Dan....
Pria itu menghilang. "haah...syukurlah, itu hanya penglihatanku saja yang sedang bermasalah," lanjut memejamkan mata.
Tunggu saja pembalasanku. Kamu akan merasakan penderitaanmu sendiri –Pria
Hari sudah semakin sore, dan café sudah mulai sepi. Karena merasa terlalu lelah, merekapun menutupnya. Setelah selesai, mereka pergi keatas bersama. "lho? Kok alania tidur di jendela sih?," tanya Dira. "mungkin dia cape nungguin kita kali," sambung Mitsuko. Minhopun menghampiri Alania, untuk memindahkannya ke tempat tidur.
"aku duluan ke kamar mandi deh," sambil beranjak pergi. "gue dah lo, ko!," teriak Dira. Yang lainnya sedang duduk di kursi yang melingkari sebuah meja bundar. "eh, api unggun yuk," ajak Adrian. "kapan?," tanya Brian. "malem ini...mau ga?," lanjut Adrian.
"ngikut ae gue," jawab Brian. "wah! Boleh juga tuh," sahut Dira. "boleh boleh," lanjut Mitsuko yang sudah keluar dari kamar mandi.
"terus alania mo digimanain? Masa dia ga ikut?," tanya Brian. "entar juga dia bangun. Tidur awal, pasti tengah malem bangun," jawab Adrian. "yaudah, abis ini gue nyari kayunya. Lo bedua ngikut juga, biar Dira sama Mitsuko siapin yang lainnya," sahut Minho. "siap," jawab Adrian dan Brian serempak.
Sesudah selesai membersihkan diri, Minho, Adrian, dan juga Brian pergi ke daerah hutan untuk mencari beberapa ranting, kayu, juga ilalang. Tak lupa juga membawa senter, karena terbatasnya penerangan jalan. "inget, walaupun seperti ini, tetep harus waspada. Bahaya bisa datang kapan aja," ujar Brian. Mereka mulai mengumpulkan benda-benda yang dibutuhkan.
Karena merasa ada yang mengintip, Brian menyinari bagian pohon yang ada di belakangnya.
Perasaan ada yang ngintip. Tapi mungkin perasaan gue aja kali –Brian
"woi! Dah selesai belum?," teriak Brian. "udah," jawab Adrian. "udah," Minho menyusul. "yaudah,ayo balik". Merekapun kembali ke café.setelah sampai di dekat café, mereka mulai menyusun kayu dan ranting. Sesudahnya, mereka mulai membuat api.
"mit, keknya mereka udah balik," kata Dira pada Mitsuko. "iya kayaknya, apa kita keluar sekarang aja?," tanya Mitsuko. "yaudah yuk. Terus alania gimana? Bangunin aja?," tanya Dira sambil menunjuk Alania yang masih terlelap. "cobain aja, daripada ditinggalin. Entar ada apa-apa". Dirapun menghampiri Alania. "al...al...bangun, al. mau ikut keluar ga?," tanya Dira sambil menggoyang-goyangkan tubuh Alania. "eung...? Mau ngapain?," tanya Alania yang masih terbaring. "api unggun. Yuk, kan udah lama kita ga nge champ," ajak Dira sambil tersenyum. "iya iya aku bangun," Alaniapun bangun.
Dinginnya malam, juga cerahnya langit karena dikelilingi bintang. Semakin menambah rasa kebersamaan. Ditambah duduk di dekat api unggun yang menyala.
"eh? Tuan putri udah bangun?," tanya Adrian. "uh-hm," jawab Alania yang masih berwajah bantal. "segitunya kamu tidur, gamau dilanjutin aja?," tanya Minho. "engga engga, aku mau deket api unggun," jawab Alania semangat. "kok ga pake jaket sih? Kedinginan lho entar," Minhopun berbagi syal dengan Alania agar tidak kedinginan.
"ekhem ekhem," Brian berpura-pura batuk. "kenapa bray? Cemburu lo? Makanya bray, cari sana hahaha," goda Adrian. "idih, buat apa juga gue cemburu? Lo kali, kesian hidup sendiri mulu," kesal Brian. "pen disleding bray?," tanya Adrian emosi. "engga hehehe," sahut Brian nyengir.
Bukan sendiri mulu bray. Emang guenya aja yang belum bisa nerima seutuhnya –Adrian
Sementara Dira dan Mitsuko, membakar jagung dan marshmellow untuk dijadikan cemilan. "main ToD yok," ajak Brian. "ok," jawab mereka serempak.
Brian memutar botolnya. Dan botol itu berhenti pada Mitsuko. "oke mit, truth or dare?," tanya Dira. "em... dare aja deh," jawab Dira. "karena lo pilih dare, lo harus jadian sama Brian selama sebulan," mendengar itu Brian dan Mitsuko sontak kaget. "apa?!". "wahhh calon calon jodoh nih. Kaget aja barengan," goda Adrian. "apaan sih?!," kesal Brian. "Cuma sebulan doang kan? Ga lebih?," tanya Mitsuko polos. "yaaa ga tau mit. Kan cinta datang tiba-tiba. Ga kenal tempat dan waktu, apalagi izin. Tumbuh begitu saja, mungkin aja kalo kalian nyaman. Lebih lama dari sebulan," jelas Minho.
"anjay anjay," Dira bertepuk tangan. "udah lo jalanin aja dulu. Ok next," Mitsuko memutar botolnya. Dan botol itu berhenti di Adrian, "ok ad, truth or dare?". "truth", jawab Adrian. "wookaaii, lagi suka sama siapa nih ad? Hahaha," goda Brian.
Masih sama bray. Dari dulu sampe sekarang. Belum tergantikan –Adrian
"hmm...siapa ya?," Adrian berlagak seakan sedang berfikir. "gausah pura pura mikir deh ad!, tinggal jawab aja...," gerutu Alania. "yaa gimana, kan ga ada," Adrian mengangkat bahunya. "ah yaudah deh, lanjut". Adrian memutar botolnya, dan berhenti di Alania. "truth or dare?". "truth".
"momen paling memalukan yang pernah dialamin?". "pppfft..buahahaha," Alania tertawa dengan lepasnya. "al? al? ga kesambet kan?," tanya Brian. "hahaha engga engga. Momen memalukan itu...ketika...," Alania menatap Dira. Dira seakan tersadar, dan melambai-lambaikan tangannya. "ahhahaa, ketika... Dira kepeleset ke selokan. Itu diliatin sama yang lewat," Alania menutup mulutnya menahan tawa.
"pfft...hahahhaha," mereka yang mendengarnyapun ikut tertawa. "aduhhh dir..dir...," ujar Adrian. "ih jahat ya kamu Alania, huh," Dira melipat tangannya. "jangan ngambek dong...kan aku Cuma bercanda," sahut Alania. "iya jangan ngambek, kamu kalo ngambek nambah lucu," ujar Adrian sambil mencubit pipi Dira. "aw! Sakit tau ad!," Dira memukul Adrian dan mengusap-usap pipinya. "hahaha iya iya. Sini aku gue sembuhin," Adrian mengelus-elus pipi Dira.
Tanggungjawab lo ad. Gue baper –Dira
Ekhem ekhem, pun10 –author
Thor, jangan ganggu –Dira
Dih,like like me-author
Ciee.. Dira baper wkwkwk stay tune,vote, don't forget to follow my acount 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}
RomanceAlania Maheswari Darlena, seorang manager Going Merry Cafe yang terletak di negeri berselimut putih. Kesehariannya yang tenang dan modis,membuat kedua pria jatuh cinta padanya. Kedua pria itu adalah temannya yang bekerja di Going Merry cafe tersebut...