Vote, komen, dan share. Biar banyak yang tahu dan pas di terbitkan banyak yang beli. Hahha
Selamat membaca teman-teman. Jangan lupa baca doa dulu. 😅
***
Sudah cukup lama Cantika tak bersantai di balkon apartemen, wanita ini tersenyum sembari melihat matahari terbenam. Sejenak ia memejamkan matanya merasakan semilir angin sore membelai wajah. Dengan di temani satu gelas coklat panas juga soft cookies yang ia buat sendiri membuat kegiatan santainya semakin terasa menyenangkan.
Cantika merenungkan tentang kehidupannya selama ini, saat ia bertemu Anjar untuk pertama kali, saat akhirnya Cantika menerima cinta lelaki itu hingga akhirnya ia tahu bahwa lelaki yang selama ini telah dibanggakan di depan semua keluarga bahkan sahabatnya telah mengkhianatinya.
Cantika menghela napas panjang teringat tentang Anjar, ia masih ingat jelas percakapan beberapa bulan yang lalu. Lelaki itu mengatakan jika ia telah menemukan rumah yang pas untuk mereka tempati nanti.
"Kalau misalnya kamu nggak selingkuh, mungkin saat ini kita tengah bersama-sama membicarakan masa depan bersama." Cantika tersenyum getir.
Tiga tahun adalah waktu yang cukup lama untuk mengenal satu sama lain atau bahkan membicarakan pernikahan. Lagipula umur mereka cukup pantas untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
Tak terasa langit pun semakin gelap dan angin berhembus kencang. Akhirnya Cantika memilih kembali ke dalam dan mulai menyibukkan diri di dapur.
"Kenapa Frey?" Cantika mengapit ponselnya di antara telinga dan bahu. Matanya fokus menakar beberapa bahan yang akan ia buat hari ini. "Lo di luar?" Cantika bertanya sembari berjalan menuju pintu, memastikan jika perkataan wanita itu benar. Ia sudah menatap keluar pintu menggunakan lubang intip sebelum membukanya.
Kedua sahabatnya itu sudah berdecak kesal lalu mendorong pintu cukup lebar dan berjalan melewati Cantika. "Lo kemana aja sih?! Kita udah di luar hampir setengah jam," keluh Lisa sembari berjalan menuju kamar mandi.
Freya menatap wajah Cantika cukup lama hingga membuat wanita itu risih. Ia pun memilih kembali berkutat dengan bahan makanan di depannya. Mencoba mengabaikan tatapan dari Freya. Sedangkan Freya masih menatap sahabatnya itu lalu berkata jika air mata Cantika cukup berharga untuk sekadar menangisi sang mantan kekasih.
"Tiga tahun bukan waktu yang singkat memang, tapi gue yakin kalau lo bisa, Tik." Freya memeluk Cantika erat, wanita itu mengusap punggung sahabatnya ini seraya membisikan kata-kata penyemangat. Ia yakin jika Cantika bisa melewati masa-masa ini dengan lapang dada. Lagipula lelaki itu tak pantas mendapatkan air mata Cantika.
Freya masih ingat jelas ketika Anjar memeluk wanita itu di depan mereka bertiga. Jika tak memikirkan tentang Cantika, mungkin lelaki itu tengah berada di rumah sakit saat ini karena pukulan yang akan ia berikan.
Lisa yang baru keluar dari kamar mandi hanya menatap kedua wanita itu sembari mengerutkan dahinya. Sepertinya ia meninggalkan banyak cerita saat ini, wanita ini pun berjalan menghampiri lalu bertanya pada kedua sahabatnya ini.
"Masih Anjar?" tanya Lisa ketika mendengar jawaban dari Freya. Ia menggelengkan kepalanya seraya berdecak kesal. Semua wejangan sudah Lisa berikan pada Cantika, mulai dari kutipan yang mengatakan 'wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik', hingga, "Orang selingkuh itu katanya EQ dan IQ yang buruk."
Cantika tertawa ketika mendengar ucapan terakhir dari Lisa. Ia mengucapkan kata terima kasih karena telah menghiburnya. Lisa dan Freya serempak menjawab jika itulah fungsi dari seorang sahabat. "Tapi ... sejauh ini kalian belum melakukannya, kan?" pertanyaan dari Lisa membuat Cantika juga Freya menatap ke arah wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANTIKA [SUDAH TERBIT]
RomantikSudah Terbit 18+ Cantika Almeira Narendra. Kesal dan kecewa menggulung menjadi satu, saat Cantika mengetahui betapa berengsek kelakuan kekasihnya. Lelaki yang ia pikir akan menjadi teman hidupnya kelak justru mengkhianatinya. Rutinitasnya yang semu...