PPV

5.2K 433 76
                                    

Handphone tay berdering sesaat menandakan ada pesan masuk. Tay membuka notif tersebut dan membacanya. Setelah membacanya, ia langsung terlihat sedikit panik dan buru-buru memberi tahu new yang berada disebelahnya pagi itu.

"HINN!!"

"apasi pagi-pagi udah rusuh" jawab new yang masih belum kumpul nyawanya.

"siang nanti kita check up ke dokter, kok bisa-bisanya aku lupa sih"

"ohh gituu? Bagus deh perut aku juga belakangan ini kaya mules mulu gitu aku mau nanya-nanya sama dokter"

"dari hasil research aku sama google sih itu emang normal hin tapi coba nanti kita sekalian tanya dokter yaa"

New membalas tay dengan anggukan dan melanjutkan paginya dengan rebahan sambil membaca novel yang disandarkan diatas perut buncitnya. Berbeda dengan tay yang pagi itu sudah sibuk membersihkan kameranya sekalian memilih kamera mana yang mau dibawa untuk memvidio dan memfoto abang pem yang nanti akan muncul di layar USG.

Hari ini new sudah di minggu terakhir bulan ke lima. Kalau mengikuti apa kata dokter bulan depan tay dan new sudah bisa bertemu dengan abang pem. Perut new sudah sangat besar dan siapapun dapat menebak bahwa new sedang hamil. Kali ini ia tidak dapat menutupinya lagi bahkan memakai sweater oversize sekalipun tetap terlihat nyata.

Siang itu new merasa berbeda. Perutnya lebih terasa mulas dibandingkan hari-hari sebelumnya. Mungkin karena ia seorang pria, rasa mulasnya masih bisa ia tahan dan ia pun masih sanggup untuk berjalan walaupun pelan-pelan dan masih dibantu oleh tay.

Pikiran new juga masih positif. Karena ia sebelumnya tidak pernah hamil dan tidak tau rasanya hamil, ia berfikir mungkin orang hamil memang seperti ini kalau sudah diakhir bulan ke lima dan ia masih berfikir bahwa apa yang ia rasakan itu normal.

Tay dan new sudah siap dan berada di mobil untuk jalan menuju rumah sakit. Selama tay membantu new jalan menuju mobil tay merasa aneh melihat new yang begitu pucat dan terus keluar keringat sebesar biji jagung. Sesaat sudah berada di dalam mobil tay pun bertanya.

"hin... Kamu nggapapa?"

"ngga kokkk" iya, new masih menahan rasa mulasnya.

"yang bener? Tapi kamu keringetan terus-terusan gini"

"mungkin karena aku hamil kali, jadi jalan bentar udah gerah"

"bisa jadi sih, yaudah aku gedein acnya ya"

Tay yang belum tahu apa yang akan terjadi hari itu hanya menyalakan ac dan mengendarai mobilnya dengan santai dan perlahan. Selama masa kehamilan new, tay selalu menyetir dengan pelan karena ia takut jika ada polisi tidur atau rem mendadak menyebabkan kesalahan yang fatal terhadap new.

Sesampainya dirumah sakit mereka menghampiri meja suster untuk memberi tahu suster mengenai kedatangan mereka lalu menunggu panggilan dokter. Seharusnya tay dan new tidak menunggu giliran seperti ini.

Rencana awalnya adalah mamah wira menyediakan dokter private dan kamar vvip untuk new. Tetapi new tidak menginginkan itu, ia merasa itu sangat merepotkan mamah wira dan sangat membuang-buang uang. Menurut new semua pengecekan itu sama saja, yang bikin mahal hanya prioritas.

Tay yang mendengar keluhan campur rengekan new dengan jiwa miskinnya yang tidak rela mendapatkan semua ini pun langsung memenuhi kemauan new untuk memakai jasa dokter biasa. Mamah wira sebenernya belum mengetahuin akan hal ini, sepertinya jika mamah wira tau dia bakal namuk dan langsung mengubah semuanya menjadi rencana awal.

Sambil menunggu rasa mules new semakin meningkat bahkan sudah terasa sedikit sakit. New terus memegangi perutnya dan memejamkam mata benar-benar terlihat layaknya orang yang sedang menahan sakit.

𝐌 𝐄 𝐋 𝐈 𝐎 𝐑 𝐀 | - taynew Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang