Bab 4 = Guru Les?

453 80 3
                                    

Kim Chaewon
Buku Untukmu, Soobin
Bab 2 = Perjanjian Kita

Kamu tau, aku suka banget yang namanya debat. Aku juga ambis dalam belajar, kamu pasti tau itu. Mungkin karena itu juga kamu ngajak aku jadi tutor kamu. Atau kamu ga mau ada guru les yang hancurin waktu kamu demi main bola.

Mungkin karena kita seumuran kamu bisa atur waktu dan bakal aku iyakan. Aku belum suka sama kamu di waktu itu, aku rasa kamu juga buang-buang waktuku untuk belajar.

Pasalnya aku butuh nilai yang bagus biar bisa masuk ke kuliah yang aku inginkan. Aku senang banget Pak Dean yang jadi wali kelasnya. Tapi aku jadi makin benci sama guru BK karena kamu, aku ngehabisin waktu aku cuma untuk ngajarin kamu.

Apakah aku kesal? Jawabannya iya, tapi apakah aku nyesal? Jawabannya enggak.

• Buku Untukmu, Soobin •

Chaewon baru masuk ke ruangan BK. Disana, dia udah liat Soobin duduk dikursi yang biasa dia tempati kalau semisal dia mau curhat. Tapi, kali ini Chaewon ga curhat. Pak Dean adil bener kalau ngasih nilai. Chaewon udah bersyukur. Pasti ada alasan lain kenapa dia dipanggil ke BK.

"Ada apa bu?" tanya Chaewon kepada Bu Nana. Guru paling cantik sejagat raya tapi galak karena dia bagian konseling.

"Kamu coba duduk disini dulu, ada yang mau Ibu sampaikan ke kamu," Bu Nana menepuk meja yang ada kursi didepannya. Soobin juga liatin Chaewon yang lagi berdiri di ujung.

Chaewon pun duduk di samping Soobin. Mata mereka berdua tertuju kepada Bu Nana yang udah kasih kuda-kuda buat umumin sesuatu.

"Kamu anggota klub debat kan Chaewon, kamu undang Soobin ke klub kamu dan juga kamu jadi tutor Soobin selama satu semester ini." jelas Bu Nana. Chaewon membulatkan matanya. Baru aja dia dikasih ketenggangan sekarang malah dapat beban baru.

"Tapi Bu, saya juga mau fokus belajar..." Soobin natap Chaewon iba. Seharusnya jangan Chaewon yang dianjurkan guru BK. Tapi malah Chaewon yang kena.

"Kamu sekelas dengan Soobin dan kamu pintar Chaewon. Kalau nilai Soobin naik, data kamu saya simpan untuk daftar kuliah nantinya." jelas Bu Nana lagi. Chaewon terdiam sebentar, tawarannya bagus banget.

"Yaudah deh Bu, saya terima aja." kata Chaewon. Soobin terkejut, cuma itu aja perjuangan Chaewon. Soobin kira dia bakal memberontak nolak eh nyatanya dia nerima dengan satu suapan aja.

"Ga bisa gini." ucap Soobin.

"Bisa Soobin. Kamu mau main bola lagi kan? Mending laksanakan anjuran saya aja. Dijamin kamu kaya dulu lagi." Bu Nana natap Soobin dengan tatapan yang mendukung Soobin untuk bermain bola. Tapi bukan timing yang tepat kalau dia milih bola daripada belajar.

"Gapapa kok Bin, sedia kok gue." mendengar jawaban Chaewon, Soobin jadi makin ga terima. Dia ga bisa marah sama Bu Nana dan juga Chaewon. Jadi dia keluar ke ruangan BK dan bantingin pintunya.

Dia ninggalin Chaewon dan Bu Nana yang kebingungan.

"Kenapa dia?" tanya Bu Nana. Chaewon menaikan bahunya, kenalannya aja baru berberapa hari kan belum tau sifat asli Soobin gimana.

"Ga tau saya Bu, pokoknya saya maksimalkan usaha saya biar nilai Soobin naik ya Bu, saya pamit dulu." Chaewon membungkuk dihadapan Bu Nana. Lalu, dia keluar kelas dan berjalan masuk ke kelasnya.

Buku Untukmu, Soobin 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang