Buta Cinta Bukan Cinta Buta

996 117 2
                                    

Dua bulan telah berlalu semenjak kejadian itu. Sahmura sudah sangat jarang berinteraksi dengan Samuel, hidup dia hanya untuk mengurusi urusan sekolahnya dan bekerja. Samuel juga tidak pernah lagi menghubungi Sahmura, pria itu sepertinya sangat sakit hati.

Seperti hari ini, Sahmura sedang duduk di kursinya sambil mempelajari materi yang akan dikeluar di ujian sekolah pada hari ini. Samuel duduk tepat di depan Sahmura, tetapi pria itu tidak pernah menoleh sedikit pun. Samuel seperti tidak mengenal Sahmura lagi.

Dari pengamatan Sahmura, pria itu sudah tidak ketakutan lagi apabila berinteraksi dengan perempuan. Bahkan Samuel sudah mempunyai teman dekat perempuan. Mengetahui hal itu membuat hati Sahmura senang, tetapi ada sedih kesedihan.

Entah, terkadang melihat Samuel tertawa bersama dengan teman-teman perempuannya membuat hati Sahmura sakit. Dahulu dia yang menjadi pertama, dahulu dia yang dicintai, dahulu dia yang dilindungi, tetapi saat ini tidak. Dia bagaikan siswa yang kehadirannya tidak dianggap oleh Samuel.

Tidak dapat dipungkiri. Selama dua bulan ini hidupnya kosong seperti kehilangan sesuatu yang penting. Awalnya dia pikir mungkin hanya waktu dan uang yang tidak dia miliki sebanyak dahulu, tetapi saat ini dia sadar, kehilangan Samuel adalah penyebab utama kekosongan di hatinya.

Setiap malam saat teringat Samuel  gadis itu seringkali menangis. Menangis kebodohannya dan juga menangis karena menyakiti Samuel. Pria yang mencintainya dan dia baru sadar bahwa dia juga mencintai pria itu.

Selama ini dia bodoh, dia buta akan cintanya. Dia tidak sadar bahwa yang dia rasakan bukan hanya sebatas teman, tetapi lebih dari itu. Dia mencintai Samuel.

Rasanya sekarang sudah terlambat. Samuel sudah begitu kecewa kepadanya. Mungkin saat ini cinta pria itu juga sudah luruh. Tergantikan oleh perempuan yang jelas lebih sempurna daripada dirinya.

Air mata Sahmura tiba-tiba terjatuh. Dia mengelap dengan kasar lalu kembali mempelajari materi ujian sekolah. Dirinya harus sabar, sedikit lagi dia akan lulus dari sekolah ini dan lebih bisa untuk melupakan bayang-bayang Samuel.

Mungkin jarak yang jauh akan membuat dirinya melupakan pria itu.

.

Saat ini sudah menunjukkan pukul delapan yang berarti jam kerjanya sudah berakhir. Dia melangkahkan kakinya menuju ruang ganti pakaian, tiba-tiba dia teringat dirinya tidak membawa baju lagi selain baju seragam tadi siang.

Tanpa pikir panjang dia langsung saja memakai baju SMA-nya lalu bergegas keluar. Di luar saja tengah hujan, ojek yang biasanya mengantarnya pulang kini tidak ada. Mungkin sedang mengantar orang lain, pikirnya.

Dia duduk di kursi tunggu. Setengah jam berlalu ojek langganan belum juga terlihat. Dia memeluk tasnya lebih kencang, udaranya semakin dingin. Tiba-tiba ada sebuah jaket yang menutupi bahunya.

Entah itu siapa.

Bersambung ....

SahmuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang