TIGA BELAS

829 78 75
                                    

Dikarenakan hari ini update, jadi hari jumat nggak akan update ya. Sampai ketemu minggu depan. 😗

Niatnya mau pake target vote gitu ya baru update, tapi agaknya susaah. 😞

Yowes gimana kalau aku pake target komen aja ? 🤣🤣🤣

Selamat membaca, jangan lupa vote, komen, dan share ke temen kalian, ya. Oh iya, kayaknya aku pernah bilang kalau mau adain give away deh. Mungkin nanti kalau part di cerita ini udah 20an, ya. Hehe

Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah, ya. ❤️

***

"Udahlah Jar, mau bagaimanapun juga Cantika nggak akan mau nerima lo lagi," ujar Dody santai, lelaki itu menatap wajah Anjar yang terlihat muram. Ia sudah tahu ketika Anjar bercerita jika ia di usir dari apartemen wanita itu.

Baim yang berada di ruangan itupun mengangguk menyetujui. Lelaki itu berkata jika perkataan Dody benar adanya. Anjar menatap wajah Baim dengan kesal, ia mendengkus lalu berucap jika ia tak akan pernah mau melepaskan Cantika begitu saja. Apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan Cantika kembali.

Baim memutar bola matanya mendengar ucapan Anjar, ia tak habis pikir dengan isi otak dari sahabatnya ini. Sudah jelas-jelas di tolak juga di usir oleh wanita itu, tetapi masih saja bertahan.

"Kalau udah bucin susah, Im," ucap Dody menatap ke arah Baim. Anjar hanya memijat pangkal hidungnya. Tak tahu harus seperti apalagi, ia begitu mencintai Cantika dan tak ingin berpisah.

"Terkadang Tuhan mendatangkan seseorang dalam hidup ini sebagai pengalaman hidup, bukan untuk teman hidup," kata Baim bijak, lelaki itu menatap wajah Anjar, mencoba menyemangati sahabatnya.

Anjar masih terdiam, otaknya masih memikirkan perbuatan apalagi yang akan membuat Cantika kembali kepelukannya, apakah ia harus berbuat sesuatu yang kotor agar bisa mengikat wanita itu.

Baim juga Dody sudah mengerutkan dahinya ketika melihat wajah sahabatnya itu, mereka yakin jika lelaki itu tengah memikirkan sesuatu tentang Cantika, "Jangan macem-macem, Jar, gue nggak akan pernah setuju lo ngelakuin apapun yang ada di otak lo itu." Dody berkata dengan gelengan kepala. Walaupun ia tak tahu apa yang tengah dipikirkan sahabatnya itu, tapi, ia yakin jika lelaki ini akan melakukan hal yang semakin membuat Cantika membencinya.

Anjar mengedikkan bahunya seraya tersenyum membayangkan jika semuanya sesuai rencana. Dody sudah ingin berkata kembali ketika Baim mengatakan jika harus pergi karena ada keperluan mendadak. Kedua lelaki itu mengangguk lalu menatap kepergian Baim.

"Apa?" tanya Anjar ketika melihat Dody menatapnya lama. "Lo tenang aja, gue nggak akan nyakitin  Cantika kok, cuma ... kayaknya bentar lagi Cantik balik deh." Anjar menatap jam di pergelangan tangan, ia merapikan meja kerja lalu bersiap untuk bertemu Cantika.

"Lo masih inget ucapan gue, kan, Jar? Jangan pernah ikutin ego yang sejujurnya bisa membahayakan diri lo sendiri," ujar Dody sebelum Anjar pergi meninggalkan dia seorang diri.

***

Cantika pikir ucapannya saat itu akan membuat Banyu tak akan mengganggunya lagi, tapi ia salah, lelaki ini lebih sulit daripada Anjar. Ah, mengingat Anjar membuat Cantika kesal juga rindu akan sosok itu. Seandainya lelaki itu tidak selingkuh mungkin mereka tengah menghabiskan waktu dengan menonton film komedi kesukaan mereka.

Cantika akhirnya memilih menghampiri lelaki itu dan membawanya ke rooftop karena tak ingin ada yang mendengar percakapan mereka berdua. Cantika sudah bersedekap sembari menatap wajah Banyu.

CANTIKA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang