-Minho PoV-
Aku tengah berada di tepi danau. Bersandar di pohon yang besar. Ketika kamu berada dibawah pohon itupun, kamu akan merasakan ketenangan. Apalagi ditambah hanya suara burung, air, juga binatang-binatang kecil lainnya. Aku jadi ingat, handphoneku kan dimatikan?. Apa diaktifkan saja ya? Takutnya ada yang penting. Saat handphoneku sudah menyala, dan sistemnya berjalan dengan baik. Aku melihat beranda lockscreen.
Dira(missed call)20
Dira: cepat ke rumah sakit! Alania Terluka!
Mitsuko(chatting)10
Brian(missed call)
Apa?, mataku terbelalak melihat chat dari Dira. Aku tidak bisa berfikir kembali, yang aku pentingkan sekarang adalah aku harus ke rumah sakit.
Sampailah aku di rumah sakit, dan aku cepat-cepat mencari ruang ICU. Dari kejauhan, aku melihat Bagas, Brian, Clara, Mitsuko, dan juga Dira. Nafasku terengah-engah karena berlari.
"Minho? Akhirnya kamu sampai juga", Mitsuko langsung berdiri. "di-dimana Alania?", tanyaku yang masih terengah-engah. "ia didalam", jawab Dira lesu. Akupun berjalan, dan melihatnya dari jendela yang memperlihatkannya. Terlihat Alania yang berbaring dengan mata tertutup. Mulutnya yang dipasang oksigen, dan tangannya yang dipakai infus. Lalu pakaiannya, berwarna biru muda.
Aku merasa sangat bersalah, karena tidak ada di sisinya saat sebelumnya. Jika aku berada di sisinya, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Aku terduduk di lantai, "kenapa..kenapa aku tidak berada disampingnya saat itu...semua ini salahku". Aku memukul lantai berkali-kali, "min minho sudah! Ini sudah terlanjur terjadi. Dan ini adalah takdir!", jawab Bagas sambil menahan tanganku.
Tak lama setelah itu, monitor yang awalnya berwarna hijau. Tiba-tiba saja berubah menjadi merah dengan suara yang bertempo cepat. Kami semuapun panik dan langsung melihat ke arah jendela. Dokter dan susterpun datang untunk memeriksa. Dokter memeriksa denyut nadi dan nafas Alania yang bernafas semakin cepat. "sus tolong ambilkan defribrilstor cepat!", "baik dok!". Setelah suster mengambilnya, iapun segera mempersiapkannya. Dokterpun mengambilnya, dan mencoba menormalkan jantung Alania yang berdetak sangat cepat. " 1 2 3", tidak bekerja. " 1 2 3", tidak bekerja lagi. "1 2 3". Sesudah itu, dokter meletakkan lead itu pada tempatnya.
Alania meninggal? 😱😱😱tunggu cerita selanjutnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}
RomanceAlania Maheswari Darlena, seorang manager Going Merry Cafe yang terletak di negeri berselimut putih. Kesehariannya yang tenang dan modis,membuat kedua pria jatuh cinta padanya. Kedua pria itu adalah temannya yang bekerja di Going Merry cafe tersebut...