Care

960 112 12
                                    

Cahaya tidak lagi tampak mataku mulai terpejam, kaki sudah tidak kuat untuk menopang.

" Heheh, sebegitunya kah aku merindukannya "

.

.

.

Gelap, kamarnya gelap. Dazai tersadar dari tidurnya, terdengar dengkuran halus dari sisi kanannya. Dazai menengok.

" Aduhh!! " Aduh Dazai sambil memegang pipinya terasa perih.

Chuuya yg sedang tertidur mendengar suara Dazai langsung terbangun secara tiba tiba. Dazai terkejut dengan keberadaan Chuuya.

" Aahhh... Aduhh kepalaku pusing, sialan kauu!!! Jangan teriak teriak begitu!!!! " protes Chuuya yg terbangun secara tiba tiba yg akhirnya membuat kepalanya terasa pusing.

Dazai masih dalam tahap mengecek pengelihatannya, ia sedang memastikan bahwa yg ia lihat bukanlah halusinasinya. Dazai mencubit pipinya. Sakit bahkan bukan sakit lagi, rasanya adalah sebuah kesalahan mencubit pipinya saat ini. Karena rasa perih yg ia cubit tadi.

" Chuuya ?? " Panggil Dazai ragu.

" Hahh... Maaf soal pipimu itu, masih sakit ya.. aku panik jadi ya gitu. " Jelas Chuuya dengan membuang muka. Ia merasa malu.

Saat Chuuya sampai dirumah ia tidak bisa berhenti memikirkan Dazai. Chuuya khawatir kalau Dazai tidak bisa menjaga dirinya. Tidak, bukan itu saja. Chuuya lebih takut lagi kalau Dazai malah melakukan bundir. Bagaimanapun Dazai tetaplah seorang maniak bundir kemungkinan dia akan bundir saat sakit sangat besar, karena itu Chuuya memberanikan diri kerumah Dazai. Tak lupa ia membawa makanan kerumahnya Dazai karena dia yakin pasti si bodoh itu tidak bisa masak.

Saat Chuuya tiba dirumahnya, Chuuya langsung memeriksa lemari es nya dan ternyata benar saja, Kouyou nee-san lupa memasak untuk Dazai. Setelah Chuuya memindahkan makanan Chuuya langsung memasak air hangat untuk mengompres. Ia yakin sekali bahwa Dazai demam. Tak lama kemudian ia kekamar Dazai dengan membawa sebaskom air hangat dengan kain didalamnya. Disana Dazai sedang berdiri sempoyongan dan akhirnya terjatuh.

" DAZAIII !!!!! "

Chuuya yg melihat Dazai terjatuh langsung menepuk nepuk pipinya supaya sadar, yahh ditvkan biasanya gitu, tapi sepertinya ia menepuknya terlalu kuat.

.

.

.

Dazai masih dalam tahap penyadaran, dia yakin bahwa Chuuya yg sekarang adalah halusinasi miliknya, karena Chuuya tidak mungkin mau datang malam malam kerumah orang lain terutama kerumahnya. Apalagi sekarang ia sedang sakit, jadi kemungkinan ia berhalusinasi sangatlah besar.

" Kau lapar ?? " Tanya Chuuya.

" Kau siapa ?!? " Bentak Dazai. Tidak, ia tidak ingin membentak, tapi ia tidak ingin berada dalam kabut halusinasi.

" Oii bodoh jangan banyak tingkah !!! Lebih baik kau segera makan "

Dazai semakin kesal, dia jadi ragu apakah dirinya waras atau tidak. Ia belum lama meninggalkan Chuuya tapi ia sudah berhalusinasi seperti ini. Yahh Walaupun ia sedang sakit tapi jika sampai seperti ini. Itu sangatlah memalukan. Dazai mendorong bayangan Chuuya tapi tak disangka ternyata itu memang Chuuya, Chuuyanya, Chuuya miliknya. Chuuya yg naik mulai kesal langsung saja mengoyak kerah leher Dazai. Dia tidak menerima perlakuan Dazai.

" Kau kenapa hah?!? Tidak suka aku ada disini ?!? " Protes Chuuya dengan tangan yg sibuk mengguncang tubuh Dazai.

" Chuuya, maaf aku tidak bermaksud. Aduhhh.... Ya ampun lepas, pusing!!! "

Those WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang