"MULAI JATUH CINTA"

95 28 2
                                    

Sesampainya di rumah, aku memberhentikan Kak Bara di tempat biasa Kak Bima menurunkan aku kalo mengantarku pulang. Yaitu di pekarangan rumah, aku turun dari motor Kak Bara, Kak Bara malah diem dan gak cepet cepet untuk pergi.

"Makasih yah kak."

"Wahyu! Wahyu!" Panggilnya membuatku kembali setelah beberapa langkah pergi.

"Kamu tinggal sama ortu?"

"Iya kak," paling males kalo seseorang menanyakan hal hal yang menyangkut keluarga. Bukan gamau bahas, masalahnya Kak Bara bukan orang yang aku mau untuk ngebahas hal hal seputar keluarga dan lain lainnya.

"Mereka ada sekarang?" Jangan  bilang Kak Bara mau nemuin kedua orang tuaku untuk ngelamar aku sekarang juga. Itu nggak banget!

"Mereka kerja kak, ntar pulangnya sorean."

"Berarti rumah kamu sepi donk?"

Yah terus kalo sepi mau ngapain mau ngajak ngew ngew? Aku rasa dari tatapan Kak Bara. Saat nanya ini, udah terbesit kalo pikiran kotornya mau ngajakin hal hal yang sesat. Tentu aja aku gak sudi! Kak Bima aja nggak pernah ngajak gituan. Masa Kak Bara yang baru nganter aku pulang sekali, udah ngajak gituan. Mesum banget tuh orang!

"Hmm," jawabku malas.

"Boleh aku masuk?"

Aku memasang wajah sinis, supaya dia mikir kalo aku gak mau ngajak dia masuk ke rumah. Apalagi masuk ke hatiku.

"Kayaknya gak bisa sekarang sekarang deh."

"Kenapa?"

"Karena sekarang baru pertama kali Kak Bara nganter aku pulang, kita gak dekat bahkan saling kenal satu sama lain. Bakalan canggung nantinya, ngerti?" Jelasku jutek.

"Wes wes, kenapa jadi marah gitu? Aku bercanda kali," responnya dengan senyum tanpa dosa.

"Mau ngeseks sama aku?" Aku ngetes.

"Seriusan?" Tiba tiba dia begitu antusias saat mendengar hal itu. Yang gini nih ciri ciri cowok yang cuman pengen ena ena doang .

"Bercanda." Ucapku dengan muka datar.

Saat tahu hal itu, aku yakin dia pasti malu banget. Saat ketahuan niat busuknya.

"Kalo gitu aku pulang dulu yah kak, hati hati di jalan!" Pamitku lalu pergi. Dan ternyata Kak Bara berhasil meraih tanganku. Aku pun mendelik sinis.

"Maafin aku! Bukan maksud aku punya niat kaya gitu. Aku seriusan! Saat aku bilang naksir kamu Wahyu, bukan cuman pengen gituan doank. Aku serius mau sama kamu! Dan mulai sekarang aku bakalan buktiin kalo aku pantes buat jadi BF (Pacar) kamu, izinin yah! Izinin aku buat PDKT sama kamu!" Ungkapnya dengan sepenuh hati.

Tapi itu gak ampuh buat aku, ku lepaskan tanganku dari tangan Kak Bara secara perlahan kemudian ku lebarkan senyuman terpaksa. Aku segera masuk ke dalam rumah meninggalkan Kak Bara yang masih duduk di jok motornya.

Malam itu Reza ngilang, aku gak bisa mastiin hal yang mengganguku yaitu Kak Bima adalah Reza atau bukan. Bahkan profilnya kosong, saat ku coba chat.

"Kapten"✓

Udah kaya orang yang ngeblock kontak WA kita. Hal seperti ini biasa terjadi kalo siang. Pernah waktu itu aku nyoba chat dia pas siang hari hal seperti ini terjadi.

Namun pas malam tiba, hal kaya gini berubah. Reza mulai aktif lagi dan foto pemandangan pegunungan yang di jadikan foto profil WA nya terlihat lagi. Friend chat ku emang begitu misterius.

Ku tanya, dan dia ngaku emang bener kalo siang dia ngeblock WA aku bahkan dia juga ngehapus semua chattan kita berdua. Alasannya karena ia gak mau sampai ketahuan kalo dia chattan sama cowok.

