Anjar sedikit tersandung ketika keluar dari pintu. Pria itu segera berbalik untuk menahan Cantika lagi. Namun usahanya gagal karena Cantika menepis tangannya untuk yang kesekian kali, "Tika...."

CANTIKA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang