Kurangnya Keterbukaan

983 124 3
                                    

Samuel

Kemarin

Mura?

Mama Kara nyariin,
katanya kapan main ke rumah

Dia kangen lo

Gue juga

Hari ini

Sibuk banget ya?

Gue mau ngomong
sebentar, lo bisanya
kapan?

Sahmura yang baru saja memegang ponselnya tertegun begitu membaca pesan dari Samuel. Dibaca lagi pesan itu untuk kedua kalinya setelah itu dia mengetik pesan untuk menjawabnya.

Samuel

Kemarin

Mura?

Mama Kara nyariin,
katanya kapan main ke rumah

Dia kangen lo

Gue juga

Hari ini

Sibuk banget ya?

Gue mau ngomong
sebentar, lo bisanya
kapan?

Hari ini

Baru saja pesannya terkirim, balasan dari Samuel langsung dia terima.

Sekarang ya?

Gue siap-siap dulu

Abis itu gue jemput

Oke

S

aat ini mereka berkumpul di taman komplek. Sedari tadi mereka masih asyik menyantap makanan mereka masing-masing. Beberapa saat kemudian, Sahmura lebih dahulu menyelesaikan makanannya.

"Nih, minum," ucap Samuel sambil memberikan botol minumnya.

Sahmura menggeleng menolaknya. "Gue punya," ucapnya sambil mengeluarkan minuman bersoda dari tasnya.

"Air putih lebih sehat."

"Gapapa ini aja," ucal Sahmura sambil membuka tutup botolnya.

Samuel langsung meletakkan piring di tangannya dan menarik paksa minuman soda Sahmura, tetapi gadis itu masih bisa memegangnya erat. "Gue mau ini," ucapnya tegas.

Samuel terdiam sesaat. Tidak biasanya Sahmura seperti ini. "Lo kenapa sih? Gue punya salah ya?"

"Enggak," jawabnga singkat.

"Lo udah beda. Kita enggak pernah pulang bareng lagi, lo ga pernah main ke rumah gue lagi. Komunikasi kita berkurang drastis," Samuel menarik napasnya lalu menatap kedua mata Sahmura lekat, "kita udah enggak sedekat dulu. Gue selalu mikir Mura, gue salah apa?"

Sahmura memutuskan kontak matanya, menatap ke samping. "Lo enggak salah. Lagian kenapa kita harus sedekat dulu?" tanya Sahmura.

Samuel lagi-lagi terdiam. Sahmura yang dia kenal sekarang sudah berbeda. "Gue udah menyembuhkan trauma lo. Gue pikir itu udah selesai."

"Mura, katanya lo temen gue?"

Sahmura menatap Samuel lalu mengangguk. "Iya gue temen lo, tapi ga ada pertemanan yang sedekat kita."

"Lalu apa masalahnya, Mura?"

"Kita beda. Kita enggak bisa sedekat itu."

"Gue cinta sama lo, Mura," Samuel menunduk, entah kenapa tiba-tiba air matanya terjatuh, "seharusnya lo tau."

"Jangan berharap sama gue tentang hubungan percintaan."

Samuel terdiam sambil menunduk. Air matanya semakin deras. Hatinya begitu sakit. Dirinya sudah pernah disakiti oleh perempuan dan saat ini kembali tersakiti lagi, tetapi kali ini lebih parah karena disakiti oleh perempuan kecintaannya.

Sahmura memakai tasnya di bahu, bersiap untuk pergi. "Gue enggak bisa. Cari perempuan lain aja," ucapnya lalu meninggalkan Samuel yang masih terdiam.

Andai Samuel tahu keadaan Sahmura sekarang. Apa penyebab utama perubahan sikap gadis ini. Penyebab utamanya bukan tentang permasalahan dengan Samuel, bukan tentang hubungan percintaan, namun tentang permasalahan Sahmura sendiri.

Tentang keadaan keluarganya dan tentang ketidaksempurnaannya. Sahmura bisa memeluk ketidaksempurnaannya sendiri, tetapi dia belum siap untuk membagi ketidaksempurnaan untuk orang lain.

Andai Sahmura bisa bilang, tapi nyatanya dia tidak bisa sehingga Samuel tidak mengerti dan tidak memahami. Kesalahan persepsi terjadi disini, semuanya termuara pada satu hal; kurangnya keterbukaan.

Bersambung ....

SahmuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang