Kekasih yang Tak Diungkap

5K 293 11
                                    

"Lo tuh ya, cewek enggak tahu diri. Berani-beraninya ngambil cowok gue," ucap Meliana sambil menunjuk-nunjuk perempuan yang tertunduk malu.

Semua siswa-siswi di lorong ini menatapnya dengah penuh rasa benci. Perempuan itu bernama Sahmura. Perempuan yang telah beraninya menjadi perempuan simpanan Marcel, pria tersohor di sekolah itu.

Sorak-sorai para siswa itu semakin kencang begitu Meliana menarik rambut Sahmura. "Jangan diam aja dong. Lo tuh ngaca ya, lo cuma gadis cacat, mandul, dan enggak tahu diri."

Sahmura semakin menunduk. Dia tidak bisa melawan, dirinya tidak berdaya dibandingkan dengan Meliana, perempuan yang berpengaruh di sekolah ini. Air matanya menetes untuk kesekian kalinya. Hanya itu yang dia bisa lakukan untuk mengurangi rasa sedihnya.

"Lo ingat ya. Jangan pernah deket-deket cowok gue lagi. Kalau lo masih berani, gue pastikan lo bakal keluar dari sekolah ini." Setelah itu Meliana pergi meninggalkannya disertai dengan seluruh siswa.

Sahmura melangkahkan kakinya menuju toilet sekolah. Di depan kaca, dia melihat dirinya yang begitu berantakan. Rambutnya yang acak-acakan, mata yang memerah, dan wajah yang basah. Helaan nafas beberapa kali terdengar. Hatinya sakit seperti diremukkan. Harga dirinya sudah jelek dimata semua siswa.

Meliana sudah memberitahukan semua orang bahwa dirinya cacat dan mandul. Memberitahukan Ketidaksempurnaannya.

Dirinya malu.

Dirinya ingin memberitahukan kebenaran atas masalah ini.

Tapi, diri dia tidak mampu.

Meskipun, dia berusaha untuk mencobanya. Mereka juga tidak akan percaya.

Jadi, semuanya percuma.

lima belas menit setelahnya, Sahmura masuk ke dalam kelas. Bel pulang sekolah sudah berdering semenjak setengah jam yang lalu karena itu kelasnya sudah sepi saat ini. Hanya menyisahkan satu pria yang masih terduduk sambil membaca buku di kursi tengah.

Pria itu bernama Samuel. Pria yang paling misterius di sekolah ini. Dia tidak memiliki teman satupun, padahal banyak orang yang ingin berteman dengannya. Dia pintar, kaya, rupawan, dia sempurna. Tetapi, selalu ada jarak antara dirinya dengan orang lain.

Begitu Sahmura masuk ke dalam kelas, Samuel menatap gadis itu. Matanya sembab, khas seperti orang sehabis menangis. Samuel tahu pasti karena kejadian tadi.

Sahmura menyadari Samuel tengah menatapnya, tetapi dia tidak pedulikan itu. Dengan gerakan yang lambat, Sahmura memasukan semua barang-barang ke dalam tas. Setelah selesai, Sahmura memakai tas di bahunya.

Bersamaan dengan tasnya yang menempel disatu bahunya, tiba-tiba ada tissue yang terjauh di atas mejanya. Samuel dengan sengaja menjatuhkan beberapa lapis tissue dihadapan Sahmura, pria itu langsung bergegas pergi tanpa menoleh sedikitpun.

Sahmura diam beberapa saat mencerna semua itu, lalu dia kembali memakai tasnya dan mengambil tissue itu. Menggerakkan kakinya keluar dari kelas ini menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah, keadaan yang pertama kali terasa adalah sepi. Kedua orang tuanya sedang bekerja dan adiknya pasti sedang tidur, seperi biasanya. Dia lngsung masuk ke dalam kamarnya. Melihat foto-foto dirinya dengan Marcel yang masih terpajang di sisi-sisi tembok kamar membuat dirinya kembali teringat akan kejadian tadi.

Dia mendekati foto-foto itu, mengambil fotonya bersama Marcel beberapa tahun yang lalu. Di dalam foto itu, dirinya dan Marcel masih mengenakan seragam SMP. Foto itu diambil saat mereka merayakan anniversary pertama mereka.

Sahmura dan Marcel sudah berpacaran semenjak tiga tahun yang lalu. Namun, saat masuk SMA Marcel meminta hubungan ini untuk tidak diketahui banyak pihak.

Sahmura sudah bertanya kenapa, tetapi Marcel tidak pernah memberikan alasan yang jelas.

Tetapi, tanpa perlu dijawab, Sahmura sudah tahu jawabannya. Marcel malu memiliki pasangan sepertinya. Gadis cacat dan mandul.

Semenjak masuk SMA Marcel sudah dekat dengan Meliana dan beberapa bulan kemudian banyak gosip yang memyatakan mereka telah berpacaran.

Pria itu sudah membenarkan secara langsung bahwa keduanya telah berpacaran, tetapi Marcel tidak pernah memutuskan Sahmura. Sahmura sudah meminta putus, tetapi Marcel menolaknya. Sahmura sudah memutuskan sepihak, tetapi Marcel masih mengejarnya.

Karena kejadian tadi, Sahmura telah dicap sebagai perempuan yang cacat  dan pengambil cowok orang.

Mereka benar dan mereka salah.

Mereka benar, Sahmura memang cacat.

Mereka salah, dirinya bukan pengambil cowok orang.

Hanya saja, selama ini.

Dia hanya kekasih yang tak diungkap.

Dan kejadian itu awal dari semuanya.


Bersambung....

Ini lanjutan cerita Paradigma ya. Di bab-bab selanjutnya akan lebih di tekankan kepada Samuel (Anak Kara) dan Sahmura.

Selamat menikmati...

Bagaimana pendapat kalian tentang part ini?

Salam,

TheDarkNight_

Selasa, 24 Maret 2020

SahmuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang