End

1.4K 120 18
                                    

Samar samar terdengar suara dari ruangan itu, Dazai mencoba menguping.

" Apalagi yg kau ragukan hah ??? "

Ahh... Fyodor ternyata juga ada disana.

" Bukan seperti itu, tapi- " suaranya tercekat. Dazai mencoba mengintip.

Apakah kalian tahu istilah kalau ketidaktahuan itu lebih baik. dan ini terjadi pada Dazai, apa yg dilihat oleh Dazai sangatlah menyakitinya. Hatinya merasa teriris ketika melihat Chuuya duduk dipangkuan Fyodor, Dazai terbakar cemburu.

" Apakah karena Dazai ?? Apakah kau menyukainya ?? " Tanya Fyodor dengan nada meninggi.

" Tidak- bukan seperti itu. " Sangkal Chuuya memalingkan wajahnya. Rasa bersalah tersirat diwajahnya. Lagi hati Dazai terasa sakit.

" Lalu apa ?!? Apa yg menahanmu ?! " Bentak Fyodor.

" Apakah kau tidak menyukai ku Chuuya " Dazai ikut dalam pembicaraan mereka, terlihat Chuuya terbelalak melihat kehadiran Dazai.

" Hahah, jadi ini alasannya " ujar Fyodor sinis.

" Tidak, aku sama sekali tidak- " lagi kalimat  sangkalan Chuuya tertahan.

" Jadi yg kemarin itu apa ?? " Tanya Dazai dingin. Chuuya semakin terlihat takut.

" Hahah, kau yg tidak tau apa apa tentang Chuuya jangan berharap apa apa darinya. " Ejek Fyodor.

" Chuuya !! Jelaskan padaku !! Yang kemarin itu, kau merawat ku sampai seperti itu, tidak mungkin kau tidak menyukaiku. Kalimat itu, semuanya ?!? Apa itu ?? " Air matanya pecah, Dazai tidak bisa menahannya lagi. Ejekan Fyodor tak lagi dihiraukan.

" Kau temanku Dazai, tentu saja aku akan merawat mu " jelas Chuuya sendu, matanya tidak bisa menatap Dazai.

" Dengar itu ?! Teman, tidak lebih " jelas Fyodor sinis.

" Selama ini kau menungguku kan ?? Maaf karena aku tidak mengatakannya dari lama, kau menungguku kan!? CHUUYA !! "

Lagi hatinya terasa sakit, rasanya sesak. Darahnya mendidih karena marah, hening ruangan diisi isaknya dan peringatan kalau pertunjukan selanjutnya akan ditampilkan oleh kelasnya Dazai. Dazai tidak bisa berpikir tenang, disatu sisi ia merasa kesal karena jawaban Chuuya, tapi disatu sisi lainnya ia tidak bisa marah karena perkataan Chuuya. Hanya kata itu yg ia harapkan agar bisa menyadarkan Chuuya. Ya, Dazai yakin pasti Chuuya tidak berpikir, walaupun Chuuya anak yg cerdas tapi dia cukup bodoh dalam perasaanya.

" Lagipula dibandingkan Tachihara, kedekatan mu dengan Chuuya pun masih kalah. Selama ini kau kemana ? Chuuya selalu sendiri. Bukankah wajar kalau ia seperti ini " jelas Fyodor yg membuat Dazai terhenti dari isaknya.

" Bahkan Akutagawa pun lebih mengenal Chuuya daripada kau, apa yg kau harapkan hah ? " Tambahnya.

" Lagipula- "

" selama ini Chuuya yang selalu disamping Dazai, bukan Dazai yg selalu berada disamping Chuuya kan. "

Tambahnya lagi mempertegas membuat hati Dazai bertambah sakit. Dazai membeku, tidak ada lagi yg bisa ia bela. Apa yg dikatakan Fyodor, semuanya benar.

" Tidak ada halangan lagi kan?? " ujar Fyodor sambil mendekap Chuuya kepelukannya dan Chuuya menerimanya. Matanya mengejek, mengejek Dazai yg membeku disana.

Pelukan tadi membuat Dazai menyesal, kenapa selama ini ia menunda keinginan bunuh dirinya demi Chuuya, seandainya ia tidak melakukan hal itu, pasti ia sekarang tidak akan melihat peristiwa yang menyakitkan seperti ini dengan deraian air mata yg sudah tidak ingin mematuhi perintahnya. Otaknya kosong, hatinya sakit. Dia tidak bisa bergerak karena terlalu sakit. Hanya satu hal lagi yg bisa ia lakukan.

Those WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang