I Love You

4 1 3
                                    

"mi-Minho? Sejak kapan...", tapi belum selesai Alania bertanya. Minho berlari keatas kembali, begitupun Alania mengejarnya. Sementara Bagas, ia segera pergi keluar.

"hey Minho!Minho tunggu kau mau kemana?!", teriak Alania karena melihat Minho bersiap. Saat akan pergi, Alania cepat-cepat menahannya. "ada apa denganmu? Kenapa kamu seperti ini?", tanya Alania. Minho tidak cepat menjawabnya, ia hanya berjalan membelakangi Alania. Iapun berbalik, "mengapa kamu tidak mengejarnya? Pergilah! Kejar dia!". "apa maksudmu?", tanya Alania bingung. Minho berjalan kesana-kemari. "mengapa kamu berubah seperti ini? Sebenarnya ada apa denganmu?", tanya Alania kembali dengan suara lirih.

Langkah Minhopun terhenti dan menghadap Alania,"ya wajar saja! Karena....aku..".

.

.

.

.

.

.

.

Minho menggantung kata-katanya, berbalik sebentar dan berbalik lagi.

.

.

.

.

"....akujatuh cinta padamu".

Deg



Entah harus senang atau sedih, tapi pengakuan itu sungguh membuat Alania terkejut. Ia mematung ditempat, tidak tahu harus berbuat apa dan merespon bagaimana. "jadi pergilah! Kejar dia!", jawab Minho sambil beranjak pergi. Kali ini Alania tidak mencegahnya, karena ia masih terkejut dengan pengakuan Minho barusan. Selama ini, Alania menganggapnya sebagai kakaknya sendiri. Tetapi, kenyataannya berbanding terbalik.

Alania terus saja tidak percaya. Dalam waktu singkat, dua orang mengutarakan perasaan padanya dengan cara berbeda. Alania tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia terpikir untuk menghampiri Bagas, iapun berlari keluar dan mencarinya. Sampailah ia di halaman belakang dengan nafas terengah-engah. Seperti tahu keberadaanya, "untuk apa kamu kesini? Tidak ada gunanya pergilah!", Bagas mengusir Alania. "gas ini tidak seperti apa yang kau-", belum selesai berbicara Bagas menyela. "sudahlah! Tidak ada gunanya", Bagaspun berjak pergi.

Alania yang melihatnya hanya mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

-Bagas PoV-

Aku pergi meninggalkannya. Walaupun aku merasa kasihan, tetapi rasa sakit hati masih terasa dalam diriku. Karena saking sakit hatinya, jadi aku melampiaskannya pada motor yang dikendaraiku. Membawanya dengan kecepatan tinggi. Karena aku tidak bisa mengendalikannya, akupun mengalami kecelakaan. Aku hanya pasrah merasakan sakit, karena pandanganku lama-lama menggelap. Sebelum itu, aku melihat seseorang mendekat.

Aku mengerjap-ngerjapkan mata, perlahan semakinjelas. Tetapi tunggu, mengapa aku terikat seperti ini?. Aku mencoba bergerak,berharap ikatan itu terlepas. "hey! Lepaskan!", aku mencoba berteriak."hey siapapun! Lepaskan!", datanglah dua orang pria. "aaihh...kau ini sangat berisiksekali.Lebih baik kau diam!", ancam salah satu dari mereka. Tetapi aku seperti familiar dengan yang satunya. Tunggu...., "hey kau! Kau yang kemarin aku pukulin kan?! Dasar pecundang!", ejekku.

Plak

Aku ditampar olehnya. "lebih baik kau diam. Sebelum kau bersiap untuk mati", bisik pria itu. "hey kalian lepaskan dia!", suara pria terdengar. Mendengarnya, mereka langsung memberi hormat padanya. Apakah pria ini atasannya?. "sepertinya...kau tidak mengenaliku", aku hanya bingung mendengarnya berkata seperti itu. "siapa kau?! Dan kenapa aku dibawa kesini?!", tanyaku lantang. "hahaha...dasar santai saja. Nanti kau akan tau, kau dan kau cepat lepaskan dia. Oh ya, jangan coba-coba untuk melawan...kalau tidak..", pria itu menggantung ucapannya.






Wah wah wah bagas kenapa tuh? Ok stay tune terus dan sabar menunggu ya wkwkwk jangan lupa vote dan isi kolom komentar 😂

Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang