Happy reading......
"Ikut gue !" Tagama menarik tangan seorang gadis dengan kasar yang sedang duduk dikursi sampai membuat gadis itu hampir jatuh.
"Lo mau bawa gue kemana anjing." Tanya Liasya kesal sambil berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman Tamaga, namun hal itu hanya membuat tangan nya semakin sakit.
Tagama tidak menghiraukan pertanyaan Liasya, dan terus berjalan dengan langkah lebar menyeret tangan gadis itu. Mata lelaki itu menyorot tajam dengan rahang mengeras menandakan bahwa dia sedang marah.
Sesampainya di sebuah ruangan yang tidak dipakai, Tagama mendorong Liasya ke tembok sehingga punggung liasya membentur tembok cukup keras.
"Anj*ing." Umpat Liasya
"Lo sengaja bawa gue kesini biar lo bebas nyakitin gue?" Liasya mendekat kearah Tagama sambil tersenyum sinis melihat lelaki yang sudah dipenuhi oleh amarah itu.Tamaga mencengkram pipi Liasya dengan kuat. "Sekali lagi gue dengar lo nyakitin Vira gue nggak bakalan segan-segan main kasar sama lo. Ini cuman peringatan kecil." Tamaga menghempaskan wajah Liasya dan hendak meninggalkan Laisya. Sebelum perkataan gadis itu membuatnya semakin marah.
"Semakin lo peringatin gue, semakin gue pengen hajar pacar sialan lo itu." Ucap Liasya mengancam dan semakin tersenyum sinis karna melihat punggung Tagama menegang dan tangan nya mengepal kuat.
"Gue bakalan ngelindungin dia dari cewek iblis kayak lo." Ucap Tagama tanpa membalikkan tubuhnya menghadap Liasya dan berlalu dari ruangan itu meninggalkan Liasya sendiri.
~~~~~~~"Aku gapapa kok Ga. Kamu kekelas aja, nanti ketinggalan pelajaran." Tangan Vira menggenggam lembut lengan kekar Tagama, meyakinkan bahwa dia tidak apa-apa jika ditinggal sendiri di UKS, usai insiden Liasya yang menyiram Vira dan menguncinya pada salah satu bilik toilet. Beruntung dia membawa ponsel sehinggal dia bisa menghubungi Tagama, dan langsung membawanya ke UKS, karena tubuhnya sudah menggigil dan bibir mungilnya sudah membiru.
"Bisa nggak sih lo pindah ke kelas gue aja? " Tanya Tagama frustasi sambil menyugarkan rambutnya yang sedikit panjang dengan kasar.
"Nggak bisa lah kamu kan anak IPA, sedangkan aku anak IPS. Kita juga udah kelas Xl nggak mungkin lagi pindah jurusan."
"Bisa! Nanti gue hubungin bokap gue biar dia yang ngurus supaya lo pindah ke IPA sekelas sama gue."
"Nggak usah Taga, aku udah nyaman di kelas IPS. " Vira tersenyum manis dan membuat Tagama langsung memeluk pacarnya itu.
"Maafin gue, karna gue lo sering di ganggu sama Liasya. " Tagama melepaskan pelukannya dan menggenggam kedua bahu Vira dan menatapnya dengan lembut.
"Aku gapapa kok, Liasya jarang ganggu aku kalo di kelas, jadi kalo udah diluar kelas kamu bisa lindungin aku hehe." Vira tertawa manis sehingga Tagama ikut tersenyum sambil mengacak rambut Vira gemas.
~~~~~~~
"Gimana keadaan Vira tadi? " Tanya
Lian, salah satu teman Tagama.Saat ini Tagama, Lian, Kai, Bara, dan Mikhael sedang nongkrong di kafe milik Kai, mereka merupakan murid pentolan SMA Bhakti Nusantara tetapi merupakan siswa siswa yang berprestasi. Mereka juga merupakan anggota inti dari geng motor Zingel. Geng motor yang sangat terkenal di jalanan, karena sampai saat ini geng Zingel belum pernah kalah ketika perang dengan lawan. Oleh sebab itu banyak siswi SMA mereka yang menginginkan menjadi pacar dari ke 5 lelaki itu.
"Dia gapapa. " Jawab Tagama seadaanya.
"Gila emang si Liasya, kok dia bisa sih setega itu nyakitin Vira? " Michael menggeleng-gelengkan kepala sambil menyipitkan mata, sok-sokan berpikir keras.
Bara melemparkan sedotan minumannya kewajah Michael yang mengenai matanya. " Gaya lo."
"ASU.. mata gue sakit."
Bara tidak mempedulikan Mikhael lagi, dia kembali sibuk dengan ponselnya. Sementara Michael menyumpahi Bara dalam hati sambil mengucek matanya yang sakit.
Tagama menghela napas menumpukan kedua sikunya di meja dan memijit kedua sisi keningnya. Setelah itu dia menatap ke arah ke 4 temannya yang juga sedang menatapnya.
"Gue minta tolong sama kalian, kalian jaga Vira dari Liasya. Karna gue nggak bisa terus mantau gerak-gerik nya Liasya soalnya kelas kita cukup jauh. "
Tagama menyandarkan pungungnya ke sandaran sofa kafe dan melipat kedua lengannya di dada.
"Terutama buat lo Kai." Ucap Tagama dan membuat Kai, cowok dingin itu menyipitkan mata seolah bertanya kenapa."Karna lo sekelas sama Vira dan Liasya, jadi jagain Vira waktu di kelas."
Kai mengangguk-angguk kepala mengambil minumannya menganduk-aduk dengan sedotan, meminumnya sedikit, dan kembali meletakkan minuman tersebut.
" Sejauh yang gue liat, Liasya jarang ganggu Vira kalo di kelas. Paling beberapa kali. Ucap Kai
"Vira juga bilang gitu sama gue tadi. Tapi buat jaga-jaga tetap awasin Vira dari Liasya." Kai berdehem tanda mengiyakan perkataan Tagama.
"Kenapa sih Liasya buang-buang waktu ngejar-ngejar Taga, padahal banyak banget cowok yang mau sama dia."
Tanya Lian kepada teman temannya."Dipelet Taga kayaknya. " Jawab Michael ngasal, dan keduanya pun tergelak bersama.
"Tapi bukannya Liasya tunangan lo Ga?" Tanya Bara memastikan.
Tagama mengangukkan kepala nya malas. "Gue dipaksa sama nyokap gue supaya gue mau tunangan sama dia." Jawab Tagama.
"Nggak heran lagi kenapa Liasya bisa benci sama Vira secara Lo itu tunangan dia. Terang Bara.
"Tapi cara dia memperlakukan Vira udah kelewatan." Timpal Lian
"Makanya banyak banget orang yang nggak suka sama dia,,, yang suka dia mungkin cuman karna Liasya orangnya cantik banget, jadi menutup mata sama kelakuan jahatnya Liasya.""Kok Lo keliatan benci banget sama Liasya?" Tanya Bara heran
"Emang lo suka sama dia?" Tanya Lian balik
" Nggak sih, cuman gue enggak segitu bencinya sama dia, soalnya dia nggak buat masalah sama gue." Jawab Bara.
"Sinting Lo. Namanya pembully gabisa dibiarin gitu aja."
" Emang Lo udah lakuin apa sama Vira waktu dibully Liasya?"
Lian kikuk, pasalnya dia memang belum pernah menolong Vira ketika di bully Liasya, karena dia memang tidak pernah melihatnya secara langsung.
" Kan gue belum pernah liat dia ganggu Vira secara langsung."
"Serah lo deh." Ucap Bara mengakhiri
" Kok Lo kayak bela Liasya disini?" Tanya Tagama. Semuanya menatap Bara dengan serius, menunggu jawabannya.
Bara menghela napas. "Gue nggak ada bela dia sama sekali, gue cuman bilang "nggak segitu bencinya," Liasya ngebully Vira karna ada sebabnya juga kan, kalian pasti tau apa alasan Liasya ngebully Vira. Disaat Lo tunangan sama Liasya besoknya Lo nembak Vira. Jelas lah Liasya marah. Gue juga kesel sama kelakuan Liasya yang semakin menjadi. Tapi daripada sibuk benci sama Liasya, lebih baik kalian jagain Vira baik-baik. Terang Bara panjang lebar.
COBA-COBA BUAT CERITA, SIAPA TAU ADA YANG SUKA 😇
SEE YOU NEXT CHAPTER
PAIPAII
KAMU SEDANG MEMBACA
TAGAMA
Teen Fiction"Acting lo bagus banget yah cewek sialan sampe-sampe semua orang ngebelain lo. Semua orang mikir ini semua salah gue, padahal lo yang gatal sama tunangan orang." Liasya menenggelamkan wajah Vira kedalam wastafel yang berisi penuh dengan air. Liasya...