Alasan itu emang logis, orang pasti mikir kalo cowok chattan sama cowok lagi itu adalah hal yang aneh. Bahkan gaya chattan kita yang udah kayak orang yang lagi pacaran, bisa bikin orang salah paham dan mikir kalo Reza adalah Gay.

Aku ngerti alasan dia ngelakuin ini semua, tapi malam ini beda. Kenapa dia nggak ngechat aku bahkan gak on untuk nunggu chat dari aku. Apakah beneran kalo Kak Bima adalah Reza Dwi Putra selama ini. Tapi kok bisa? Sebisa mungkin aku menjernihkan pikiranku. Aku mencoba untuk nggak beranggapan kalo Reza adalah Kak Bima.

Bisa saja dia sibuk, mungkin dia gamau di ganggu. Iyakan bukannya dia mau turnamen sepak bola. Iya itu pasti alasan dia berbuat kaya gini. Ini cuman sementara pasti ia bakalan kembali, aku yakin.

Udah seminggu lebih Reza ga ada kabar. Itu ngebuat aku semakin bertanya tanya. Saat Jum'atan berlangsung pikiranku malah kemana mana. Aku berpikiran yang nggak nggak bukannya fokus ngedenger khotbah yang di sampein sama Khotib.

Emang bener khusyu saat ibadah itu emang sulit. Pantes aja cuman orang orang tertentu yang bisa masuk Surga. Walaupun seperti itu, tetep aja aku juga pengen masuk Surga. Meskipun aku gak pantes dan penuh dosa. Maafkan aku Tuhan! Tapi bisakah engkau memasukanku ke dalam Surgamu kelak.

Gak kerasa, khotbah udah selesai begitu saja. Dan Muazin pun mulai berdiri lalu menyenandungkan Ikamah sebagai peringatan kalo Sholat Jum'at bentar lagi di mulai.

"Allahuakbar Allahuakbar Laailahailallah," para jamaah pun mulai berdiri.

Di samping kiriku ada Gery, para jamaah merapikan jajaran agar terlihat sejajar. Orang di samping kananku pergi untuk mengisi saf yang kosong di depan. Lalu tak lama salah satu orang di belakangku juga maju ke depan dan berdiri di sampingku. Aku hanya melihat jari jemari ramping dari kakinya saja, nggak berani liat wajanya.

Saat Sholat Jum'at di gelar pikiranku masih kemana mana, nggak khusyu. Tapi aku masih bisa mengikuti sholat sesuai yang imam serukan.

Dan saat salam terakhir. "Assalamualaikum mualaikum warahmatullah," Si imam menengok ke kanan dan di ikuti makmum.

"Assalamualaikum mualaikum warahmatullahi Wabarakkatu,"  Si imam menengok ke kiri dan makmum pun mengikuti. Saat itu aku tidak terlalu fokus karena pikiranku di penuhi Kak Bima, Kak Bima, dan Kak Bima.

Jadi orang orang udah salam kedua aku malah baru salam yang kesatu. Aku menengok ke arah kanan, dan mata kita tak sengaja bertabrakan dengan orang di sebelah kiriku. Ia mau menengok ke arah kiri, sementara aku ke kanan. Jadi mata kita saling beradu.

"Astaghfirullah hal'adzim," dan ternyata orang yang dari tadi di samping kananku adalah Kak Bima.
Sebisa mungkin aku menutaskan dulu sholatku. Lalu ku tengokkan kepalaku ke arah kiri, "Assalamualaikum mualaikum Warahmatullahi Wabarakkatu."

Nafasku tiba tiba saja ngos ngosan, jantungku berdegup kencang sekali. Ku basuh mukaku dengan kedua telapak tanganku. Apakah orang tadi beneran dia, bisa saja kan aku cuma halu. Karena terlalu mikirin dia.

Coba aku tengok sekali lagi, deg deg deg.

Saat aku menoleh untuk kedua kalinya, mataku langsung membulat itu emang dia ternyata. Real alias nyata. Sekarang ia sedang menatapku dengan mata belo nya.

Ini adalah kejadian paling kebetulan dan paling sosweet juga romantis. Aku menyadarinya sekarang, aku mulai beneran jatuh cinta kepadanya. NGGAK! Malahan tambah cinta kepadanya.




I & YOU (BXB LOVE STORY COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang