Bantal.

6K 472 18
                                    

New yang sudah melihat mobil earth bergerak pergi menjauhi rumahnya, ia pun masuk tampa menyapa atau mempedulikan tay. Tay yang masih seakan-akan mengeluarkan laser dari matanya ke arah mobil earth itu pun ditinggal new masuk kedalam rumah. Tay yang ingin minta penjelasan new tapi malah dicuekin membuat tay makin emosi dan kesal.

Tay langsung menyusul new masuk kerumah dan memegang tangan new agar new berhenti jalan.

"tunggu" suara ngebass tay pun muncul menandakan ia sedang marah.

"ini lo ngapain jalan sama cowo lain gitu? Kan bisa tlp gue terus gue jemput, kenapa ga mesen grab? Kenapa ga make mobil gue aja perginya? Dirumah kan mobil banyak, pake aja salah satu. Kenapa dia berani megang pala lo gitu? Emang dia siapa? Kenapa-"

Aduh bawel banget tay tuh. Omelan dia masi berlanjut sekitar 20menitan dalam keadaan tay masih megang tangan new. Kalo di kartun-kartun, ini kuping new udah berdarah ngedengerin omelan tay. New masih dalam keadaan tidak menatap tay dan ia memilih untuk menunggu tay marah-marah.

New sangat hafal dengan pola marah-marah tay dan ia tau kalo seandainya ia memotong tay disaat ia marah-marah gini yang ada mereka akan berdebat sampai subuh. Jadi yang new lakukan adalah membiarkan tay meluapkan amarahnya dulu baru ia mulai menjelaskan semuamya.

"kok lo diem doang sih new jawab dong pertanyaan gue!"

"udah selesai marahnya?" balas new yang akhirnya menatap tay.

Kedua alis tay menyatu, mukanya hanya merengut kesal.

"sekarang lo diem, waktunya gue ngomong. Tadi lo ngomong gue diem aja kan? Tolong jangan potong omongan gue sekarang kalo mau denger jawaban gue"

New melepas genggaman tay dan memegang tangan tay lalu menariknya untuk mengajak tay duduk di sofa.

"gue tadi pergi ngelayat, lo udah tau kan dari surat? Gue pulang bareng dia karna searah juga baliknya lebih hemat bukan? Gue-" New menjawab satu-satu pertanyaan tay tadi.

"dan tay, dia bukan siapa-siapa. Gue bukan tipe orang yang gapunya pendirian dan selingkuh atau apalah itu, gue masih punya harga diri apalagi gue udah punya suami bukan pacar. Gue bukan orang kaya lo yang playboy" new agak ngegas di akhir karna dia pengen marah masalah semalam.

"apaansih new gue ga playboy ya ngomong tuh jangan asal" ucap tay yang kaget dikatain.

"halah, orang gue jelas denger kok dari mulut temen-temen lo pas kita nikah. Ditambah lagi semalem lo kemana hah? Lo seenak jidat marah-marah kaya gini sama gue yang jalan beberapa jam tapi gue gadapet kabar lo seharian kemaren. Gue jelas ngelayat, lo kemaren enak ya ngeclub hah? Terus ga ngabarin gue samsek? Bagi lo nih gue apa sih tay? "

New yang tadinya berhasil menahan rasa amarahnya kini sudah tidak tertahan lagi. Ia benar-benar kecewa sama tay. Rasa khawatir yang berubah menjadi emosi yang ia tahan dari semalam pun akhirnya ia keluarkan. Sebisa mungkin new menahan air mata yang ingin keluar karna rasa kesalnya.

New yang tidak mau terlihat menangis langsung pergi dari sofa itu menuju kamar. Ia pun akhirnya meluapkan air mata yang ia tahan tadi ke dalam bantal. Ia menutup mukanya dengan bantal agar suara tangisnya tidak terdengar. Sungguh new dengan segala pride pria tegarnya.

Tay tercengang. Dia selama mengenal new tidak pernah melihat new marah seperti ini. Yang biasanya new cuman iya-iya aja tiap di marahin dan minta maaf kepada tay, kali ini new marah kepada tay. Tay merasa kaget dan sedikit takut layaknya suami suami takut istri.

Yang masi diam bingung tay pun memutuskan untuk berdiri dari sofa dan jalan menuju kamarnya. Tay membuka pintu kamar dan hatinya pun runtuh melihat new yang masih memeluk bantal ke mukanya. Tay tau new sedang menangis dan hal yang paling tay benci adalah melihat new menangis namun tay malah yang menyebabkannya.

𝐌 𝐄 𝐋 𝐈 𝐎 𝐑 𝐀 | - taynew Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang