6

136 15 0
                                    

"Sena! Kamu beneran berangkat bareng kak Bihan? Aku liat di Instagram ada postingan foto kamu dibonceng pake motor kak Bihan? Bener engga sih?" Cerocos Jean padahal Sena baru saja mendudukkan pantatnya di kursi kantin. "Mana postingannya? Gue mau liat." Jean menyodorkan ponselnya.

[Picture]

16.739 Likes
Lambeturah_SMAmeteor Gila nih cewek, katanya kemaren baru dibonceng kak @ai_aidarrr kok sekarang sama si @Bihandra_sadewa, besok harus sama gue nih.. hahaha....
246 Comment
Amiiiir jablay bener ni bocah, anak baru kan?
yuyuyy adminnya couo nih..
Okta_aaaaaaa pengen gue hantem nih bocah!

"Kok jadi heboh gini ya." Gumam Sena, mengembalikan ponsel Jean. Pantas saja sepanjang ia berjalan ke kantin banyak yang memperhatikan Sena, terutama fans Bihan yang menatapnya sinis.

"Jadi ini foto bener?" Sena mengangguk. "Kok bisa?" Lanjut Jean. Dengan santai Sena menceritakan taruhan Kemarin yang menyebabkan Bihan harus menjadi pembantunya. Sena tersenyum jahil.

"Bentar lagi juga si Bihan kesini. Lu mau bantuin gue buat ngerjain dia engga? Lumayan tauk pembantu tanpa bayar." Kata Sena menawarkan satu alisnya dinaikkan ke atas, Jean menggeleng ngeri.

"Tuh orangnya. Sok cakep banget tuh orang." Sena menatap ke arah cowok tinggi berjalan ke mejanya Jean mengikut pandangan. "Faktanya kan cakep." Timpal Jean yang menatap kagum Bihan. Sena berdecak memutar bola matanya malas.

"Apa?" Ucap Bihan selalu tanpa ekspresi saat sudah di depan Sena. Seenaknya cewek cabe ini, menyepam chat menyuruh cepat ke kantin.

Sena menatap Bihan sembari menimbang apa yang bisa ia perintahkan kepada pembantunya ini. "Hm.. Jen, lu mau makan apa?" Jean menggeleng kuat-kuat. "Ya udah, pesenin gue 1 mie rebus jangan pake serbuk cabe tapi pake cabe ijo yang diiris tipis-tipis sama es teh manis buat Jean." Bihan bergumam kemudian hendak berbalik badan. "Eh kasih mentimun, dipotong dadu. Jangan persegi panjang apalagi jajargenjang." Tambah Sena membuat darah Bihan mulai mendidih.

"Sena, kasian tau kak Bihan. Tega banget sih kamu." Ucap Jean saat kepergian Bihan.

"Ini tuh udah perjanjian." Jawab Sena sekenanya. "Bian beneran engga berangkat?" Jean mengangguk. Selang berapa menit Bihan kembali dengan semangkuk mie rebus dan es teh. "Sena, aku harus pergi deh. Engga kuat liat kak Bihan. Duluan ya.." setelahnya Jean pergi dari kantin. Sena melongo dibuatnya.

"Nih." Bihan meletakkan pesanan Sena sedikit kasar karna kesal. Kemudian berbalik hendak pergi. "Eh bentar, lu engga liat apa gue sendiri di sini?" Sena memindahkan makanannya ke posisi enak.

Bihan berbalik lagi, "Terus?" Tanyanya.

"Ya temenin gue lah! Masih nanya lagi." Sena menarik paksa Bihan agar duduk di kursi yang tadi ditempati Jean. Dirinya kembali duduk dan menyantap makanannya.

"Tadi gue nyebutin berapa jumlah cabe yang harus diiris engga si? Keknya ini kurang pedes deh. Terus ini kok ukuran timun ada yang dadu kecil ada yang gede, gimana sih?........." Bihan memutar bola matanya malas, kurang cabe katanya bukankah dia sendiri cabe? Mendengar ocehan Sena membuat telinganya panas, mengambil tisu di atas meja kemudian menyumpal telinga. Setidaknya sedikit samar ocehan yang terdengar.

Jangan lupakan, seisi kantin memperhatikan mereka sedari tadi. Pasalnya jarang sekali Bihan ke kantin dan hari ini Bihan menginjakkan kaki di area kantin yang terbilang ramai duduk bersama anak baru bahkan memesankan makanan untuk Sena.

🌙🌙🌙

Bel pulang sekolah berbunyi, beruntung guru mata pelajaran terakhir tidak meminta waktu tambahan. Sena mengemasi barang-barang miliknya di meja dan merogoh kolong-kolong meja barang kali ada barangnya yang terlupa.

AVENOIR [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang