Four You #2

15 1 8
                                    

Seseorang mendekatinya, "ayo bangun". "si-siapa itu? Aku tidak mau", jawab Alania gugup. "tenang saja ini aku", sambil mengulurkan tangannya pada Alania. Perlahan, Alania menerimanya dan berdiri. Saat berdiri, tiba-tiba saja semua lampu menyala kembali.

Tetapi pada saat itu juga, jarak antara Bagas dan Alania hanya 2 cm. sehingga mata mereka bertemu. Alania cepat-cepat mengalihkan pandangannya, "em..makasih gas".

Padahal lebih lama lagi barusan -Bagas

"ngapain ke bawah cuman mau minum? Diatas kan ada", tanya Bagas.

"gak bisa tidur, makanya ke bawah", jawab Alania. "yeh... ada-ada aja", Bagas menggeleng-gelengkan kepalanya. "terus lo ngapain ke bawah juga?", tanya Alania sambil memiringkan kepalanya. "hah?em gue...gue tadinya mau tidur, Cuma liat lo ke bawah. Makanya gue ikutin", jawab Bagas. "hilih ngikutin", ejek Alania. "gue khawatir sama lo, kalo terjadi apa-apa gimana?", Bagas meyakinkan. Alania hanya menatapnya, setelah itu menatap ke bawah karena teringat kembali kejadian tempo hari. Melihat itu, Bagas merasa kasihan padanya. Kemudian ia menarik tangan Alania. "eh eh gas, mau kemana?!", tanya Alania.

Bagas tidak menghiraukannya, dan hanya menarik Alania. Sampailah mereka di halaman belakang, "sekarang tutup mata lo", suruh Bagas pada Alania. "gak mau, entar aku ditinggal lagi", Alania melipat tangannya. "udah lakuin aja!", akhirnya Alania menutup matanya. Sesudah itu,Bagas berpindah menjadi tepat di belakang Alania. "dalam hitungan ketiga, lobuka mata pelan-pelan. 1, 2, 3", Alania membuka matanya. Seketika ia berbinar sekaligus kaget. Mengapa tidak, di depannya bunga-bunga mekar dengan cahaya yang sesuai kelopak bunganya. Alaniapun bergerak maju mendekati bunga-bunga itu. Satu-persatu ia sentuh, dan iapun tersenyum.

"gimana? Suka?", tanya Bagas. "suka banget, tapi kok lo tahu gue suka bunga?", tanya Alania terheran. "lo gak perlu tahu". Alania tak menghiraukan Bagas, yang ia hiraukan hanya melihat bunga dan menyentuhnya. Karena merasa lelah, Alaniapun terduduk. Diikuti dengan Bagas.

"gitu dong, senyum. Kan enak diliatnya",goda Bagas. "lo lagi muji atau ngegoda?", tanya Alania kesal. "gue serius al", jawab Bagas dengan yakin. "dan gue serius sama lo",lanjut Bagas. Alania yang tadinya hanya menatap bunga, ia beralih menatap Bagas yang ada di sampingnya. "maksud lo?", tanya Alania. "hah...gue suka sama lo, al", Bagas mengakui. Alania yang awalnya bingung, menjadi mematung di tempat. Ia tidak tahu harus jawab apa, setelah Bagas menyelamatkannya dari pria yang tidak dikenal. Dan kini, ia menghiburnya dengan kejutan yang tidak terduga.

"lo bisa ngejawabnya nanti", lanjut Bagas.

"gas", panggil Alania. "hm?". "gue gak tahu harus gimana, yang pasti gue berterimakasih banget sama lo. Setelah lo nyelametin gue, sekarang lo juga yang hibur gue", jelas Alania. Bagas hanya memegang pucuk kepala Alania.

Tak terasa, hari sudah mendekati pagi hari. Terlihat langit sudah berwarna orange. "ayo berdiri", Bagas mengulurkan tangannya untuk membantu Alania berdiri. Alaniapun menerimanya. Sejenak, mereka menatap matahari terbit dengan indahnya. Melihatnyapun, membuat Alania tersenyum. Bagas menoleh pada Alania,dan ia menggenggam tangannya. Sadar tangannya digenggam, Alania awalnya terkejut. Tetapi, lama-lama ia tersenyum.

Mereka masuk ke café kembali, agar tidak dicurigai. Bagas ke dapur untuk membantu Mitsuko, Brian juga Dira menyiapkan sarapan. Sementara, Alania naik ke ruangan atas karena ingin melihat keadaan Minho. Sesampainya diatas, Minho tengah terduduk bersandar. Melihatnya, Alania tersenyum dan menghampirinya.

"bagaimana keadaanmu?", tanya Alania sambil duduk disamping Minho. "sudah merasa baik", jawab Minho. Alania mengangguk. "kamu bagaimana?", tanya Minho. "hm? Aku? Aku baik-baik aja kok", jawab Alania sambil senyum. "makanan sudah siap!", teriak Dira sambil membawa makanannya disusul oleh Brian, Mitsuko, dan Bagas. Menu sarapan hari ini adalah sandwich mozzarella. Terbayang bila memakannya, kamu akan merasakan gurihnya roti panggang yang disusul oleh sosis dan lumernya keju. Perpaduan yang sangat pas untuk penunda lapar di pagi hari.

Daritadi, Alania tidak fokus makan. Karena gerak-geriknya dilihat terus oleh Bagas. "al, kenapa? Gak enak?", tanya Mitsuko. "eh? Enak kok enak", Alania menjawabnya dengan cepat. "oh iya, semuanya setelah ini aku ingin pulang terlebih dahulu. Dan aku akan segera kembali", Mitsuko menyela. "ah benarkah? Aku ingin pulang juga", Dira menyetujui. "bagaimana kalo kita pulang secara bergiliran?, nanti kana da yang jagain Minho juga", tawarku. "apa tidak terlalu merepotkan?", tanya Minho. "sans ae ho, kita saling melindungi satu sama lain", jawab Brian.

Setelah menghabiskan sarapan, semuanya mula membersihkan sisa makan tadi. Selepas itu, Mitsuko pamit untuk pulang. Sementara Brian akan keluar sebentar untuk urusan pribadinya. Aku melanjutkan aktivitas menulis kembali. Hobi yang sekian lama aku tinggalkan, dan kini aku memulainya kembali. Dimulai dengan tanggal, hari, cuaca, juga tak lupa bubuhkan sedikit gambar agar tidak terlalu polos.

-Minho PoV-

Karena keadaanku belum sepenuhnya pulih, aku memutuskan untuk beristirahat saja. Pukulan pria itu sangat kuat, aku tidak bisa membayangkan seberapa besar tenaganya. Yang penting sekarang adalah aku masih bisa hidup. Di depanku, ada Alania yang sedang sibuk memulai kembali hobinya itu. Ia sering bercerita kepadaku tentangnya. Sehingga aku mengetahui hal itu.

"kamu sedang menggambar apa al?", tanyaku penasaran.

"eh? Enggak kok, Cuma hiasan doang", sambil meletakkan bukunya disamping meja tempat tidur.

"em..min, gapapakan aku tinggal dulu bentar? Aku mau ke bawah dulu", tanyanya.

"oh iya silakan saja, hati-hati ya", ia mengangguk.






Ada apa dengan mereka bertiga? Dan apa yang akan terjadi? Marii ikuti terus ceritanya... Jangan lupa vote dan isi kolom komentarnya ya 😂

Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang