1

455 40 12
                                    

Lelaki yang berada dalam suatu kelas—duduk sendiri di barisan paling belakang pojok— menyandar ke tembok itu tak henti menarik sudut bibirnya saat suara cempreng berasal dari video ponsel, sudah hampir satu jam Bihan menonton video itu berulang-ulang setelah bel sekolah berbunyi, namun belum ada pertanda guru memasuki kelas Bihan. Terdengar perempuan dalam video tersebut tak henti bicara membuat Bihan terkekeh kecil. Jangan berfikiran bahwa Bihan cowok mesum dengan menonton video porno, memang wajar lelaki menonton seperti itu, namun Bihan tak seekstrim itu hingga menonton di dalam kelas.

Saat video selesai untuk kesekian kalinya, insting Bihan mengatakan untuk berhenti menonton. Seketika senyum yang sedari tadi dimanfaatkan para kaum hawa dalam kelas untuk asupan gula di pagi hari menjadi hilang. Untung saja mereka sempat memotret senyum Bihan yang indah dan menenangkan itu.

Baru saja Bihan ingin meletakkan benda pipihnya di bawah meja, Pak Angka alias Guru matematika yang selalu menjejalkan para murid dengan sejumlah bilangan yang merumitkan otak mereka masuk kelas dengan tergesa. Membuat para murid ikut riuh atas kedatangannya, dan duduk di tempatnya masing-masing. Tapi tak apa, bagi Bihan, kedatangan guru yang satu ini bisa mengalihkan rindunya dengan banyaknya angka dungu.

"Saya tidak mau buang waktu lagi, silakan masuk nak," perintah guru tersebut mempersilakan siswi berkuncir kuda disertai poni rambut yang menutupi dahinya dengan tas ransel berada di salah satu punggung. Berjalan santai dan berhenti di depan para murid lain, membuatnya menjadi sorotan semua murid kecuali Bihan yang tengah sibuk menyiapkan alat tulis.

"Cepat perkenalkan dirimu nak," kata Pak Angka cepat seakan dia sedang dikejar ribuan waktu. Tangannya sibuk menyiapkan lembar-lembaran kertas.

"Nama gue Senaya Lamanda, gue pindahan dari Kuningan, Cirebon. Salam kenal buat kalian," kata Sena sewajarnya, pandangannya menyisir dari setiap sudut ruang kelas tersebut. Menangkap sosok lelaki yang membuat Sena heran, lelaki itu tak menatapnya, tak seperti yang lain apalagi ekspresi cowok itu yang datar.

"Pak!" Abun mengangkat tangan kanannya meminta izin kepada Pak Angka. Hanya diangguki setelah Guru tersebut melihatnya. Memberi peluang untuk cowok berjambul itu melayangkan sedikit pertanyaan. "Aku kalo manggil kamu apa dong?" tanya Abun mengedipkan sebelah mata disertai tawa jail dari temannya yang lain.

"Kalian bisa manggil gue Sena."

Bihan menatap anak baru itu dengan sengit, "Enggak bisa!" bentaknya membuat pandangan semua murid beralih ke arah Bihan. "Ganti nama panggilan lo," lanjutnya seraya mendelik tak suka ke arah Sena.

"Lah kenapa gitu? Serah gue dong." Sena berbalik memandang tak suka.

"Cuma karena nama Sena sama kayak nama pacarnya, kan ada yang bedain juga Han. Pacar Lo depannya X kalo Sena yang di depan, kan pake huruf S liat tuh tulisannya," bela Abun menunjuk name tag yang di pakai Sena, membuat Sena menarik salah satu ujung bibirnya masih menatap tak suka ke arah Bihan.

"Tetep aja enggak bisa, panggil dia pake nama belakang aja, kilah Bihan masih tetap pada pendiriannya.

"Udahlah kalian ini, terserah yang lain mau manggil apa ke Senaya. Sekarang kamu simpan tas di kursi belakang sana bersama Bihan kemudian keluar kelas. Yang lain bersihkan meja kalian, jangan ada satu pun buku pelajaran kecuali pena kalian," ucap Pak Angka dengan cepat seraya membagikan selembar kertas kepada masing-masing murid.

"Pak, memangnya ulangan hari ini jadi? Kan kita belum belajar," celetuk salah satu murid.

"Ya jadilah, kan saya sudah memberi waktu luang satu jam untuk belajar lebih dulu. Sudah jangan banyak alasan, saya enggak punya banyak waktu."

Jadi, selama satu jam ini mereka bukan bebas tak ada guru namun diberi waktu untuk belajar. Semua murid bergegas menuruti perintah Pak Angka. Sena pun sama, cepat-cepat berjalan ke arah belakang, menaruh ranselnya sembari menatap sengit ke arah Bihan kemudian berjalan keluar kelas dengan santai.

AVENOIR [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang