"aku...akan menceritakan semuanya...".
"Saat itu, aku di perjalanan akan pulang. Di tengah perjalanan, aku diberhentikan oleh seorang pria yang berpakaian serba hitam. Ia tengah menanyakan alamat, karena ia berkata bahwa ia seorang turis asing yang pertama kali ke daerah ini. Aku menawarkan untuk mengantarnya pada alamat yang dituju. Iapun setuju. Sesampainya di alamat yang dituju, pria itu mengajakku untuk mampir terlebih dahulu sebagai tanda terimakasih. Merasa tidak enak untuk menolaknya, akupun menerimanya", Brianpun berjalan duduk yang tadinya hanya bersandar di dinding.
"setelah itu, aku diajak meminum teh bersamanya. Ia menceritakan bahwa tempat itu akan ditempatinya tak lama lagi. Akupun hanya mengangguk saja mendengar ceritanya. Tetapi, tak lama sesudah aku meneguk habis teh itu. Entah kenapa aku seperti ingin marah saja. Bahkan kepalaku terasa sangat berat. Seingatku....pria itu berkata 'lakukan apa yang aku perintahkan'. Selebihnya, aku tidak terlalu mengingatnya jelas", sambil memegang pundaknya.
"oh? Jadi kamu dipengaruhi oleh pria itu?", tanya Mitsuko. "ya...seperti itulah", jawab Brian. "lalu kamu mengetahui cerita tentangku, Alania, dan juga kotak itu?", tanya Bagas. "hmm...ya aku mengetahuinya", jawab Brian yakin.
"apa maksud kalian?", Dira menyela.
"saat aku akan memasuki ruangan Arya pada malam hari, aku mendengarnya tengah berbincang dengan seseorang....".
"bagaimana rencanamu apakah berhasil?". Aryapun berbalik, "tinggal selangkah lagi, aku akan mendapatkan semuanya...semuanya... akan menjadi milikku". "bagaimana dengan kotak itu? Bukankah kuncinya ada di gadis itu?". "oleh karena itu, aku mempengaruhi temannya", sambil mengepalkan kedua tangannya. "katamu akan menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan semua ini? Apa itu?"
11 tahun yang lalu
Aku mempunyai seorang teman, yang bernama Vaden. Ayah dari gadis itu, Alania. Juga seorang anak laki-laki yang bernama Adrian. Aku berteman dekat dengannya. Bahkan disaat sedih maupun senang, kami tetap bersama. Saat kuketahui ia telah menerima sebuah asset yang sangat lengkap dan menggiurkan, akupun iri. Tapi aku sadar, ia adalah temanku. Suatu hari, aku tidak bisa menghubungi pacarku. Akupun memutuskan untuk menemuinya.
Saat bertemu, ia membawa Vaden bersamanya. Aku semakin bingung, mengapa ia membawa Vaden. "kita sudahi hubungan kita disini saja", aku sontak kaget mendengarnya. "mengapa? Apa karena pria ini?", aku menunjuk Vaden. "tidak! Ini adalah pilihanku", merekapun pergi meninggalkanku. Sambil mengepalkan tangan aku bertekad, suatu saat nanti bila ia mempunyai anak. Aku akan membunuhnya dan aku akan merebut semuanya yang telah ia rebut dariku.
Sesudah aku mendengar mereka telah mempunyai seorang putra dan putri. Aku berencana membunuhnya di rumah mereka yang dulu. Aku berhasil membunuh mereka, sementara putranya berhasil melarikan diri. Tinggallah putrinya. Aku membawanya dan meletakkannya di sebuah kotak, berharap ada yang merawatnya.
"lalu mengapa kau membiarkannya hidup? Bukankah kamu akan membunuhnya?". "aku berfikir akan muncul seperti badai yang tiba-tiba datang disaat cuaca sangat cerah. Karena disaat itu, aku merasakan hal yang sangat menyedihkan pula", jawab Arya.
"...setelah mendengar itu, aku tersadar. Aku telah dipengaruhi. Jadi aku memutuskan untuk menjalani perintahnya dahulu, dan membunuhnya", jelas Brian sambil melipat tangan.
"ja-jadi.... Bagas dan Alania bersaudara?!", tanya Dira tidak percaya. Brian mengangguk. "aku sangat tidak mengetahui hal ini. Bahkan aku sangat mengenalnya", clara menyela. Mendengarnya Bagas hanya diam saja, karena masih tidak percaya Alania merupakan saudara kandungnya.
Disini ada yang shipperin casting? Siapa sama siapa nih? Wkwkwk 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}
RomanceAlania Maheswari Darlena, seorang manager Going Merry Cafe yang terletak di negeri berselimut putih. Kesehariannya yang tenang dan modis,membuat kedua pria jatuh cinta padanya. Kedua pria itu adalah temannya yang bekerja di Going Merry cafe tersebut...