Care 1.2

1.1K 116 29
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan, matahari sebenarnya sudah mengganggu mereka dari jam tujuh hanya saja mereka sangat terlelap. Chuuya terbangun dari tidurnya karena lapar. Lagi lagi Chuuya terbangun didalam pelukannya Dazai.

Chuuya mencoba tenang, tadinya ia ingin menendang Dazai lagi. Tapi mengingat kemarin Dazai baru saja sakit jadi Chuuya urung. Yahh bisa dibilang latihan mengatur refleks. Dirabanya dahi Dazai Ternyata Dazai sudah membaik. Chuuya menyingkirkan lengan Dazai yg melingkar di pinggangnya. Lalu beranjak kedapur untuk memasak. Kali ini ia akan memasak makanan yg cukup berat. Chuuya tidak suka bubur, kalau Dazai sudah membaik mungkin Chuuya bisa memberinya makanan normal. Chuuya mulai memasak.

Dazai terbangun dari tidurnya karena mencium aroma masakan. Dilihatnya Chuuya sudah tidak ada. Mungkin sudah pulang pikirnya tadi. Tapi mengingat ada aroma masakan yg membangunkannya artinya masih ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama kalau yg memasak Chuuya, dan kemungkinan yg kedua kalau yg memasak Kouyou nee-san dan Chuuya sudah pulang. Dazai melamun, ia lebih menginginkan kemungkinan yg pertama. Suara pintu kamarnya membuyarkan lamunannya, kedinginannya terkabul. terlihat Chuuya membawa dua piring berisi makanan, tapi bukan bubur.

" Kau ingin memberikan orang yg baru sembuh makanan berat humm ??? " Tanya Dazai dengan wajah meledeknya.

" Aku pikir kau tidak suka bubur, jadi kumasakkan makanan normal. Lagipula kau kan sudah baikan. " Jelas Chuuya sambil mulai menyuap makanan kemulutnya.

Tidak masalah jika makanannya bukan bubur, Dazai tidak suka bubur. Tapi ia baru saja sembuh. Yahh.... Baguslah Chuuya pengertian. Terdapat perdebatan batin Dazai.

" Sebaiknya kau makan, setelah ini aku akan pulang " pamit Chuuya.

" Hee... Kan aku mau mengajakmu main, jangan pulang dulu dong " rengek Dazai.

" Kau belum sepenuhnya sembuh, nanti saja hal aneh aneh nya. Setelah makan kau lanjut tidur. "

" Tidak mauuu, aku mau main bersama Chuuya " bantah Dazai.

" Ooi perban sialan!!! Kalau kau sakit sampai besok pun kita tak akan bisa bermain. Dan juga aku tidak bisa disini terus. Waktu kerja malam ku kau ambil. Jadi aku harus kerja pagi ini... " Omel Chuuya panjang lebar. Dazai mengerucut lucu.

Setelah selesai makan Chuuya membawa piring bekas makan mereka lalu pamit dengan Dazai.

Dilihat oleh Dazai Chuuya sudah berada diluar kawasan rumahnya melalui jendela. Chuuya sedang berjalan menuju rumahnya. Sunyi menyapa kamarnya, detak jam menjadi peramai, Dazai bingung dengan apa yg harus ia lakukan. Kepalanya terlalu pusing untuk sekedar bermain game ataupun bermain ponsel. Tapi ia juga tidak mungkin menunggu Chuuya seharian didepan jendela.

Sudah sekitar 30 menit Chuuya pergi meninggalkan rumahnya. Dazai menghabiskan waktunya hanya untuk bernapas selama itu.  Dazai kehilangan semangat seutuhnya.

" Chuuya lama banget sihh "

Tak lama dari keluhnya belnya berbunyi, Dazai malas membuka pintu. Tapi karena belnya terus menerus berbunyi maka Dazai membuka pintunya. Ternyata duo kouhainya.

" Selamat pagi Dazai-san maaf kami datang kesini pagi pagi " sapa Atsushi cerah.

" Kami disuruh Chuuya-san untuk mengawasimu " jelas Akutagawa suram. Dan dibalas senggolan oleh Atsushi.

" Chuuya berlebihan, aku hanya demam itu saja " jelas Dazai sambil menghela nafas. Yahhh dia tidak sepenuhnya keluh, dia juga senang mendengar kalau Chuuya sampai sebegitu perhatian dengannya.

" Tapi tidak mengapa kan kalau kami berada disini. " Tanya Atsushi.

" Kalau ga boleh juga gapapa, aku masih punya rencana dengan Jinko. " Tambah Akutagawa dan lagi lagi dibalas sikutan penuh cinta oleh Atsushi.

Those WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang